Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
LEUKIMIA menjadi jenis kanker yang paling banyak diderita anak-anak di seluruh dunia. Kementerian Kesehatan mencatat bedasarkan data Globocan 2018, terdapat lebih dari 80 ribu anak yang menderita leukemia berbagai ragam dengan angka kematian mencapai 37.407 kasus.
Dokter spesialis penyakit dalam subspesialisasi hematologi onkologi RSUP Fatmawati dr Diah Ari Safitri menyebut usia pengidap leukemia granulositik kronik (LGK) di Indonesia lebih muda jika dibandingkan dengan Amerika Serikat. Usia rata-rata pengidap LGK di Indonesia 45 tahun, sedangkan di Amerika Serikat 65 tahun.
"Saya juga sering mendapatkan pasien LGK di usia teenager," kata Diah dalam diskusi daring beberapa waktu lalu.
Baca juga : Multiple Myeloma, Risiko Meningkat dengan Pertambahan Usia
Leukemia, jelasnya, merupakan kanker darah yang berasal dari sel-sel sumsum tulang. Pada leukemia, sel darah yang bersifat kanker terbentuk dan menekan sel darah sehat yang berada di sumsum tulang.
Sel leukemia bersifat khusus, yaitu tidak bisa matang seperti sel-sel yang sehat dan akan terus membelah membentuk sel-sel baru dengan lebih cepat. "Akan terjadi pengumpulan sel leukemia dalam sumsum tulang yang semakin lama semakin banyak, menekan sel normal, dan mengganggu fungsinya," ujarnya.
Menurutnya, hingga saat ini belum ada tes screening yang direkomendasikan untuk mendeteksi LGK secara dini. LGK sering kali ditemukan secara tidak sengaja seperti saat pasien sedang medical check up atau cek darah rutin dan saat pemeriksaan sel darah putih tinggi dan menetap lama sehingga perlu pemeriksaan selanjutnya.
Baca juga : Masyarakat Diminta Kenali Gejala Kanker Darah Multiple Myeloma
Jadi, LGK memiliki tiga fase perkembangan, yaitu fase kronik, akselerasi, dan fase krisis. Pada fase kronik, umumnya pasien tidak merasakan gejala apa pun dan biasanya pada fase ini sel darah imatur kurang dari 10%. Kemudian fase akselerasi sel darah imatur pada sumsum tulang itu cukup banyak, yakni sekitar 10%-19%.
"Sehingga gejala yang muncul lebih tampak dan perut terasa tak nyaman, flu, dan lainnya. Kemudian fase krisis blast dalam sumsum tulang sel darah imaturnya lebih dari 20%. Maka, gejala yang dialami pasien sering demam, infeksi, pendarahan, anemia, berat badan turun, dan lainnya," ujar Diah.
Faktor risiko penyebab leukemia ialah paparan yang menyebabkan kanker atau karsinogenik, rokok, terapi radiasi/kemoterapi, penyakit mielodisplasia sindrom, dan beberapa penyakit genetik langka.
Baca juga : Mengenal Kanker Limfoma: Penyebab, Pencegahan, dan Cara Mengobati
Sementara itu, gejala LGK tidak terlihat secara spesifik. Penderita merasa lemas, demam, dan semakin lama perut akan terasa begah karena pembesaran limpa atau karena sel darah putih terlalu tinggi. Sebagian mengalami rasa nyeri tulang, trombosit rendah karena pendarahan.
"Survival dari penderita LGK itu terjadi dari banyak faktor. Secara umum, 90% penderita LGK akan bertahan hidup 4-5 tahun lebih sejak pertama kali terdiagnosis. Faktor risiko yang menyebabkan survival buruk adalah penderita sejak awal sudah berada di fase akselerasi dan fase blast," katanya.
Kemudian, lanjut Diah, survival yang buruk jika terdiagnosis pada usia tua seperti di atas 65 tahun dan terdiagnosis ditambah pembesaran limpa serta trombosit rendah. "Sampai saat ini, penderita LGK sulit disembuhkan. Meskipun demikian, dengan dilakukan pengobatan, penderita LGK fase kronik bisa memiliki kualitas hidup yang baik dan memiliki usia harapan hidup yang normal," pungkasnya. (H-2)
MANTAN anggota idol K-pop F.ABLE, Shim Jaehyun atau yang dikenal sebagai Jaehyun, meninggal usai berjuang melawan kanker darah atau leukemia.
MANTAN anggota K-pop F.ABLE, Shim Jaehyun atau dikenal dengan Jaehyun, meninggal di usia 23 tahun pada Minggu, 29 Juni 2025. Ia melawan kanker darah atau leukemia
Kanker darah pada anak bisa dipicu berbagai faktor. Kenali penyebabnya sejak dini untuk pencegahan.
Limfoma non-Hodgkin adalah jenis kanker darah yang ditandai pembengkakan kelenjar getah bening tanpa rasa sakit. Waspadai gejala dan pentingnya deteksi dini.
Pelajari langkah-langkah pencegahan kanker darah sejak dini, mulai dari pola hidup sehat, pemeriksaan rutin, hingga mengenali gejala awal. Lindungi diri dan keluarga dengan deteksi dini.
Berbeda dengan tumor padat, kanker darah menyerang sistem peredaran darah dan sumsum tulang, sehingga gejalanya kerap disalahartikan sebagai penyakit biasa.
Etape 19 Tour de France yang semula berjarak 129,9 km menjadi 95 km, akibat ditemukannya wabah penyakit kulit nodular menular pada kawanan sapi di Col des Saisies.
Menurut data GLOBOCAN 2022, Indonesia termasuk dalam 10 besar negara dengan jumlah kasus kanker ovarium tertinggi di dunia.
Jika keluhan rasa lelah tak kunjung membaik, hal tersebut dapat memengaruhi aktivitas sehari-hari dan kualitas hidup seseorang.
Konsumsi sekedar satu potong daging olahan atau sekaleng soda sehari sudah dikaitkan dengan lonjakan resiko penyakit serius.
Herpes zoster biasanya diidentifikasi dengan munculnya rasa nyeri di kulit yang diikuti kemunculan ruam dan lepuhan berisi cairan.
TERAPAN stem cell therapy diklaim mampu mengobati penyakit yang sulit diobati dengan obat-obatan konvensional. Ada sejumlah terapi stem cell yang berkembang.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved