Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
SEJAK 2022, tren olahraga lari mulai diminati masyarakat. Peningkatan tren itu terliat dari semakin seringnya kompetisi maraton atau half maraton digelar.
Tren itu semakin ramai dengan banyaknya tokoh dan selebritas yang mulai ikut meramaikan olahraga ini. Seperti Dian Sastrowardoyo, Nagita Slavina, Melani Putri, Olla Ramlan, Nirina Zubir, Gisell, dan Fadil Jaidi.
Tidak semata hobi, mereka bahkan sampai mengikuti sejumlah maraton di mancanegara. Semua kegiatan lari mereka bagian di media sosial.
Baca juga : Peringati Hari Perempuan Internasional, Lomba AIA Vitality Women’s 10K Digelar di Solo
Tren olahraga lari menarik perhatian masyarakat untuk meningkatkan pola hidup sehat. Sayangnya di sisi lain, muncul tren 'tiba-tiba maraton'. Tren ini di mana mereka yang tidak pernah lari, tiba-tiba mengikuti kompetisi maraton.
Tapi apakah 'tiba-tiba maraton' aman bagi tubuh?
Bagi mereka yang memutuskan berpartisipasi dalam maraton diperlukan persiapan khusus. Pasalnya maraton tidak hanya menguji ketahanan fisik, tapi juga mental dari pelari itu. Jel's yang tetap ingin ikut tapi tidak ada persiapan simak penjelasan berikut.
Baca juga : AIA Vitality Women’s 10K Hadir Kembali dengan ‘Playground’ Baru di Solo
Risiko mengikuti kegiatan marathon tanpa persiapan antara lain;
1. Cedera: Tanpa pelatihan teratur, Jels berisiko mengalami cedera otot, sendi, atau tulang.
2. Ketidaknyamanan fisik: Jika tubuh Jel’s tidak terbiasa dengan jarak yang panjang akan muncul rasa tidak nyaman, seperti kelelahan berlebihan, kram otot, atau masalah pencernaan.
3. Masalah kesehatan serius: Memaksakan tubuh untuk menyelesaikan marathon tanpa persiapan dapat meningkatkan masalah kesehatan serius seperti dehidrasi, kelelahan bahkan penyakit serangan jantung.
4. Pengalaman buruk: Tanpa latihan, Jel's akan merasa maraton tidak menyenangkan dan menurunkan motivasi untuk berlari di masa depan.
Rehabilitasi Medik
Baca juga : Siti Atiqoh Berhasil Finish Borobudur Marathon 42KM
Masalah cedera ini menarik perhatian dokter Agus Pras, Sp.KFR, FPIM (USG) yang spesialis rehabilitasi medik. Sebelum mengikuti maraton, dokter Pras mengingatkan pentingnya latihan pra-kompetisi.
"Latihan menjadi kunci keberhasilan untuk bisa mencapai finis dengan kuat dan sehat," ujar dokter yang aktif membagikan konten kesehatannya pada akun tiktok @this.is.pras.
Bagi pemula, dokter Pras menyarankan untuk memulai berlari dengan jarak yang pendek. Misalnya dari 5 kilometer (km), 10 km, 21 km, dan baru ke 42 km.
Baca juga : Kampanyekan Gaya Hidup Ramah Lingkungan, Pertamina Eco RunFest 2023 akan Dimeriahkan 20.000 Peserta
Selain itu, pemilihan sepatu sebaiknya sesuai bentuk dan karakter kaki. Jangan semata mengejar merek tertentu, tapi tidak sesuai kaki.
Bila Jel's mengalami cedera, dokter Pras menyarakan metode Rest, Ice, Compression, elecation (RICE).
Apa itu RICE? Ini penjelasannya.
Rest
Jika Jel’s merasa sakit atau cedera saat berlari maka segeralah berhenti dan istirahat. Jangan memaksakan diri untuk melanjutkan.
Ice
Setelah diistirahatkan, gunakan kantong es yang dibungkus handuk tipis untuk mengompres area yang mengalami nyeri. Kompres area tersebut selam 15-20 menit setiap beberapa jam sekali.
Compression (Kompresi)
Jel’s dapat menggunakan perban elastis atau pembalut tekanan ringan untuk mengompres area yang cedera. Teknik ini dapat mengurangi pembengkakan. Namun jangan terlalu ketat karena dapat mengganggu aliran darah.
Elevation (elevasi)
Posisi bagian tubuh yang mengalami cedera diangkat setingkat jantung. Hal itu untuk mengurangi pembengkakan.
Meski sudah tiga hari melakukan RICE, cedera belum sembuh. Dokter Pras mengingatkan untuk berkonsultasi ke dokter.
"Olahraga itu baik, tapi harus perhatikan persiapan. Jangan lupa pemanasan yang benar, pastikan kita dalam kondisi yang sehat, cukup istirahat dan juga melakukan persiapan matang sebelum mengikuti race marathon," tegas dokter Pras.
Selamat mencoba Jel’s! (Z-3
SEBANYAK 12.500 peserta berpartisipasi dan berkompetisi pada ajang Digiland Run 2025 yang diadakan pada 18 Mei 2025.
SEBANYAK 2.118 peserta dari 46 negara antusias mengikuti ajang lari lintas alam Rinjani 100 Tahun 2025.
LOMBA lari biasanya dilakukan di jalan atau juga banyak dalam bentuk trail run yang dilakukan di jalan tanah atau di luar jalur biasa, tapi ada juga lari yang unik dilakukan di dalam sebuah mal.
Taman Budaya X Bogorun 2025 diharapkan akan menjadi tonggak baru dalam peta sport tourism nasional, menandai kebangkitan olahraga, ekonomi, dan budaya di Kabupaten Bogor.
Pola makan yang dimaksud adalah memenuhi asupan gizi seimbang seperti mengonsumsi karbohidrat, lemak dan protein yang sesuai dengan kebutuhan.
Dokter spesialis gizi klinik lulusan Universitas Indonesia, Angela Dalimarta, menyatakan bahwa nutrisi yang tepat merupakan fondasi utama dalam membangun daya tahan tubuh.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved