Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PENYAKIT Graves dan Strauma Basedow kerap kali dianggap sama. Pasalnya keduanya sama-sama masuk dalam kategori gangguan kelenjar tiroid atau gondokan dalam.
Nah kali ini kita akan membahas tentang perbedaan keduanya, mulai dari gejala hingga diagnosisnya.
Merupakan gangguan autoimun di mana sistem kekebalan tubuh menyerang kelenjar tiroid, menyebabkan produksi hormon tiroid yang berlebihan, yang dikenal sebagai hipertiroidisme.
Baca juga : Begini Strategi Pola Makan yang Tepat dalam Mengatasi Penyakit Graves dan TED
Ini adalah bentuk khusus dari Graves Disease, di mana pembengkakan kelenjar tiroid terjadi secara langsung.
Gejala meliputi pembesaran kelenjar tiroid, detak jantung cepat, peningkatan keringat, kelelahan, penurunan berat badan, gemetar, dan sensitivitas terhadap panas.
Gejala mirip dengan Graves Disease, tetapi fokus lebih pada pembengkakan kelenjar tiroid.
Baca juga : Penyakit Mata Tiroid: Gejala, Penyebab, Pencegahan, dan Pengobatan
Diagnosis didasarkan pada gejala klinis, pemeriksaan fisik, dan tes darah untuk mengukur hormon tiroid dan antibodi.
Diagnosis melibatkan observasi pembengkakan kelenjar tiroid yang khas, serta hasil tes darah yang menunjukkan peningkatan hormon tiroid dan antibodi.
Terapi meliputi penggunaan obat antitiroid, radiasi, atau pembedahan jika terapi medis tidak berhasil.
Baca juga : Mengenal Penyebab, Gejala, dan Pencegahan Gangguan Tiroid
Terapi serupa dengan Graves Disease, fokus pada pengendalian produksi hormon tiroid dan gejala pembengkakan.
Meskipun Graves Disease dan Struma Basedow terkait erat, memahami perbedaan antara keduanya penting untuk diagnosis yang tepat. Konsultasikan dengan dokter untuk perawatan yang sesuai dengan kondisi Anda.
Gondokan tidak selalu menimbulkan gejala. Gejala umum Struma Basedow meliputi batuk, suara serak, kesulitan menelan dan bernapas, pembengkakan leher, dan sensasi tertekan di tenggorokan. Sementara itu, Graves Disease ditandai dengan tremor, penurunan berat badan, mata menonjol, libido rendah, dan kulit merah pada kaki. Mata menonjol adalah tanda khas Graves Disease.
Dokter akan menanyakan riwayat kesehatan dan melakukan pemeriksaan fisik untuk menentukan tanda-tanda gangguan kelenjar tiroid. Untuk Graves Disease, tes darah dilakukan untuk mengukur hormon tiroid dan TSH. Selain itu, pemeriksaan yodium dianjurkan untuk mengetahui jumlahnya di kelenjar tiroid. Tes lanjutan seperti CT Scan, USG, dan MRI mungkin diperlukan.
Nah itu dia perbedaan nya, apabila Anda merasakan gejala di atas jangan lupa untuk konsultasi dengan dokter yah. (Z-3)
Penyakit mata tiroid, juga dikenal sebagai oftalmopati tiroid atau penyakit Graves, adalah kondisi di mana mata seseorang terpengaruh gangguan pada kelenjar tiroid.
Meskipun tidak ada hubungan langsung, sekitar 30% penderita Graves mengalami TED. Mengubah pola makan dapat menjadi kunci dalam mengelola gejala kedua kondisi ini.
Pada kanker tiroid, biasanya pasien sudah melalui operasi. Kedokteran nuklir berperan untuk menghilangkan sisa-sisa sel kanker.
Penyakit tiroid adalah istilah yang dokter gunakan ketika kelenjar tiroid tidak menghasilkan hormon tiroid dalam jumlah yang tepat.
Program RAISE Tiroid telah melakukan pelatihan kepada lebih dari 2.600 praktisi kesehatan dan menyediakan pemeriksaan gangguan tiroid untuk lebih dari 19.200 pasien di 59 kota, 12 Provinsi.
"Panic attack ini tiba-tiba sesak, mau mati, takut gila, dan lainnya. Ada juga agorafobia yakni takut sendiri, di tempat umum, transportasi umum, dia takut. Kondisi ini harus diwaspadai."
Program RAISE Tiroid ini diharapkan dapat meningkatkan terapi penanganan Hipotiroid sebanyak 5,5 kali lipat dan hipertiroid sebanyak 2,5 kali lipat pada tahun 2030.
Tiroid merupakan kelenjar berbentuk kupu-kupu di bagian depan leher yang memproduksi hormon untuk mengontrol kecepatan metabolisme.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved