Headline

Kementerian haji dan umrah menaikkan posisi Indonesia dalam diplomasi haji.

Rentetan Serangan Israel yang Tewaskan Jurnalis dan Tenaga Medis Dikecam Keras

Dhika Kusuma Winata
27/8/2025 13:36
Rentetan Serangan Israel yang Tewaskan Jurnalis dan Tenaga Medis Dikecam Keras
Koresponden Al Jazeera Anas al-Sharif (kiri) dan Mohamed Qraiqea tewas, bersama dengan tiga jurnalis Al Jazeera lainnya, dalam serangan Israel.(Anadolu)

ISRAEL menuai gelombang kecaman internasional setelah serangan udara menghantam Rumah Sakit Nasser di Khan Younis, Gaza Selatan, pada Senin (25/8) waktu setempat. Serangan tersebut menewaskan sedikitnya 20 orang, termasuk tenaga medis dan jurnalis dari berbagai media internasional.

Menurut otoritas Gaza, serangan pertama menewaskan seorang juru kamera Reuters yang saat itu sedang menyiarkan siaran langsung dari tangga di sisi gedung rumah sakit.

Sekitar sepuluh menit kemudian, serangan kedua kembali terjadi di lokasi yang sama dan menghantam sejumlah jurnalis serta tim penyelamat yang sedang mengevakuasi korban.

Total korban jiwa mencapai sedikitnya 20 orang, termasuk empat tenaga kesehatan dan lima jurnalis dari kantor berita besar seperti Associated Press, Reuters, Al Jazeera, serta Middle East Eye.

Militer Israel mengakui melancarkan serangan ke rumah sakit tersebut, namun menyatakan masih melakukan penyelidikan lebih lanjut. Pihak militer mengklaimmengidentifikasi sebuah kamera yang dipasang oleh Hamas di sekitar rumah sakit dan digunakan untuk memantau pergerakan pasukan IDF meski tidak memberikan bukti pendukung.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menegaskan bahwa warga sipil, termasuk tenaga medis dan jurnalis harus dihormati dan dilindungi setiap saat. Ia mendesak agar segera dilakukan investigasi independen dan menyeluruh atas peristiwa tersebut.

Sementara itu, juru bicara kantor hak asasi manusia PBB, Thameen al-Kheetan, menyebut serangan itu sebagai sesuatu yang mengejutkan dan tidak dapat diterima.

"Hal ini menimbulkan banyak pertanyaan tentang penargetan jurnalis dan semua insiden semacam ini harus benar-benar diselidiki serta pihak yang bertanggung jawab harus dimintai pertanggungjawaban," tegasnya dikutip BBC.

Kecaman juga datang dari para pemimpin dunia. Presiden Prancis Emmanuel Macron menyatakan aksi tersebut tidak bisa ditoleransi.

Tragedi di Khan Younis ini menambah panjang daftar korban jurnalis dalam konflik Gaza. Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ) turut menyampaikan pernyataan keras.

"Pembunuhan ini harus segera dihentikan. Para pelaku tidak boleh lagi dibiarkan bertindak dengan impunitas," tegas organisasi yang berbasis di New York itu. (Dhk/I-1)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Irvan Sihombing
Berita Lainnya