Headline

Kementerian haji dan umrah menaikkan posisi Indonesia dalam diplomasi haji.

Ukraina Akui Serangan Besar Rusia ke Dnipropetrovsk

Thalatie K Yani
27/8/2025 06:27
Ukraina Akui Serangan Besar Rusia ke Dnipropetrovsk
Ukraina mengaku rusia telah menyerang kawasan industri timur Dnipropetrovsk.(Media Sosial X)

PASUKAN Ukraina mengakui Rusia telah melancarkan serangan besar ke wilayah industri timur Dnipropetrovsk. Meski menegaskan upaya itu berhasil dibendung.

“Ini serangan dalam skala besar pertama di Dnipropetrovsk,” ujar Viktor Trehubov dari Grup Operasi Dnipro kepada BBC. Ia menambahkan, meski Rusia berusaha menembus garis pertahanan, gerak maju mereka sudah dihentikan.

Rusia sepanjang musim panas mengklaim telah memasuki wilayah tersebut, mendorong serangan dari Donetsk yang kini jadi pusat pertempuran. Proyek pemetaan Ukraina, DeepState, bahkan menilai Rusia telah menduduki dua desa di perbatasan, Zaporizke dan Novohryhorivka. Namun militer Ukraina membantah, menyebut keduanya masih dipertahankan dan pertempuran sengit terus berlangsung.

Dnipropetrovsk, dengan populasi pra-perang lebih dari 3 juta jiwa, merupakan pusat industri berat terbesar kedua Ukraina setelah Donbas. Meski Moskow tidak mengklaim wilayah ini seperti Donetsk dan empat wilayah timur lainnya, kota-kota besar termasuk ibu kota regional Dnipro kerap menjadi target serangan.

Serangan terbaru ini terjadi di tengah mandeknya upaya diplomasi internasional. Pertemuan Presiden AS Donald Trump dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Alaska belum menghasilkan terobosan. Trump bahkan sempat menyatakan mulai menyiapkan pertemuan langsung antara Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, namun Kremlin menolak dengan alasan agenda belum siap.

Putin dilaporkan menawarkan penghentian perang jika Ukraina menyerahkan sisa wilayah Donetsk, namun banyak pihak menilai Moskow memiliki ambisi lebih besar. Kolonel Pavlo Palisa, pejabat kantor presiden Ukraina, memperingatkan Rusia berencana menguasai seluruh wilayah di timur Sungai Dnipro.

Uni Eropa juga menolak opsi kompromi wilayah. Kepala kebijakan luar negeri UE, Kaja Kallas, menyebut tawaran semacam itu sebagai jebakan. “Kita lupa bahwa Rusia tidak pernah membuat konsesi apa pun, padahal merekalah agresornya,” tegasnya.

Di sisi lain, Ukraina dan sekutunya terus membicarakan jaminan keamanan pascaperang. Kanselir Jerman Friedrich Merz menegaskan hal itu penting untuk memperkuat kemampuan pertahanan Ukraina. Sementara Inggris menyatakan siap menempatkan pasukan setelah konflik usai.

Pemerintah Ukraina juga mengumumkan kebijakan baru: pria berusia 18 hingga 22 tahun kini diizinkan bepergian ke luar negeri. Perubahan ini melonggarkan aturan wajib izin bagi pria hingga usia 60 tahun. Perdana Menteri Yulia Svyrydenko mengatakan langkah itu bertujuan menjaga hubungan generasi muda dengan tanah air, mengingat usia minimal wajib militer saat ini adalah 25 tahun.

Diperkirakan 5,6 juta pria Ukraina saat ini tinggal di luar negeri. (BBC/Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya