Headline

Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.

Fokus

F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.

PM Thailand Peringatkan Potensi Perang dengan Kamboja

Dhika Kusuma Winata
25/7/2025 15:41
PM Thailand Peringatkan Potensi Perang dengan Kamboja
PM sementara Thailand, Phumtham Wechayachai.(AFP/ Lillian Suwanrumpha)

KONFLIK Thailand-Kamboja yang kembali meletus di perbatasan kedua negara itu telah memaksa lebih dari 138.000 warga sipil mengungsi. Pemerintah Thailand memperingatkan potensi konflik ini berkembang menjadi perang terbuka.

 

Perdana Menteri sementara Thailand, Phumtham Wechayachai, pada Jumat (25/7), menyatakan bentrokan yang terus berlangsung bisa meningkat menjadi peperangan.

 

"Kami sudah mencoba untuk kompromi karena kami bertetangga, tetapi sekarang kami telah memerintahkan militer Thailand untuk bertindak segera jika situasi mendesak," ujar Wechayachai kepada awak media di Bangkok. "Jika eskalasi terus berlanjut, ini bisa berkembang menjadi perang, meskipun saat ini masih terbatas pada bentrokan," imbuhnya.

 

Bentrokan bersenjata yang melibatkan jet tempur, artileri, tank, dan pasukan darat ini pertama kali pecah pada Kamis (24/7). Itu menyusul sengketa lama yang belum tuntas di wilayah perbatasan sepanjang 800 kilometer antara kedua negara.

 

Konflik terbaru dipicu oleh insiden penembakan pada Mei lalu yang menewaskan seorang prajurit Kamboja. Serangan terus berlanjut hingga Jumat (25/7). Pasukan Kamboja dilaporkan menggunakan senjata berat termasuk sistem roket BM-21.

 

Militer Thailand menyebut bentrokan terbaru terjadi di tiga lokasi pada Jumat, sejak pukul 04.00 pagi waktu setempat. Thailand merespons serangan setelah wilayahnya dihantam roket dan peluru artileri dari seberang perbatasan.

 

Jumlah Korban

Situasi di lapangan dilaporkan mencekam. Di kota Samraong, sekitar 20 kilometer dari garis perbatasan, warga terlihat bergegas meninggalkan rumah lalu mengungsi ke sebuah kuil Buddha untuk mencari perlindungan.

 

“Saya tinggal sangat dekat dengan perbatasan. Kami ketakutan karena mereka mulai menembak lagi sekitar pukul 6 pagi,” kata Pro Bak, 41, kepada AFP. “Saya tidak tahu kapan kami bisa kembali ke rumah," ujarnya.

 

Sementara itu, dari wilayah perbatasan Kamboja di Provinsi Oddar Meanchey, terdengar dentuman artileri tanpa henti. Seorang pria lansia berusia 70 tahun dilaporkan tewas dan lima warga lainnya terluka akibat serangan itu.

 

Thailand melaporkan jatuh 15 korban jiwa, terdiri dari 14 warga sipil dan seorang prajurit, serta 46 korban luka, termasuk 15 anggota militer.

 

Dampak politik dari krisis ini juga kian terasa. Thailand telah mengusir duta besar Kamboja dan menarik pulang utusannya dari Phnom Penh. Sebagai balasan, Kamboja menurunkan status hubungan diplomatik ke tingkat terendah dan memulangkan sebagian besar diplomat Thailand dari negaranya.

 

Sengketa perbatasan ini sebenarnya pernah memanas pada periode 2008 hingga 2011, yang menewaskan sedikitnya 28 orang dan menyebabkan puluhan ribu lainnya mengungsi.

 

Meski Mahkamah Internasional sempat mengeluarkan putusan pada 2013 yang meredakan konflik selama satu dekade, ketegangan kembali mencuat beberapa bulan terakhir. (M-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Bintang Krisanti
Berita Lainnya