Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Zohran Mamdani: Dari Imigran Muslim hingga Kandidat Wali Kota New York

Thalatie K Yani
27/6/2025 05:52
Zohran Mamdani: Dari Imigran Muslim hingga Kandidat Wali Kota New York
Zohran Mamdani, politisi progresif asal Queens, resmi menjadi kandidat Partai Demokrat untuk Wali Kota New York. Kenali sosok kandidat muslim pertama.(AFP)

ANGGOTA Majelis Negara Bagian New York, Zohran Mamdani, 33, dipastikan menjadi kandidat Partai Demokrat untuk pemilihan Wali Kota New York City, menandai tonggak sejarah sebagai kandidat Muslim pertama yang berhasil meraih pencalonan tersebut.

Dengan 95% suara dihitung, Mamdani unggul atas mantan Gubernur Andrew Cuomo dengan perolehan 43% berbanding 36% dalam pemilihan pendahuluan Partai Demokrat. Kemenangan ini didorong dukungan akar rumput yang masif dan platform progresif sayap kiri yang berani.

“Ini adalah sejarah yang kita buat bersama,” ujar Mamdani di hadapan para pendukungnya. “Saya akan menjadi calon resmi Partai Demokrat untuk Wali Kota New York.”

Meski sistem pemilu menggunakan ranked-choice voting (pilihan berurutan), keunggulan dan momentum Mamdani dinilai cukup kuat untuk mengamankan pencalonannya.

Dari Uganda ke Queens: Perjalanan Seorang Progresif

Lahir di Kampala, Uganda, Mamdani pindah ke New York saat berusia tujuh tahun. Ia menempuh pendidikan di Bronx High School of Science, lalu meraih gelar dalam studi Afrika dari Bowdoin College, tempat ia ikut mendirikan organisasi Students for Justice in Palestine.

Sebelum terjun ke dunia politik, ia bekerja sebagai penasihat perumahan bagi warga berpenghasilan rendah di Queens. Dalam kampanyenya, ia kerap menonjolkan akar Muslim dan imigran, termasuk merilis video kampanye berbahasa Urdu dan Spanyol serta menggandeng budaya populer seperti cuplikan Bollywood.

Ia menikah dengan Rama Duwaji, seniman Suriah yang tinggal di Brooklyn. Mamdani adalah putra dari sutradara kenamaan Mira Nair dan akademisi Profesor Mahmood Mamdani.

Janji Kampanye: Perangi Krisis Biaya Hidup

Dalam pidato kampanye, Mamdani menyoroti krisis biaya hidup di kota termahal di AS tersebut. Ia menyampaikan, “Satu dari empat warga hidup dalam kemiskinan, setengah juta anak tidur dalam keadaan lapar setiap malam. New York sedang kehilangan daya tariknya.”

Beberapa program unggulannya antara lain:

  • Layanan bus gratis di seluruh kota
  • Pembekuan harga sewa dan hukuman lebih tegas bagi pemilik properti nakal
  • Rantai supermarket milik kota dengan harga terjangkau
  • Penitipan anak gratis bagi anak usia 6 minggu hingga 5 tahun
  • Tiga kali lipat pembangunan hunian sewa bersubsidi yang dibangun serikat pekerja

Mamdani juga mengusulkan reformasi besar terhadap Kantor Wali Kota. Dimana memberdayakan kontrol terhadap properti dan memperluas ketersediaan hunian terjangkau secara permanen.

Gestur simbolik memperkuat kampanyenya, dari menyelam di Samudra Atlantik demi kampanye pembekuan sewa, hingga berbuka puasa Ramadan dengan burrito di kereta bawah tanah sebagai bentuk solidaritas terhadap krisis pangan.

Namun, sebagian pengamat menyebut programnya terlalu ambisius dan sulit direalisasikan, terutama dengan anggaran kota mencapai US$115 miliar dan 300.000 pegawai publik.

Diserang Karena Kurang Pengalaman

Andrew Cuomo, yang didukung sejumlah donor besar dan tokoh sentris seperti Bill Clinton, menyebut Mamdani “terlalu radikal” dan belum siap memimpin kota sekompleks New York. “Saya percaya pada pelatihan di tempat kerja, tapi bukan untuk jabatan wali kota New York,” kata Cuomo.

Meski demikian, analis politik Trip Yang menilai bahwa pengalaman bukanlah segalanya. “Zohran melakukan hal yang mustahil. Ia didukung ribuan relawan dan ratusan ribu donatur akar rumput,” ujarnya.

Isu Palestina dan Ancaman Islamofobia

Mamdani merupakan pendukung vokal hak-hak Palestina dan dikenal kritis terhadap kebijakan Israel. Ia mengusulkan penghapusan status bebas pajak bagi lembaga amal AS yang mendanai permukiman ilegal Israel. Ia juga menyebut Israel melakukan genosida di Gaza dan menyerukan penangkapan PM Benjamin Netanyahu. Israel membantah semua tuduhan tersebut.

Dalam wawancara, Mamdani menyatakan tak mendukung bentuk negara yang mendasarkan kewarganegaraan pada agama. Namun, ia juga menegaskan Israel memiliki hak untuk eksis sebagai negara dan harus mematuhi hukum internasional. “Seperti semua negara, Israel punya hak untuk eksis dan kewajiban untuk menaati hukum,” ujarnya dalam The Late Show.

Ia juga menegaskan tidak ada tempat untuk antisemitisme di New York, dan berjanji meningkatkan anggaran untuk memerangi kejahatan bermotif kebencian jika terpilih.

Namun di sisi lain, Cuomo menyebut dirinya “pendukung berat Israel, dan bangga akan hal itu.”

Arah Baru Partai Demokrat?

Pemilihan ini tak hanya mencerminkan pergeseran politik di New York, tetapi juga menandai pertarungan visi di tubuh Partai Demokrat. Bagaimana partai menyikapi isu-isu seperti Palestina, Islamofobia, krisis perumahan, dan ketimpangan ekonomi akan menjadi kunci — termasuk dalam menghadapi Donald Trump di pemilu nasional mendatang. (BBC/Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya