Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Telepon Mohammed bin Salman, Erdogan: Israel Ancaman Terbesar Stabilitas Kawasan

Wisnu Arto Subari
15/6/2025 23:09
Telepon Mohammed bin Salman, Erdogan: Israel Ancaman Terbesar Stabilitas Kawasan
Recep Tayyip Erdogan.(Dok Al-Jazeera)

ISRAEL adalah ancaman terbesar bagi stabilitas dan keamanan kawasan. Ini ditegaskan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Sabtu (14/6) dalam panggilan telepon dengan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman.

Presiden Erdogan mengatakan, "Israel, di bawah pemerintahan Netanyahu, menimbulkan ancaman terbesar bagi stabilitas dan keamanan kawasan, dan ini telah ditegaskan kembali melalui serangannya baru-baru ini terhadap Iran," kata Direktorat Komunikasi Türkiye dalam sebuah pernyataan pada X.

Erdogan dan putra mahkota Saudi, yang juga dikenal sebagai MBS, membahas konflik Israel-Iran dan isu-isu regional dan global lain selama percakapan tersebut.

"Diamnya masyarakat internasional dalam menghadapi pendudukan dan genosida di Palestina telah membuat Israel semakin berani dalam tindakannya yang melanggar hukum dan agresif," katanya.

Agresi Israel terhadap Iran, imbuh Erdogan, pada saat upaya sedang berlangsung untuk mencapai kompromi melalui pembicaraan nuklir antara Washington dan Teheran ditujukan untuk merusak upaya perdamaian.

Ia menambahkan bahwa serangan yang menyebabkan kebocoran nuklir itu sekali lagi mengungkap betapa tidak bertanggung jawabnya Israel mengancam keamanan regional dan global. Pemimpin Turki itu menggarisbawahi bahwa kawasan itu tidak dapat menanggung krisis lain, memperingatkan bahwa perang yang menghancurkan dapat memicu gelombang migrasi tidak teratur yang memengaruhi semua negara di kawasan itu. 

Ia mengatakan sengketa nuklir hanya dapat diselesaikan melalui pembicaraan yang berkelanjutan. Israel melancarkan serangkaian serangan terhadap wilayah Iran dengan menargetkan fasilitas nuklir dan rudal pada Jumat (13/6) pagi, menewaskan tokoh militer senior dan ilmuwan. 

Gelombang serangan terus berlanjut dan mengakibatkan kematian sedikitnya 78 orang dengan 320 lain terluka, menurut angka yang sebelumnya diumumkan oleh utusan Iran untuk PBB. 

Kepala Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) Rafael Grossi mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB pada Jumat bahwa tingkat radioaktivitas di luar lokasi Natanz tetap tidak berubah dan pada tingkat normal. Akan tetapi ia menegaskan bahwa serangan tersebut menyebabkan kontaminasi radiologis dan kimia di dalam fasilitas tersebut. (Anadolu/I-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya