Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Dari Kencan Buta Menjadi Ibu Negara: Siapa Kim Hye-kyung, Istri Presiden Baru Korea Selatan?

Haufan Hasyim Salengke
05/6/2025 13:03

PADA Agustus 1990, Lee Jae-myung, seorang pengacara yang baru saja lulus, membuat keputusan berani untuk menikahi salah satu dari lima perempuan yang pernah diajaknya kencan buta dalam waktu satu bulan.

Dengan tekad yang sama yang nantinya akan menjadi ciri khas karier politiknya, Lee mengatur lima kencan buta tersebut. Dari kelima perempuan tersebut, Kim Hye-kyung, perempuan ketiga yang diajak kencan, tetap setia berada di sisinya sejak saat itu, hingga berdiri di sampingnya selama pelantikan sebagai Presiden terpilih Korea Selatan, Rabu (4/6).

Ibu negara baru Korea Selatan ini lahir dari keluarga kelas menengah di Seoul pada 1966. Kim lulus dari Sunhwa Arts High School dan belajar piano di Sookmyung Women’s University. Latar belakangnya berbeda dengan Lee yang tumbuh dalam kemiskinan sehingga sempat putus sekolah dan memutuskan bekerja selepas SD lantaran keluarganya tidak mampu membiayai pendidikan menengahnya.

Kim bertemu Lee saat bersiap untuk belajar di Austria, tetapi tujuh bulan kemudian, rencana tersebut berubah ketika ia menikahinya, yang memulai perjalanan politik sang suami selama 35 tahun yang penuh gejolak.

Ketika Lee terjun ke dunia politik pada awal 2000-an, Kim awalnya menentang langkah tersebut. Namun, saat ia melihat Lee mendorong perubahan di masyarakat dan membangun dukungan publik sebagai wali kota Seongnam, penentangannya berubah menjadi dukungan. Selama pencalonan presiden pertama Lee pada 2017, Kim menemaninya dalam kampanye regional dan bahkan tampil bersamanya dalam program hiburan.

Skandal Pribadi?

Namun, Kim juga menghadapi kontroversi politik bersama suaminya. Pada 2018, ia dituduh mengelola akun media sosial yang mengunggah komentar-komentar yang merendahkan tentang politisi lawan dan daerah-daerah tertentu. Pada 2022, ia menghadapi tuduhan menggunakan kartu kredit pemerintah Provinsi Gyeonggi untuk pengeluaran pribadi.

Dampak dari hal tersebut mendorong Kim untuk tidak menonjolkan diri selama kampanye Lee. Ia sebagian besar menjauh dari sorotan media dan menjalankan sebagian besar jadwalnya secara terpisah dari sang suami.

Bagi presiden baru, yang telah melewati berbagai dakwaan, persidangan, dan krisis politik, Kim telah menjadi sosok yang teguh.

Tahun lalu, menjelang putusan pengadilan pertama untuk istrinya, yang didakwa atas tuduhan melanggar undang-undang pemilu, Lee membagikan pesan di media sosial.

"Saya biasanya tidak menangis... tetapi saya tidak dapat menahannya ketika melihat istri saya diseret seperti penjahat tanpa kesalahannya sendiri, hanya karena saya," tulisnya. "Bahkan sekarang, dada saya terasa sesak, saya tidak dapat bernapas dan saya tidak dapat melihat apa yang ada di depan."

Lee mengakhiri unggahannya dengan kalimat yang sederhana namun emosional: "Hye-kyung, aku mencintaimu."

Kantor Ibu Negara

Perhatian kini beralih pada apakah Kantor Ibu Negara akan dipulihkan. Kantor tersebut biasanya mencakup lima hingga 10 anggota staf dan mengawasi jadwal, protokol, pakaian, dan kegiatan ibu negara lainnya.

Awalnya didirikan pada 1972 di bawah mantan orang kuat Park Chung-hee, kantor tersebut dihapuskan selama pemerintahan Park Geun-hye, dihidupkan kembali di masa Presiden Moon Jae-in, dan dihilangkan lagi di era Presiden Yoon Suk Yeol.

Lee berpendapat bahwa kantor tersebut diperlukan tetapi harus dioperasikan secara transparan. Kantor tersebut kemungkinan akan dipulihkan sebagai bagian dari perubahan personel dan struktural yang lebih luas di bawah pemerintahan baru. (Korea Times/B-3)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Haufan Salengke
Berita Lainnya