Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
PRESIDEN Amerika Serikat Donald Trump telah mengumumkan akan mencabut semua sanksi terhadap Suriah, menyatakan bahwa sudah waktunya bagi negara tersebut untuk “bergerak maju”, memberikan sebuah negara yang telah hancur akibat perang saudara selama bertahun-tahun sebagai pembuka jalan yang sangat penting untuk menghidupkan kembali ekonominya yang telah hancur.
Berbicara di sebuah forum investasi di Riyadh, Arab Saudi, dalam lawatannya ke Timur Tengah pada hari Selasa (13/5), Trump mengatakan bahwa tindakan-tindakan penghukuman telah mencapai “tujuannya” dan tidak lagi diperlukan.
“Saya akan memerintahkan penghentian sanksi terhadap Suriah untuk memberi mereka kesempatan meraih kejayaan,” katanya. “Ini adalah waktu mereka untuk bersinar. Kami akan mencabut semuanya”.
Presiden mengakhiri pidatonya dengan sebuah pesan langsung kepada Damaskus: “Semoga berhasil, Suriah. Tunjukkan kepada kami sesuatu yang sangat istimewa.”
Pengumuman ini menandai perubahan dramatis dalam kebijakan Washington selama bertahun-tahun terhadap Suriah, yang mana sanksi-sanksi ditargetkan pada pemerintahan Presiden Bashar al-Assad. Setelah ia digulingkan selama bertahun-tahun perang. Warga Suriah menderita ratusan ribu korban jiwa dan jutaan orang mengungsi selama perang.
“Ada pemerintahan baru yang mudah-mudahan akan berhasil menstabilkan negara dan menjaga perdamaian,” kata Trump di Riyadh, mengacu pada pemerintahan sementara yang dipimpin oleh Presiden Ahmed al-Sharaa.
Kemudian pada hari Selasa, Al Jazeera Arabic melaporkan bahwa al-Sharaa akan bertemu dengan Trump di Arab Saudi pada hari Rabu, menurut Direktur Hubungan di Kementerian Informasi Suriah.
Trump telah menyatakan bahwa Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio akan bertemu dengan Menteri Luar Negeri Suriah Asaad al-Shaibani di Turki minggu ini, dan mengatakan bahwa keputusannya untuk mengakhiri sanksi tersebut dipengaruhi oleh pembicaraan dengan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MBS) dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Al-Shaibani menyambut baik pengumuman tersebut, menyebutnya sebagai “titik balik yang sangat penting bagi rakyat Suriah ketika kita bergerak menuju masa depan yang stabil, swasembada, dan rekonstruksi yang benar setelah bertahun-tahun perang yang menghancurkan”, menurut kantor berita SANA yang dikelola pemerintah.
“Ada pemerintahan baru yang mudah-mudahan akan berhasil menstabilkan negara dan menjaga perdamaian,” kata Trump di Riyadh, mengacu pada pemerintahan sementara yang dipimpin oleh Presiden Ahmed al-Sharaa.
Kemudian pada hari Selasa, Al Jazeera Arabic melaporkan bahwa al-Sharaa akan bertemu dengan Trump di Arab Saudi pada hari Rabu, menurut Direktur Hubungan di Kementerian Informasi Suriah. (H-4)
PEMERINTAH Suriah belum siap untuk berunding sampai pihak Israel memenuhi persyaratan Perjanjian Pelepasan 1974. Demikian dilaporkan saluran TV Suriah Al-Ikhbaria.
PEMERINTAH Israel menyatakan kesediaannya untuk menjajaki perdamaian dengan Suriah.
Presiden sementara Suriah Ahmad al-Sharaa dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sedang dipertimbangkan untuk bertemu di sela-sela Majelis Umum PBB yang akan datang di New York.
PARA pemimpin Iran menyadari bahwa mereka sendiri yang harus melawan AS dan Israel. Republik Islam itu tidak punya jaringan proksi dan sekutu di Timur Tengah dan sekitarnya.
KONFLIK Iran-Israel dapat berdampak sangat negatif terhadap Suriah jika terus meningkat.
TENTARA Israel menghadapi tantangan logistik dan mekanis yang semakin besar di tengah perang berkepanjangan di Jalur Gaza, Palestina.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved