Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PRESIDEN Ukraina Volodymyr Zelensky menyatakan bahwa pihaknya telah menerima usulan dari Rusia untuk melanjutkan kembali perundingan damai yang sempat tertunda di Istanbul.
Keputusan ini diumumkan setelah Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mendorong Kyiv agar menyetujui usulan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Dalam pernyataannya pada Senin (12/5) yang dikutip dari Anadolu, Zelensky menyampaikan bahwa Ukraina kini menantikan pengumuman resmi dari Moskow mengenai dimulainya gencatan senjata.
“Kami menunggu gencatan senjata penuh dan berkelanjutan, mulai besok, untuk menyediakan dasar yang diperlukan bagi diplomasi. Tidak ada gunanya memperpanjang pembunuhan. Dan saya akan menunggu Putin di Turki pada hari Kamis. Secara pribadi. Saya berharap kali ini Rusia tidak akan mencari-cari alasan,” ujarnya.
Langkah Rusia mengundang Ukraina untuk kembali berunding disampaikan oleh Putin pada Minggu malam. Ia menyatakan kesiapan untuk melanjutkan dialog damai yang terakhir kali berlangsung di Istanbul pada Maret 2022.
Sebelumnya, pada Sabtu (10/5), Zelensky bersama para pemimpin dari Jerman, Prancis, Polandia, dan Inggris telah mengusulkan deklarasi gencatan senjata selama 30 hari, yang rencananya dimulai pada 12 Mei.
Sementara itu, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyambut baik sikap Putin yang terbuka terhadap kelanjutan proses damai. Dalam komunikasi via telepon, Erdogan menyatakan, Turki siap menjadi tuan rumah perundingan lanjutan demi menemukan solusi damai yang berkelanjutan.
Di sisi lain, mantan Presiden AS Donald Trump turut mendorong percepatan pertemuan antara kedua pihak. Dalam unggahannya di Truth Social, Trump menuliskan bahwa Putin “tidak ingin mengadakan Perjanjian Gencatan Senjata dengan Ukraina, tetapi ingin bertemu pada Kamis mendatang, di Turki untuk merundingkan kemungkinan diakhirinya pertumpahan darah.”
Trump juga menekankan pentingnya bagi Ukraina untuk menyetujui pertemuan tersebut.
“Ukraina harus menyetujuinya, segera. Setidaknya mereka akan dapat menentukan apakah kesepakatan itu mungkin atau tidak, dan jika tidak, para pemimpin Eropa, dan AS, akan tahu di mana posisi mereka, dan dapat melanjutkan sesuai dengan itu!,” tulisnya.
Namun, Trump juga menyampaikan keraguannya terhadap kesepakatan damai yang bisa dicapai dalam waktu dekat, mengingat Putin tengah fokus memperingati Hari Kemenangan atas Nazi dalam Perang Dunia II.
“Lakukan pertemuan sekarang,” tegasnya. (Fer/I-1)
Zelensky pun menuduh bahwa serangan terbaru tersebut adalah bentuk sabotase terhadap upaya perdamaian, sebuah tuduhan yang juga disampaikan Rusia kepada Ukraina.
Zelensky menekankan bahwa Rusia harus menunjukkan niat tulus untuk mengakhiri perang atau akan menghadapi tekanan yang meningkat dari mitra internasionalnya.
SEORANG pengguna X menuding Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky tidak ingin konflik dengan Rusia berakhir.
PRESIDEN Ukraina Volodymyr Zelensky tetap bekerja sama dengan Washington serta mitra-mitra di Eropa untuk mencapai perdamaian di negaranya dan berakhirnya perang dengan Rusia.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky harus menemukan cara untuk memperbaiki hubungan dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Beijing mendukung masyarakat internasional dalam memperkuat keterlibatan dan dialog dengan pemerintah sementara Afghanistan.
Otoritas Emirat Islam Afghanistan menyebut pengakuan Rusia sebagai keputusan berani yang akan menjadi contoh bagi negara-negara lain.
PRESIDEN Amerika Serikat Donald Trump mengungkapkan tidak berhasil membuat kemajuan dalam upaya mengakhiri perang di Ukraina.
PRESIDEN Rusia Vladimir Putin menyampaikan Moskow tidak akan mundur dari tujuannya di Ukraina. Hal itu dikatakan Putin kepada Presiden Amerika Serikat Donald Trump dalam percakapan telepon.
Wakil kepala angkatan laut Rusia Mayor Jenderal Mikhail Gudkov tewas dekat perbatasan Ukraina.
Donald Trump mengakui tak ada kemajuan dalam pembicaraan damai dengan Vladimir Putin terkait perang Ukraina.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved