Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
HANYA berselang kurang dari tiga jam setelah gempa dahsyat mengguncang yang telah menewaskan lebih dari 1.600 orang, junta militer Myanmar terus mengebom beberapa bagian negara yang dilanda perang itu.
PBB menggambarkan serangan itu sebagai hal yang sangat keterlaluan dan tidak dapat diterima. Pelapor Khusus PBB Tom Andrews mengatakan kepada BBC, “Sulit dipercaya militer (junta) terus menjatuhkan bom ketika Anda mencoba menyelamatkan orang."
Ia meminta rezim militer, yang merebut kekuasaan dalam kudeta hampir empat tahun lalu, untuk menghentikan semua operasi militer.
"Siapa pun yang memiliki pengaruh terhadap militer perlu meningkatkan tekanan dan menjelaskan dengan sangat jelas bahwa ini tidak dapat diterima," tegasnya. "Saya meminta junta untuk berhenti, menghentikan semua operasi militernya," imbuhnya.
BBC Burmese mengonfirmasi bahwa orang tewas dalam serangan udara di Naungcho di Negara Bagian Shan. Serangan ini terjadi sekitar pukul 15.30 waktu setempat, kurang dari tiga jam setelah gempa terjadi, Jumat (28/3).
Kelompok pemberontak prodemokrasi yang berjuang untuk menyingkirkan militer dari kekuasaan telah melaporkan pengeboman udara di kotapraja Chang-U di wilayah Sagaing di barat laut, pusat gempa. Ada juga laporan serangan udara di wilayah dekat perbatasan Thailand.
Pemerintah Persatuan Nasional (NUG), yang mewakili pemerintahan sipil yang digulingkan, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa angkatan bersenjatanya akan memulai penundaan dua minggu operasi militer ofensif, kecuali untuk tindakan defensif, di wilayah yang terkena dampak gempa, mulai Minggu (30/3).
Gempa magnitudo 7,7 pada Jumat (28/3) terjadi setelah empat tahun perang saudara di Myanmar yang menyusul kudeta militer pada 2021.
Kudeta tersebut memicu protes besar-besaran, dengan ribuan orang turun ke jalan setiap hari, menuntut pemulihan pemerintahan sipil.
Junta, yang telah menderita kekalahan terus-menerus dan memalukan serta kehilangan sebagian besar wilayah, semakin mengandalkan serangan udara untuk menghancurkan perlawanan terhadap kekuasaannya.
Sebagian besar wilayah Sagaing, episentrum gempa, kini berada di bawah kendali kelompok perlawanan prodemokrasi.
Sementara itu, setelah menutup negaranya dari dunia luar selama empat tahun perang saudara, pemimpin junta militer Myanmar Min Aung Hlaing mengumumkan keadaan darurat.
Dalam penampilannya yang langka itu, Min Aung Hlaing menyampaikan, “Undangan terbuka bagi organisasi dan negara mana pun yang ingin datang dan membantu orang-orang yang membutuhkan di negara kita.” (BBC/B-3)
Sekitar 653 orang yang terjebak di bawah reruntuhan bangunan diselamatkan oleh tim penyelamat lokal dan internasional, sementara 682 jenazah ditemukan dari reruntuhan.
Bantuan gempa Myanmar dikoordinasikan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Kementerian Luar Negeri, bekerja sama dengan berbagai instansi terkait.
Korban tewas di Myanmar terus bertambah setidaknya 1.644 orang meninggal. Selain itu, ada 3.408 orang hilang.
Gempa berkekuatan magnitudo 7,7 mengguncang Myanmar pada Jumat (28/3) dengan pusat gempa berada di wilayah Sagaing.
Gempa dangkal berkekuatan 7,7 skala Richter melanda barat laut kota Sagaing di Myanmar tengah, disusul oleh gempa susulan berkekuatan 6,7 skala Richter beberapa menit kemudian.
JUNTA militer mengumumkan gencatan senjata sementara dalam perang saudara Myanmar untuk memfasilitasi upaya bantuan setelah gempa berkekuatan 7,7 magnitudo.
UPAYA penyelamatan korban gempa di Myanmar terus berlanjut. Pemerintahan junta militer mengatakan jumlah orang yang tewas kini meningkat menjadi 2.056 orang
Jumlah korban meninggal dunia akibat gempa bumi di Myanmar terus bertambah. Data terbaru menyebut angkanya kini mencapai 144 orang. Sebanyak 732 orang terluka.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved