5 Poin Pidato Donald Trump Usai Dilantik Sebagai Presiden ke-47

Thalatie K Yani
21/1/2025 05:11
5 Poin Pidato Donald Trump Usai Dilantik Sebagai Presiden ke-47
Donald Trump memulai masa jabatan sebagai Presiden AS dengan pidato pelantikan berdurasi 29 menit yang menyoroti janji kebijakan besar dan kritik terhadap pemerintahan sebelumnya.(Media Sosial X)

DONALD Trump resmi dilantik sebagai Presiden ke-47 Amerika Serikat, memulai masa jabatan keduanya di Gedung Putih setelah kemenangan telak dalam pemilu November lalu.

Dalam pidato pelantikannya yang berdurasi 29 menit, Trump berjanji mengembalikan impian Amerika seraya memperingatkan tentang apa yang ia sebut sebagai kekacauan dan kehancuran yang ditinggalkan pemerintahan sebelumnya.

5 Poin Pidato Donald Trump

1. Era Keemasan Amerika

Trump membuka pidatonya dengan nada optimis. "Era keemasan Amerika dimulai sekarang," ia menegaskan. "Mulai hari ini, negara kita akan makmur dan dihormati."  

Nada ini sangat berbeda dari pidatonya delapan tahun lalu, ketika ia menggambarkan kondisi suram industri dan ekonomi Amerika yang dirugikan eksploitasi asing. 

Namun, seiring berjalannya pidato, nada Trump berubah. Presiden memberikan penilaian kelam tentang kondisi Amerika saat ini, menggambarkan adanya "establishment radikal dan korup" yang "bahkan tidak mampu mengelola krisis sederhana di dalam negeri," merujuk pada kebakaran hutan yang melanda Los Angeles.  

"Kita tidak akan membiarkan diri kita dimanfaatkan lagi," tegas Trump.

2. Daftar kebijakan

Biasanya, presiden menggunakan pidato pelantikan untuk menyerukan persatuan, dengan janji yang luas dan luhur tanpa banyak detail kebijakan. Namun, Trump langsung membahas kebijakan spesifik, menyebutkan daftar janji dan tindakan yang akan ia ambil dalam 100 hari pertama.  

Ia menyatakan akan mengumumkan keadaan darurat nasional di perbatasan selatan (hal yang pernah ia lakukan pada 2019) dan mengerahkan pasukan nasional untuk penegakan imigrasi, seperti yang ia janjikan dalam kampanye.  

Selain itu, ia juga berjanji menandatangani perintah eksekutif untuk "segera menghentikan sensor dan mengembalikan kebebasan berbicara di Amerika."

3. Diselamatkan oleh Tuhan

Trump mengingat kembali salah satu momen paling mengejutkan dalam kampanye presidennya yang penuh gejolak: upaya pembunuhan terhadapnya.  

"Mereka yang ingin menghentikan perjuangan kita telah mencoba mengambil kebebasan saya, bahkan nyawa saya," katanya.  

"Hanya beberapa bulan lalu, di sebuah ladang indah di Pennsylvania, peluru seorang pembunuh menembus telinga saya. Tetapi saya merasa, dan semakin percaya, bahwa hidup saya diselamatkan untuk sebuah alasan," lanjut Trump.  

"Saya diselamatkan oleh Tuhan untuk membuat Amerika hebat kembali."

4. Mars dan Terusan Panama

Trump juga menyinggung kebijakan luar negeri dan ambisi luar angkasa. Ia berjanji untuk mengambil kembali kendali atas Terusan Panama, meskipun klaimnya bahwa terusan tersebut saat ini dioperasikan Tiongkok tidaklah benar. Panama memiliki kedaulatan penuh atas terusan itu. "Kita akan mengambilnya kembali," kata Trump.  

Ia juga memicu tawa dari mantan Menteri Luar Negeri Hillary Clinton ketika mengatakan akan mengganti nama Teluk Meksiko menjadi "Teluk Amerika."  

Trump juga mengarahkan pandangannya ke langit, berjanji untuk "mengejar takdir kita di antara bintang-bintang, menanamkan bendera Amerika di planet Mars."  

Pernyataan ini disambut senyuman cerah dari Elon Musk, miliarder teknologi sekaligus penasihat Trump, yang telah lama menyatakan keinginannya untuk menjadikan manusia penghuni Mars.

5. Hanya Ada Dua Gender

Bagi pendukung Trump yang menyaksikan pidato tersebut di arena Capitol One di Washington DC, salah satu bagian yang mendapat sorakan paling meriah adalah saat presiden berkata:  "Mulai sekarang, kebijakan resmi pemerintah Amerika Serikat adalah bahwa hanya ada dua gender: laki-laki dan perempuan."  

Trump berjanji untuk menghentikan upaya "rekayasa sosial terhadap ras dan gender di setiap aspek kehidupan publik dan pribadi."  

Ia juga menjanjikan sebuah negara yang "tidak memandang warna kulit dan berbasis pada meritokrasi."  (BBC/Z-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya