Headline
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
TikTok sedang menghadapi tekanan besar untuk tetap bertahan di pasar Amerika Serikat. Pemerintah AS memberikan tenggat waktu hingga 19 Januari 2025 bagi ByteDance untuk menjual aplikasi ini.
Jika tidak, TikTok akan dilarang sepenuhnya, yang akan menjadi pukulan besar bagi platform ini.
Salah satu tantangan terbesar bagi ByteDance adalah mendapatkan pembeli yang dapat menyelesaikan kesepakatan ini tanpa melibatkan algoritma TikTok, yang dianggap sebagai "jantung" dari kesuksesan aplikasi ini.
Pemerintah Tiongkok telah menyatakan bahwa algoritma tersebut adalah kekayaan intelektual yang tidak boleh dijual ke pihak asing. Hal ini mempersulit proses penjualan karena sebagian besar calon pembeli menginginkan akses penuh ke teknologi ini.
Investor Frank McCourt, pendiri Project Liberty, telah menunjukkan minatnya untuk membeli versi AS dari TikTok. Bersama konsorsium investor lainnya, ia telah mengajukan tawaran verbal senilai $20 miliar untuk membeli aplikasi ini.
Namun, tanpa algoritma utama, banyak yang meragukan apakah TikTok akan tetap memiliki daya tarik yang sama bagi pengguna.
Larangan ini tidak hanya akan memengaruhi pengguna TikTok tetapi juga perekonomian digital AS secara keseluruhan. TikTok telah menjadi alat penting bagi bisnis kecil, kreator konten, dan influencer untuk menjangkau audiens mereka.
Selain itu, aplikasi ini telah menciptakan lapangan kerja bagi sekitar 7.000 orang di AS. Jika larangan diberlakukan, ribuan pekerjaan tersebut berada dalam risiko.
Salah satu opsi yang dapat diambil ByteDance adalah bernegosiasi untuk mempertahankan sebagian kontrol atas TikTok sambil mematuhi persyaratan pemerintah AS.
Namun, ini adalah solusi yang kompleks dan memerlukan persetujuan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah Tiongkok.
Pada 10 Januari 2025, Mahkamah Agung akan memutuskan apakah larangan TikTok melanggar hak kebebasan berbicara. Keputusan ini akan menjadi titik balik bagi nasib TikTok di Amerika Serikat.
Banyak pihak yang berharap Mahkamah Agung dapat memberikan keputusan yang adil dan mempertimbangkan dampak luas dari larangan ini. (Usatoday/Z-10)
TikTok menghadapi larangan di AS akibat kekhawatiran keamanan nasional. Apa dampaknya bagi pengguna dan perusahaan? Baca lebih lanjut di sini.
ByteDance, perusahaan induk Tiktok asal Tiongkok yang memiliki aplikasi video pendek populer tersebut, dilaporkan tengah mengembangkan aplikasi alternatif khusus untuk pasar AS.
Hingga Kamis (24/4), Edits telah diunduh sebanyak 1,2 juta kali di iOS dan 5,9 juta kali di Android dengan total 7,1 juta kali.
Ketegangan dagang kembali memanas antara dua raksasa ekonomi dunia. Kali ini, nasib TikTok jadi tumbal dalam pusaran tarik-ulur kepentingan politik dan ekonomi.
Pemerintah Amerika Serikat meyakini ByteDance, perusahaan induk TikTok, bakal menyepakati penjualan TikTok kepada AS sebelum batas waktu 5 April 2025.
CEO General Atlantic dan anggota dewan ByteDance, Bill Ford, mengungkapkan kesepakatan menjaga TikTok tetap aktif di Amerika Serikat akan segera tercapai.
Presiden AS Donald Trump menunda pelaksanaan larangan terhadap TikTok dan tarif Tiongkok menimbulkan berbagai reaksi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved