Headline
Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.
Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.
Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.
PARA ilmuwan menemukan fosil ikan coelacanth purba berusia 380 juta tahun dari zaman Devonian, yang terawetkan di wilayah terpencil Australia Barat.
Dalam penelitian, spesies baru coelacanth dari periode Devonian ini dinamakan Ngamugawi wirngarri. Ngamugawi berarti "ikan purba" dalam bahasa Gooniyandi, bahasa penduduk asli Australia di wilayah Kimberley. Sedangkan “Wirngarri” memberi penghormatan kepada nenek moyang Gooniyandi yang dihormati.
Ngamugawi wirngarri ditemukan di formasi geologi Gogo, sebagai situs fosil yang terkenal dengan pelestarian tiga dimensi sejumlah fosil ikan.
Menurut studi terbaru Nature Communications, penemuan ini diduga terkait dengan peningkatan aktivitas tektonik yang terjadi pada masa tersebut, yang mempengaruhi kondisi lingkungan tempat fosil tersebut terbentuk.
Dalam 85 tahun terakhir, coelacanth mendapat julukan "fosil hidup" karena keberadaannya yang menjadi pengingat akan masa lalu, termasuk era dinosaurus.
Charles Darwin adalah orang pertama yang memperkenalkan istilah "fosil hidup" dalam bukunya The Origin of Spesies pada tahun 1859.
Selama 410 juta tahun, lebih dari 175 spesies fosil ikan coelacanth hidup di Bumi dari awal zaman Devonian, sekitar 419 hingga 411 juta tahun yang lalu, hingga akhir Cretaceous (zaman kapur).
Pada Era Mesozoikum, yang dikenal sebagai zaman dinosaurus, coelacanth mengalami diversifikasi yang cukup besar, dengan beberapa spesies mengembangkan bentuk tubuh yang unik. Namun, sekitar 66 juta tahun yang lalu, menjelang akhir zaman Kapur, keberadaan mereka tiba-tiba lenyap dari catatan fosil secara misterius.
Kepunahan akhir Zaman Kapur, yang dipicu oleh hantaman asteroid besar, memusnahkan sekitar 75% dari semua kehidupan di Bumi. Hal ini diasumsikan ikan coelacanth ikut tersapu sebagai korban dari peristiwa kepunahan massal yang sama.
Pada 1938, sekelompok pemancing di lepas pantai Afrika Selatan menemukan seekor ikan besar yang tampak misterius berasal dari kedalaman laut. Ikan ini kemudian menjadi terkenal dan mendapat pengakuan penting dalam dunia evolusi biologi.
Ahli paleontologi vertebrata Profesor Richard Cloutier, dari Universitas Quebec di Rimouski (UQAR), mengatakan studi baru ini menantang gagasan coelacanth yang masih hidup adalah "fosil hidup" tertua.
“Seiring dengan upaya kita untuk mengisi kekosongan ini, kita mulai memahami bagaimana spesies coelacanth Latimeria yang masih ada, yang sering disebut sebagai 'fosil hidup', sebenarnya terus berevolusi dan mungkin tidak pantas disebut dengan istilah yang penuh teka-teki tersebut,” ujar Profesor Cloutier, mantan sarjana tamu kehormatan di Universitas Flinders.
Saat ini, coelacanth adalah ikan laut dalam yang menakjubkan yang hidup di lepas pantai Afrika timur dan Indonesia yang dapat mencapai panjang hingga 2m.
Dua spesies coelacanth yang masih hidup saat ini, Latimeria chalumnae dan Latimeria menadoensis, memiliki hubungan yang lebih dekat dengan ikan purba lain, seperti ikan paru-paru, dibandingkan dengan ikan bersirip pari modern yang ada saat ini. (Live Science/Nature Communications/Z-3)
Partisipasi di Indo Defence memberikan platform bagi perusahaan-perusahaan Australia yang inovatif untuk menunjukkan kemampuan mereka.
Wakil Duta Besar Australia untuk Indonesia Gita Kamath mengatakan bidan merupakan inti dari sistem perawatan kesehatan primer, terutama bagi perempuan dan anak perempuan.
Ilmuwan menemukan isi perut fosil sauropoda Diamantinasaurus matildae, mengungkap pola makan herbivora dan sistem pencernaan berbasis fermentasi yang mirip gajah modern.
Karena itu, perusahaan investasi dan pengembangan real estat Australia, One Global Capital, dan Prebuilt menggandeng China State Construction Integrated (CSCI) di Beijing, Tiongkok,
Enam nelayan itu dilaporkan hilang sejak 15 Mei 2025 saat menangkap ikan mengunakan KM Berkat Baru di perairan selatan Pulau Rote.
Kesepakatan ini menjadi tonggak penting dalam upaya bersama meningkatkan kualitas pengajaran Bahasa Inggris di lebih dari 160 Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan 'Aisyiyah (PTMA).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved