Headline
KPK akan telusuri pemerasan di Kemenaker sejak 2019.
PENDIRI dan CEO SpaceX, Elon Musk, akan memimpin "Departemen Efisiensi Pemerintah" yang baru, bersama dengan pengusaha dan politisi Vivek Ramaswamy. Hal itu diumumkan Presiden terpilih Donald Trump pada Selasa (12/11) malam.
"Bersama-sama, kedua orang Amerika luar biasa ini akan membuka jalan bagi Administrasi saya untuk membongkar birokrasi pemerintahan, mengurangi regulasi yang berlebihan, memotong pengeluaran yang boros, dan merestrukturisasi Badan Federal — Hal ini sangat penting bagi Gerakan Selamatkan Amerika," tulis Trump.
"Ini bisa menjadi, berpotensi, 'Proyek Manhattan' zaman kita," tambah Trump. "Politikus Republik telah lama memimpikan tujuan-tujuan 'DOGE'. Untuk mendorong perubahan drastis ini, Departemen Efisiensi Pemerintah akan memberikan nasihat dan panduan dari luar Pemerintah, dan akan bekerja sama dengan Gedung Putih dan Kantor Manajemen & Anggaran untuk mendorong reformasi struktural berskala besar, serta menciptakan pendekatan kewirausahaan terhadap Pemerintah yang belum pernah ada sebelumnya."
Menurut Trump, Elon Musk dan Ramaswamy akan menyelesaikan pekerjaan mereka paling lambat pada 4 Juli 2026 — ulang tahun ke-250 Penandatanganan Deklarasi Kemerdekaan.
Pembentukan DOGE tidak mengejutkan banyak pihak. Musk, yang berkampanye untuk Trump dan menginvestasikan lebih dari US$100 juta dari uang pribadinya ke dalam komite aksi politik pro-Trump, beberapa kali menyebutkan ide tersebut di X (sebelumnya Twitter) dalam beberapa minggu menjelang pemilu.
Nama departemen baru ini tampaknya merupakan isyarat kepada dogecoin, mata uang kripto favorit Musk.
Musk mengungkapkan antusiasme baru terhadap DOGE setelah pengumuman Trump pada Selasa malam, dengan terus memposting tentangnya di X.
"Semua tindakan Departemen Efisiensi Pemerintah akan diposting secara online untuk transparansi maksimal. Setiap kali publik merasa kami memotong sesuatu yang penting atau tidak memotong sesuatu yang boros, beri tahu kami! Kami juga akan memiliki papan peringkat untuk pengeluaran paling bodoh dari uang pajak Anda. Ini akan sangat tragis dan sangat menghibur," tulisnya dalam salah satu postingan Selasa.
"Entah kita membuat pemerintah efisien, atau Amerika bangkrut. Itu yang akan terjadi. Saya berharap saya salah, tapi ini benar," tulisnya di postingan lainnya pada Selasa.
Keterlibatan Musk dalam pemerintahan Trump kemungkinan akan memicu kritik terkait konflik kepentingan, mengingat berbagai bisnis miliarder ini berpotensi diuntungkan dari keputusan-keputusan yang dia bantu buat.
"Perusahaan mobil listriknya, Tesla, menerima dana pemerintah dan telah mendapatkan jutaan dolar untuk pemasangan stasiun pengisian EV. Perusahaan roketnya, SpaceX, telah memenangkan kontrak pemerintah senilai miliaran dolar untuk misi ke bulan. Dan perusahaan satelit internetnya, Starlink, juga telah mendapatkan jutaan dolar subsidi dari pemerintah federal," catat NPR minggu lalu.
Ini adalah kali kedua Musk berpartisipasi dalam pemerintahan Trump. Pendiri dan CEO SpaceX ini sebelumnya menjadi anggota tiga dewan penasihat pada masa jabatan pertama Trump, tetapi mengundurkan diri pada 2017, setelah presiden menarik Amerika Serikat dari pakta iklim Paris. (Space/Z-3)
Presiden AS Donald Trump ancam kerahkan pasukan ke Baltimore, memicu ketegangan dengan Gubernur Maryland dari Partai Demokrat, Wes Moore.
Presiden AS Donald Trump mengirim pesan dukungan kepada Ukraina yang merayakan Hari Kemerdekaan ke-34.
Di momen tersebut, Trump juga menyinggung soal surga. Dia menyebut keinginannya untuk bisa masuk ke sana jika berhasil membawa perdamaian di Eropa Timur.
Pada akhir 1990-an, dia menilai ada perbedaan antara percaya kepada Tuhan dan agama yang terorganisasi.
Dalam wawancara terbaru dari penjara, Ghislaine Maxwell membantah keterlibatan Donald Trump dan Bill Clinton dalam kasus Jeffrey Epstein.
AS memperluas upaya untuk menghambat Pengadilan Pidana Internasional atas penuntutannya terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved