Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
KELOMPOK Hizbullah mendukung upaya ketua parlemen Libanon yang menyerukan perdamaian dan mencapai gencatan senjata dengan Israel.
Wakil Sekretaris Jenderal Hizbullah Naim Qassem menyebut pertama kalinya kelompok tersebut secara terbuka mendukung perundingan dan kesepakatan dengan Zionis sejak perang dimulai.
“Kami mendukung upaya politik yang dipimpin oleh Ketua Parlemen Nabih Berri di bawah bendera pencapaian gencatan senjata. Setelah gencatan senjata ditetapkan dan diplomasi dapat mencapainya, semua rincian lainnya akan dibahas dan keputusan akan dibuat secara kolaboratif,” kata Naim Qassem.
Baca juga : Israel Serang Pos Hizbullah di Libanon
Ketua parlemen Libanon Nabih Berri adalah pemimpin Partai Amal yang juga politikus Syiah yang bersekutu dengan Hizbullah dan telah menjadi tokoh kunci dalam negosiasi gencatan senjata.
Hizbullah sebelumnya mengatakan mereka hanya akan berhenti menembaki Israel setelah gencatan senjata tercapai dengan Hamas di Gaza.
Namun Israel bersikeras agar Hizbullah memisahkan konfliknya dengan Israel dari perang yang sedang berlangsung dengan Hamas.
Baca juga : Ledakan Beirut Menimbulkan Luka Baru
Sebagian besar pidato Qassem pada peringatan 7 Oktober terkait meningkatnya konflik Hizbullah dengan Israel bernada menantang, menekankan kesiapan dan kemampuan Hizbullah untuk melanjutkan perjuangannya melawan Israel.
“Jika musuh melanjutkan perangnya, medan perang akan menjadi penentu, dan medan perang adalah milik kita,” ujarnya.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Libanon Abdallah Bou Habib mengatakan kepada CNN pekan lalu bahwa pemimpin Hizbullah yang terbunuh, Hassan Nasrallah telah menyetujui gencatan senjata sebelum dirinya dibunuh oleh Israel.
Duta besar Israel untuk Inggris, Tzipi Hotovely, menyebut klaim Bou Habib konyol dalam sebuah wawancara dengan Sky News pada hari Minggu. (Fer/P-3)
Hassan Nasrallah menjadi anggota pendiri Hizbullah ketika kelompok itu dibentuk pada 1982 setelah invasi Israel ke Libanon.
HUMAN Rights Watch menyatakan bahwa penggunaan fosfor putih secara luas oleh Israel di Libanon selatan mengancam warga sipil dan berkontribusi terhadap pengungsian besar-besaran.
Sedikitnya 14 WNI dievakuasi dari Libanon dan tiba dengan selamat di tanah air pada Kamis (10/10/2024).
PASUKAN penjaga perdamaian PBB harus dievakuasi dari Libanon selatan sekarang. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan itu kepada Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved