Headline

Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

PBB Desak Implementasi Cetak Biru Baru

Cahya Mulyana
24/9/2024 09:14
PBB Desak Implementasi Cetak Biru Baru
Kesepakatan itu hasil dari Konferensi Tingkat TInggi (KTT) Masa Depan pada Senin (23/9).(Anadolu)

PARA pemimpin dan perwakilan negara-negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mendesak penerapan cetak biru yang baru diadopsi untuk mengatasi berbagai tantangan global. Acuan itu hasil dari Konferensi Tingkat TInggi (KTT) Masa Depan pada Senin (23/9).

“Kita tidak bisa menunggu lebih lama lagi. Kita harus mendorong reformasi yang benar dan nyata reformasi yang mendengarkan suara negara-negara berkembang dan menanggapi keprihatinan mereka,” kata Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi, dilansir VoA, Selasa (24/9). 

Ia menekankan bahwa Pakta Masa Depan yang disepakati dalam pertemuan puncak tersebut tidak boleh menjadi seperangkat janji kosong tanpa hasil nyata di lapangan.

Baca juga : Pemimpin Dunia Cegah Perang Meluas, Hizbullah Siap Hadapi Israel

“Keberhasilan umat manusia terletak pada kekuatan kolektif kita, bukan di medan perang. Demi perdamaian dan pembangunan global, reformasi dalam lembaga-lembaga global sangatlah penting. Reformasi adalah kunci relevansi,” kata Perdana Menteri India Narendra Modi.

Pakta tersebut mencakup kerangka kerja untuk mempromosikan perdamaian dan keamanan, pembangunan berkelanjutan, kerja sama digital, hak asasi manusia, dan kesetaraan gender. Presiden baru Iran, Masoud Pezeshkian, tampil perdana di PBB pada pertemuan puncak tersebut, dan berjanji bahwa pemerintahannya berupaya mengurangi kesenjangan dan memberdayakan perempuan dan pemuda. 

Negara tersebut mengalami gelombang protes pada 2022 dan 2023 setelah kematian seorang perempuan muda yang meninggal dalam tahanan polisi setelah ditahan karena tidak menutupi kepalanya dengan benar. Di New York, para pengunjuk rasa berkumpul di luar hotel Pezeshkian menjelang pidatonya. Sebuah protes besar direncanakan pada hari Selasa sebelum pidatonya pada debat tahunan Majelis Umum.

Baca juga : Afrika Selatan Minta DK PBB Direformasi

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memanfaatkan gilirannya di podium untuk menyoroti hambatan Rusia selama negosiasi Pakta Masa Depan. “Ukraina mendukung upaya untuk menjaga semua negara tetap bersatu, aman, dan mematuhi Piagam PBB. Dan Anda semua dapat melihat siapa yang menentangnya, tetapi juga secara aktif berupaya merusak persatuan global,” katanya.

Pada minggu terakhir negosiasi, Rusia mengajukan sedikitnya 15 keberatan berbeda terhadap beberapa elemen teks. Saat majelis berkumpul untuk mengadopsi dokumen tersebut pada Minggu (22/9) pagi, Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Vershinin, yang didukung oleh beberapa negara, mencoba meminta agar amandemen ditambahkan ke pakta tersebut, tetapi ditolak dengan suara bulat oleh negara-negara lain.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken diperkirakan akan menyampaikan pidato pada pertemuan puncak tersebut Senin malam. Pada Selasa (24/9), debat tahunan majelis akan dimulai. Presiden AS Joe Biden akan menyampaikan pidato perpisahannya di PBB. Presiden Brasil, Afrika Selatan, Iran, dan Nigeria akan menjadi pembicara. (I-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Cahya Mulyana
Berita Lainnya