Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Biden Sebut Trump Bahayakan AS, Demokrat Harus Menang

Cahya Mulyana
12/8/2024 11:27
Biden Sebut Trump Bahayakan AS, Demokrat Harus Menang
Biden menilai Trump merupakan ancaman bagi demokrasi AS sehingga harus dikalahkan.(Instagram)

PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan keputusan mundur dari kontestasi Pemilihan Presiden 2024 untuk mempertahankan demokrasi di negaranya. Dengan begitu dia harus memastikan kandidat dari Partai Demokrat memenangkan kontestasi pada 5 November mendatang.

"Jajak pendapat yang kami lakukan menunjukkan bahwa persaingannya ketat, dan persaingannya ketat. Namun yang terjadi adalah, sejumlah kolega Demokrat saya di DPR dan Senat mengira saya akan mengalahkan mereka dalam persaingan ini," katanya dilansir dari Al Jazeera, Senin (12/8)

Pemimpin berusia 81 tahun itu membatalkan pencalonannya kembali dan mendukung Wakil Presiden Kamala Harris sebagai kandidat presiden pada Juli. "Dan saya khawatir jika saya tetap ikut dalam pencalonan, itu akan menjadi topik pembicaraan. Anda akan mewawancarai saya tentang Mengapa (mantan juru bicara DPR) Nancy Pelosi mengatakan si anu. Dan saya pikir itu akan benar-benar mengalihkan perhatian," Biden menambahkan.

Baca juga : Biden Salahkan Trump Sebabkan Negara tidak Aman

Biden menekankan bahwa selain apa yang ditunjukkan jajak pendapat kepadanya, alasan utama di balik keputusannya adalah juga untuk mempertahankan demokrasi dan mengalahkan Donald Trump. Itu mengacu pada mantan presiden  Trump, yang sekali lagi menjadi kandidat presiden dari Partai Republik.

"Saya pikir itu penting. Karena, meskipun menjadi presiden merupakan kehormatan besar, saya pikir saya punya kewajiban kepada negara untuk melakukan hal terpenting yang dapat Anda lakukan, yaitu, kita harus, kita harus, kita harus mengalahkan Trump," ujarnya.

Jajak pendapat awalnya menunjukkan bahwa Trump telah membangun keunggulan atas Biden, termasuk di negara bagian medan perang, setelah penampilan Biden dalam debat 27 Juni. Itu ketika ia tampak kesulitan berbicara dengan koheren dan ketika penampilannya memperkuat argumennya tidak lagi memiliki kemampuan kognitif untuk menjadi presiden.

Namun masuknya Harris dalam perlombaan telah mengubah dinamikanya. Jajak pendapat Ipsos yang diterbitkan pada hari Kamis menunjukkan Harris mengungguli Trump secara nasional dengan perolehan suara 42% berbanding 37% dalam pemilihan 5 November.

Sementara Partai Demokrat belum secara resmi mengumumkan Harris sebagai kandidat presiden, beberapa orang di dalam partai mempertanyakan apakah dia dapat mengalahkan Trump. (I-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Cahya Mulyana
Berita Lainnya