Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
PRESIDEN Belarusia Alexander Lukashenko telah memperingatkan Israel dan sekutunya agar tidak melancarkan serangan terhadap Iran. Pasalnya itu dapat berpotensi atau memicu perang dunia ketiga.
"Perang dunia ketiga tidak bisa dikesampingkan. Ini mungkin dimulai dari sana (Timur Tengah). Bagaimana? Jika mereka (Israel dan Amerika Serikat/AS) melancarkan perang terhadap Iran. Ini bukan tentang Iran yang membuat mereka kesal, tapi tentang mereka yang membuat Iran kesal," kantor berita Belarusia, BelTA mengutip ucapannya.
Dia menegaskan AS dan Israel tidak dapat menjelaskan keterlibatan Iran dalam mensponsori serangan kelompok pejuang kemerdekaan Palestina, Hamas. Maka alasan AS dan Israel untuk menyerang Iran sangat lemah.
Baca juga: Hari Ini, PBB Beri Keputusan Resolusi Gencatan Senjata di Palestina
"Apakah Anda punya bukti bahwa Iran berada di balik ini (serangan Hamas di wilayah Israel). Jika Anda punya, ungkapkan faktanya," katanya sambil menambahkan bahwa sejauh ini tidak ada bukti seperti itu.
Menurut pemimpin Belarusia itu, fakta bahwa pihak-pihak yang berkonflik menggunakan senjata buatan negara tertentu tidak membuktikan apa pun. “Ya, rudal dan drone (buatan Iran) digunakan. Tapi, drone dan rudal Anda (AS) digunakan di Ukraina. Perdagangan senjata terus berlanjut,” katanya.
Baca juga: Amerika Veto Resolusi PBB soal Perang Israel-Hamas
Hamas membeli rudal-rudal Iran yang berarti tidak dapat menjamin bahwa Teheran terlibat dalam konflik ini. "Dan berapa banyak senjata yang mungkin mencapai wilayah tersebut dari Ukraina? Mereka menunjukkan senjata-senjata buatan AS ini,” katanya, seraya menambahkan bahwa situasinya cukup kacau.
Jika Amerika telah melancarkan serangan udara dan menempatkan kapal induknya di Mediterania maka akan direspon oleh banyak negara termasuk Iran. Kemudian tidak ada jaminan bahwa sebuah kapal induk akan lolos dari penenggelaman.
Menurut dia banyak hal yang menunjukkan bahwa konflik serius mungkin akan berkobar, atau bahkan perang dengan penggunaan senjata paling mematikan atau nuklir.
"Tidak ada yang tahu bagaimana situasi ini akan terjadi. Bahkan mereka yang memulai semuanya - Amerika. Mereka tidak tahu apa dampaknya," tambahnya. (TASS/Z-10).
Presiden yang menjabat sejak 1994 itu telah memenjarakan ratusan orang sejak demonstrasi besar-besaran terjadi negara itu terkait pemilu Agustus tahun lalu yang dituding penuh kecurangan.
Lukashenko menjadikan para imigran sebagai balasan atas sanksi Uni Eropa terhadap Belarus.
Pembicaraan itu merupakan kali pertama Lukashenko bebicara lewat telepon dengan pemimpin negara Barat sejak dia membungkam aksi demonstrasi dengan kekerasan, musim panas lalu.
Tokoh oposisi Belarus Pavel Latushko mendesak Barat untuk memperkuat sanksi terhadap Presiden Alexander Lukashenko dan rezimnya.
Presiden Rusia Vladimir Putin akan bertemu Presiden Belarus Alexander Lukashenko hari ini untuk membahas situasi di Ukraina dan sanksi yang dijatuhkan oleh negara-negara Barat,
Ukraina, pekan lalu, mengklaim rudal yang ditembakkan dari Belarus menghantam wilayah mereka.
Pengamat Timur Tengah, Faisal Assegaf, berbagi pengalaman dramatisnya selama 100 jam ditahan oleh pasukan Kurdi di Suriah pada April 2025.
Konsumen fashion di AS menggugat Hermes karena dianggap enggan menjual tas Birkin tanpa pembelian produk mewah lainnya.
Sebuah petisi kepada Administrasi Makanan dan Obat-obatan AS menyerukan larangan bahan kimia metilen klorida dalam proses dekafinasi kopi karena kekhawatiran terhadap kanker.
Kontroversi aturan berpakaian di pesawat menjadi sorotan di Amerika setelah seorang penumpang menyewa pengacara karena dianggap tidak mematuhi kebijakan pakaian di Delta Air lines.
Sejak diperkenalkannya vaksin HPV di Amerika Serikat pada 2006, terjadi penurunan signifikan infeksi HPV dan pra-kanker serviks pada remaja dan perempuan dewasa muda.
BNI kembali menunjukkan komitmennya dalam mendorong UMKM kopi Indonesia menuju pasar dunia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved