Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

PDB ASEAN Bisa Melesat ke Angka US$1 Triliun di 2030, Jika Transisi Energi Berhasil

M Ilham Ramadhan Avisena
06/9/2023 16:52
PDB ASEAN Bisa Melesat ke Angka US$1 Triliun di 2030, Jika Transisi Energi Berhasil
Ilustrasi energi hijau(123RF)

IMPLEMENTASI transisi energi di kawasan ASEAN diestimasikan bakal menambah Produk Domestik Bruto (PDB) regional hingga US$1 triliun dan berpeluang mendatangkan investasi dengan nilai yang sama.

Dari nilai tersebut, lapangan kerja yang akan timbul diperkirakan mencapai 12 juta lapangan kerja hingga 2030.

Demikian disampaikan Asisten Direktur Sekretariat ASEAN Latifahaida Abdul Latif dalam sidang paripurna ASEAN Indo-Pasific Forum (AIPF) hari ke-2 bertajuk Green Infrastructure and Resilient Supply, Jakarta, Rabu (6/9).

Baca juga : Presiden: Peran Korsel Krusial dalam Transisi Energi di ASEAN

“Jika kami memperluas proyeksi tersebut hingga tahun 2050, maka jumlah tersebut akan lebih mengesankan, karena akan menambah nilai tambah sebesar US$5,3 triliun pada perekonomian ASEAN, mendatangkan US$6,7 triliun investasi ke kawasan ini dan menciptakan hingga 66 juta lapangan kerja bagi masyarakat ASEAN pada tahun 2050,” ujarnya.

Karenanya, kata Latifahaida, pergeseran penggunaan energi fosil ke energi ramah lingkungan dan hijau menjadi penting. Selain bakal menghasilkan terwujudnya pencapaian netralitas karbon, itu dapat mendorong kemajuan perekonomian kawasan. Pada akhirnya, langkah itu juga akan mendorong ASEAN menjadi kawasan yang lebih kompetitif di panggung global.

Baca juga : Pertamina Sebut Indonesia Miliki Kapasitas Cadangan Karbon 400 Giga Ton

 

GDP ASEAN dan dunia. (Sumber : AFP)

 

8 Langkah Strategis ASEAN

Sekretariat ASEAN sedianya telah menyiapkan 8 langkah strategis yang dikembangkan untuk mendorong implementasi transisi energi itu. Tujuan utamanya ialah untuk mengurai dan memecahkan persoalan dekarbonisasi yang dihadapi oleh kawasan.

Strategi pertama ialah menciptakan rantai pasok bagi ekonomi sirkular di kawasan. Kedua, mengakselerasi integrasi rantai nilai hijau antarkawasan. Ketiga, menghubungkan infrastruktur hijau dengan pasar. Keempat, mendorong interoperabilitas pasar karbon, tak saja bagi kawasan, melainkan di level global.

Kelima, saling berbagi pengalaman mengenai praktik terbaik penerapan ekonomi hijau. Keenam, mngembangkan pengembangan talenta dan mobilitas hijau di kawasan. Ketujuh, menciptakan standar yang kredibel dan sesuai dengan prinsip ekonomi hijau. Kedelapan, menarik dan memperluas modal hijau.

“Strategi ini dirancang untuk melengkapi kebijakan dekarbonisasi nasional masing-masing negara anggota ASEAN dan melalui strategi ini, ASEAN akan dapat memperoleh manfaat dari saling melengkapi regional, menciptakan keterampilan ekonomi untuk dekarbonisasi, mendorong pertumbuhan berkelanjutan, dan peluang untuk jalur yang lebih ambisius di kawasan,” imbuh Latifahaida.

“ASEAN memiliki kepemimpinan yang nyata dan mempunyai peluang untuk memberikan contoh kepada kawasan lain di dunia dalam mengambil tindakan kolektif untuk mengatasi dekarbonisasi dan sekaranglah waktunya untuk bertindak untuk membentuk kawasan yang siap menghadapi masa depan,” pungkasnya. (Z-4)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum
Berita Lainnya