Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
PIHAK berwenang Tiongkok mengungkap kasus spionase yang dilakukan seorang warganya, Zeng. Pengkhianatan ini dilakukan Zeng dengan menjadi mata-mata demi mendapatkan uang dari Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat (CIA).
Beijing telah meningkatkan upaya untuk memerangi mata-mata baru-baru ini, termasuk menerapkan undang-undang anti-spionase. Pihak berwenang diberikan kewenangan untuk menghukum mereka anggap sebagai ancaman keamanan nasional.
"Setelah penyelidikan yang teliti, otoritas keamanan negara memperoleh bukti kegiatan spionase Zeng dan, sesuai dengan hukum, mengambil tindakan paksa terhadapnya untuk menghilangkan bahaya pada waktu yang tepat," kata Kementerian Keamanan Tiongkok, Jumat, (11/8).
Baca juga: Biden Batasi Investasi Teknologi di Tiongkok dengan Alasan Keamanan
Rincian tentang hukuman Zeng tidak diberikan. Zeng yang berusia 52 tahun telah dikirim ke Italia untuk belajar dan berteman dengan seorang agen CIA yang ditempatkan di kedutaan AS di Roma.
Orang ini meyakinkan Zeng untuk memberikan informasi sensitif tentang militer Tiongkok dengan imbalan kompensasi dalam jumlah besar. Hadiah lain berupa bantuan untuk Zeng dan keluarganya pindah ke AS.
Baca juga: Tiongkok Perintahkan Filipina Pindahkan Patoknya di Laut China Selatan
Zeng diduga menandatangani kontrak dengan pihak AS dan menerima pelatihan sebelum kembali ke Negeri Tirai Bambu untuk melakukan kegiatan spionase. Kasus ini dengan cepat mendapat perhatian luas di Tiongkok.
Isu ini memuncaki topik perbincangan di laman media sosial Weibo pada Jumat (11/8) pagi. Revisi undang-undang (UU) anti-spionase Beijing telah menakuti banyak bisnis AS yang beroperasi di Tiongkok karena hubungan antara kedua negara terus menurun.
UU tersebut menyatakan aktivitas dan perolehan agen atau perorangan atas dokumen, data, materi atau barang yang terkait dengan keamanan serta kepentingan nasional secara tidak sah dapat dianggap sebagai pelanggaran spionase.
“Perubahan tersebut telah menimbulkan kekhawatiran yang sah tentang melakukan aktivitas bisnis rutin tertentu, yang sekarang berisiko dianggap spionase", tulis Craig Allen, presiden Dewan Bisnis AS-Tiongkok, dalam sebuah blog baru-baru ini.
Menurut dia investor di Tiongkok akan semakin menderita jika UU tersebut sering diterapkan dan tanpa kaitan yang jelas, sempit, dan langsung dengan aktivitas yang secara universal diakui sebagai spionase.
(AFP/Z-9)
RENCANA besar Israel seperti The Yinon Plan menunjukkan bahwa melemahnya negara-negara sekitar Israel, termasuk Iran, menjadi bagian dari strategi untuk memperkuat posisi Negeri Zionis.
MANTAN penasihat Pentagon sekaligus Kolonel Purnawirawan Douglas Macgregor memperingatkan bahwa perang dengan Iran berpotensi menyeret Amerika Serikat ke dalam Perang Dunia III.
Tersangka penembakan, Vance Boelter 57, saat ini masih dalam pelarian dan menjadi buruan utama aparat penegak hukum.
Iravani menekankan bahwa konflik terbaru dengan Israel bukan masalah regional dan bukan sekadar serangan terhadap satu negara.
Pertahanan udara Amerika Serikat (AS) membantu Israel menghalau rudal-rudal yang ditembakkan militer Iran.
Pertamina berencana melakukan pergeseran (shifting) sumber impor minyak mentah (crude) dari beberapa negara ke Amerika Serikat.
Pangeran Andrew, akan absen dari pertemuan Natal tradisional keluarga kerajaan di Sandringham tahun ini setelah keterlibatannya dengan Yang Tengbo, yang diduga mata-mata Tiongkok.
Pendiri WikiLeaks Julian Assange akhirnya pulang ke Australia sebagai pria bebas untuk pertama kalinya dalam 12 tahun
PENDIRI WikiLeaks Julian Assange mengaku bersalah atas tuduhan kejahatan. Hal itu mengakhiri kebuntuan selama bertahun-tahun dengan Amerika Serikat.
Pendiri Wikileaks, Julian Assange, akan muncul di pengadilan AS, Rabu untuk meresmikan kesepakatan pembelaan yang memungkinkannya bebas setelah 14 tahun pertempuran hukum.
Dalam buku yang berisikan 300 lembar ini, dijelaskan seluruh seluk beluk dunia intelijen yang ada di dunia intelijen Indonesia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved