Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
PIHAK berwenang Tiongkok mengungkap kasus spionase yang dilakukan seorang warganya, Zeng. Pengkhianatan ini dilakukan Zeng dengan menjadi mata-mata demi mendapatkan uang dari Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat (CIA).
Beijing telah meningkatkan upaya untuk memerangi mata-mata baru-baru ini, termasuk menerapkan undang-undang anti-spionase. Pihak berwenang diberikan kewenangan untuk menghukum mereka anggap sebagai ancaman keamanan nasional.
"Setelah penyelidikan yang teliti, otoritas keamanan negara memperoleh bukti kegiatan spionase Zeng dan, sesuai dengan hukum, mengambil tindakan paksa terhadapnya untuk menghilangkan bahaya pada waktu yang tepat," kata Kementerian Keamanan Tiongkok, Jumat, (11/8).
Baca juga: Biden Batasi Investasi Teknologi di Tiongkok dengan Alasan Keamanan
Rincian tentang hukuman Zeng tidak diberikan. Zeng yang berusia 52 tahun telah dikirim ke Italia untuk belajar dan berteman dengan seorang agen CIA yang ditempatkan di kedutaan AS di Roma.
Orang ini meyakinkan Zeng untuk memberikan informasi sensitif tentang militer Tiongkok dengan imbalan kompensasi dalam jumlah besar. Hadiah lain berupa bantuan untuk Zeng dan keluarganya pindah ke AS.
Baca juga: Tiongkok Perintahkan Filipina Pindahkan Patoknya di Laut China Selatan
Zeng diduga menandatangani kontrak dengan pihak AS dan menerima pelatihan sebelum kembali ke Negeri Tirai Bambu untuk melakukan kegiatan spionase. Kasus ini dengan cepat mendapat perhatian luas di Tiongkok.
Isu ini memuncaki topik perbincangan di laman media sosial Weibo pada Jumat (11/8) pagi. Revisi undang-undang (UU) anti-spionase Beijing telah menakuti banyak bisnis AS yang beroperasi di Tiongkok karena hubungan antara kedua negara terus menurun.
UU tersebut menyatakan aktivitas dan perolehan agen atau perorangan atas dokumen, data, materi atau barang yang terkait dengan keamanan serta kepentingan nasional secara tidak sah dapat dianggap sebagai pelanggaran spionase.
“Perubahan tersebut telah menimbulkan kekhawatiran yang sah tentang melakukan aktivitas bisnis rutin tertentu, yang sekarang berisiko dianggap spionase", tulis Craig Allen, presiden Dewan Bisnis AS-Tiongkok, dalam sebuah blog baru-baru ini.
Menurut dia investor di Tiongkok akan semakin menderita jika UU tersebut sering diterapkan dan tanpa kaitan yang jelas, sempit, dan langsung dengan aktivitas yang secara universal diakui sebagai spionase.
(AFP/Z-9)
Militer AS mengumumkan pemimpin senior ISIS Dhiya’ Zawba Muslih al-Hardani dan kedua putranya tewas dalam serangan di Suriah.
Prancis jadi negara berkekuatan besar pertama di Eropa yang menyatakan secara terbuka niatnya mengakui Palestina.
AS menuduh Hamas tidak menunjukkan keseriusan dalam merespons proposal gencatan senjata yang telah dibahas selama lebih dari dua pekan.
Skema kerja sama merupakan bagian dari kesepakatan tarif timbal balik antara kedua negara.
PEMERINTAH Indonesia dan Amerika Serikat telah sepakat untuk menyusun protokol keamanan dalam menjaga data pribadi warga negara Indonesia (WNI)
Hingga kini Amerika Serikat belum memiliki undang-undang perlindungan data pribadi yang setara dengan regulasi Indonesia.
Pangeran Andrew, akan absen dari pertemuan Natal tradisional keluarga kerajaan di Sandringham tahun ini setelah keterlibatannya dengan Yang Tengbo, yang diduga mata-mata Tiongkok.
Pendiri WikiLeaks Julian Assange akhirnya pulang ke Australia sebagai pria bebas untuk pertama kalinya dalam 12 tahun
PENDIRI WikiLeaks Julian Assange mengaku bersalah atas tuduhan kejahatan. Hal itu mengakhiri kebuntuan selama bertahun-tahun dengan Amerika Serikat.
Pendiri Wikileaks, Julian Assange, akan muncul di pengadilan AS, Rabu untuk meresmikan kesepakatan pembelaan yang memungkinkannya bebas setelah 14 tahun pertempuran hukum.
Dalam buku yang berisikan 300 lembar ini, dijelaskan seluruh seluk beluk dunia intelijen yang ada di dunia intelijen Indonesia.
Pemerintah Tiongkok melalui Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Wang Wenbin membantah tuduhan yang menyebutkan pihaknya mengirim mata-mata ke Jerman dan Inggris.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved