Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Lawan Rusia dan Tiongkok, Uni Eropa Petakan Potensi Risiko Ekonomi

Ferdian Ananda Majni a
21/6/2023 14:25
Lawan Rusia dan Tiongkok, Uni Eropa Petakan Potensi Risiko Ekonomi
Bendera Uni Eropa(AFP/JOHN THYS)

UNI Eropa (UE) sedang memetakan potensi risiko keamanan ekonomi dalam upaya melawan Rusia dan Tiongkok.

Invasi Rusia ke Ukraina menjadi pelajaran berharga. Pasalnya, mereka terlambat menyadari betapa Uni Eropa terlalu bergantung pada energi Rusia dan harus berusaha keras untuk menemukan sumber daya baru.

Uni Eropa berusaha untuk membawa lebih banyak produksi mendekat ke Eropa setelah guncangan rantai pasokan yang menghancurkan selama pandemi virus korona.

Baca juga : Saingi Tiongkok, Uni Eropa Sepakati Dagang dengan Kenya

Komisi Eropa, badan eksekutif Uni Eropa, akan mempresentasikan strategi keamanan ekonomi. Upaya ini menjadi sebuah langkah tepat dari cita-cita pasar bebas Uni Eropa yang mengkhawatirkan adanya dorongan lebih proteksionis.

Sebelumnya, beberapa negara anggota UE khawatir tentang permusuhan terhadap Tiongkok dan memulai perang dagang. Sebagian lainnya berpendapat saat ini waktunya untuk bertindak melindungi keamanan ekonomi blok tersebut. "Jika kita tidak menilai risiko dari perspektif Eropa maka garis pemisahnya akan ditarik di Beijing atau di Washington," kata wakil presiden komisi Margrethe Vestager bulan lalu.

Baca juga : Menko Perekonomian Tuding Negara Eropa Hambat Ekspor Indonesia

Komisi UE telah mengumumkan rencana mendorong Eropa menghasilkan lebih banyak teknologi bersih, termasuk bahan baku penting yang dibutuhkan untuk memproduksi beraneka produk listrik.

Kepala komisi Ursula von der Leyen yang pertama kali menguraikan sebuah pendekatan kepada Tiongkok. Dia menggambarkan pada bulan Januari sebagai upaya mengurangi risiko dan bukannya memutuskan hubungan karena blok tersebut masih perlu bekerja dan berdagang dengan Beijing.

Komisi ini sekarang sedang mempertimbangkan ide von der Leyen untuk sebuah instrumen yang ditargetkan dapat membatasi pendanaan luar negeri oleh perusahaan-perusahaan Eropa.

Uni Eropa khawatir bahwa informasi tentang teknologi sensitif dapat berakhir di tangan Tiongkok dan kemungkinan risiko terhadap keamanan nasional dapat ditimbulkan oleh skenario semacam itu.

Seorang diplomat Uni Eropa mengatakan bahwa UE perlu mempersenjatai kembali ekonomi blok ini dan mengakui bahwa betapa besar ketergantungan ekonomi mereka pada Tiongkok

"Kita harus berhenti bersikap naif dan melindungi diri kita sendiri, kita harus mengubah lapangan permainan," kata diplomat tersebut.

Namun, ada juga seruan untuk berhati-hati dalam menghadapi risiko-risiko tersebut.

BusinessEurope, kelompok lobi bisnis utama Uni Eropa, mendesak blok tersebut untuk secara hati-hati mempertimbangkan kepentingan dan daya saing Eropa sebelum memperkenalkan pembatasan tambahan pada ekspor barang dan teknologi, serta aliran investasi.

"Uni Eropa perlu mencapai keseimbangan yang tepat antara melindungi kepentingan keamanannya dan mempertahankan lingkungan yang kondusif untuk perdagangan dan investasi,” pungkasnya. (AFP/Z-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum
Berita Lainnya