Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
PEMERINTAH Arab Saudi meluncurkan pelayanan visa elektronik (e-Visa) untuk meningkatkan kualitas layanan konsulernya. Mereka mengganti stiker visa dengan visa elektronik di paspor penerima sehingga datanya dapat dibaca melalui kode QR.
“Program ini bukan berarti menghilangkan langkah-langkah pengajuan visa sebelumnya, itu tetap berlaku, ini adalah lauching penggunaan visa elektronik secara umum,” kata Dubes Arab Saudi untuk RI Faisal Abdullah Al-Amudi dalam acara The Launching Ceremony of the Saudi e-visa di Jakarta, Kamis (25/5).
Dia menjelaskan, secara teknologi tentunya kelebihan e-visa bisa diajukan melalui email sehingga memberikan fasilitas dan kemudahan bagi para pengaju visa tersebut.
Baca juga : Kendati Tak Mudah Dapat Visa, Ahlam Travel Berangkatkan 45 Jemaah Umrah
Dengan adanya fasilitas ini, sebut dubes, pihaknya dapat mengeluarkan 25 ribu visa haji. “Ini merupakan suatu kemajuan dengan mengunakan teknologi. Jika mengunakan sistem lama, tidak mungkin kami dapat mengeluarkan visa 25 ribu hanya dalam 2 jam saja,” sebutnya.
Program ini sejalan dengan visi Arab Saudi 2030. Oleh karena itu, tahap pertama inisiatif ini telah dilaksanakan di tujuh negara, termasuk Uni Emirat Arab, Yordania, Mesir, Bangladesh, India, Filipina dan Indonesia. “Ada beberapa negara yang sudah diberikan pengajuan e-visa dan menjalankan program ini, termasuk Indonesia,” lanjutnya.
Baca juga : Visa Transit Empat Hari Tak Bisa untuk Haji
Dia menambahkan fasilitas visa elektronik yang dikeluarkan oleh Arab Saudi sudah bisa diajukan mulai hari ini. Tentunya fasilitas ini diberikan bagi mereka yang ingin bekerja, berkunjung atau tinggal di Arab Saudi.
“Ini bagian proses memberikan kemudahan, jadi langkah-langkah pengajuannya seperti biasa,” pungkasnya.
Dubes Arab Saudi untuk RI Faisal Abdullah Al-Amudi (kedua dari kanan) berbincang dengan Perwakilan Direktorat Timur Tengah Safaat Ghofur (ketiga dari kanan) saat peluncuran e-visa di Kedutaan Arab Saudi, Jakarta Selatan, Kamis (25/5). (Sumber : MI/Ferdian)
Perwakilan Direktorat Timur Tengah Safaat Ghofur mengatakan Pemerintah Indonesia menyambut baik upaya-upaya yang dilakukan kedutaan Arab Saudi, salah satunya peluncuran fasilitas e-visa tersebut.
“Kami menyambut baik program ini, karena dapat mempermudah bagi bangsa Indonesia yang ingin berkunjung ke Arab Saudi, yang mengunakan seluruh tipe visa (visa haji, visa umroh sudah elektronik) sehingga mempersingkat proses pembuatannya di pemerintahan Arab Saudi,” katanya.
Dia menambahkan secara global memang pengunaan visa elektronik sudah masif dilakukan di berbagai negara. Sehingga untuk keamanan dan pengecekannya dapat dilakukan melalui barcode di paspor tersebut. (Z-4)
Sang pelatih Xabi Alonso masih menginginkan amunisi baru untuk memperkuat lini tengah dan belakang demi mengembalikan kejayaan Real Madrid di musim 2025/2026.
Menag Nasaruddin Umar mengatakan rencana pembangunan Kampung Haji di Makkah, Arab Saudi saat ini akan masuk tahap penyusunan desain.
Rosan belum dapat memastikan kapan pembangunan kampung haji dimulai.
Mimpi Presiden Prabowo Subianto untuk membangun Kampung Indonesia di Mekah tampaknya bakal terwujud.
Negara-negara Arab dan Barat menyerukan agar Hamas menyerahkan senjata dan mengakhiri kekuasaan di Gaza.
PEMERINTAH Arab Saudi resmi meluncurkan program pengalaman spiritual bertajuk Ala Khutah atau dalam bahasa Indonesia berarti Dalam Jejak Nabi.
Mengacu pada data Kementerian Agama, saat ini jumlah waiting list atau daftar tunggu jamaah haji Indonesia mencapai 5,2 juta jamaah.
Usulan pertama adalah terkait kuota haji khusus menjadi minimal 8% bukan maksimal 8%.
Budi mengatakan, pembagian itu berkaitan dengan kasus dugaan korupsi penyelenggaraan dan pembagian kuota haji di Kemenag.
Laporan masyarakat menyebut setiap jamaah diminta membayar US$4.000–5.000, setara Rp60 juta–75 juta, demi memuluskan keberangkatan di luar mekanisme resmi.
WAKIL Menteri Agama Romo Muhammad Syafii menyatakan bahwa Kementerian Agama (Kemenag) sudah tidak lagi mengurus haji dan akan lebih fokus pada layanan keagamaan serta pendidikan agama.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved