TENTARA Nasional Indonesia (TNI) telah mengirimkan 39 prajurit TNI yang dipimpin oleh Kolonel Pnb Noto Casnoto (Dan Wing I Halim PK) yang tergabung dalam Satuan Tugas (Satgas) Evakuasi WNI, dengan menggunakan Pesawat TNI AU Boeing 737. Satgas Evakuasi WNI di Sudan ini diperkirakan akan tiba di lokasi penjemputan pada Kamis atau Jumat mendatang.
“Belum, mungkin Kamis atau Jumat,” kata Konjen RI Jeddah, Eko Hartono, dalam pesan singkat diterima Media Indonesia, Selasa (25/4).
Sebelumnya Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono, telah melepas secara resmi Satgas Evakuasi WNI di Base Ops Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin (24/4).
Baca juga: Puluhan Mahasiswa Indonesia dari Sudan Kembali Dievakuasi ke Jeddah
Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono menyebut konflik bersenjata di Sudan sudah semakin mengkhawatirkan kondisi ini dapat membahayakan keselamatan Warga Negara Indonesia (WNI) yang saat ini berada di Sudan, sehingga diperlukan kehadiran TNI guna menyelamatkan WNI tersebut.
Dia menambahkan bahwa hal ini sesuai dengan salah satu tugas pokok yang diamanatkan kepada TNI yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan tumpah darah Indonesia dari ancaman dan gangguan di mana pun mereka berada.
Baca juga: 542 WNI Dievakuasi dari Sudan Menuju Jeddah
"Tugas penjemputan WNI ke Sudan adalah tugas mulia sekaligus kehormatan yang harus dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab, ingatlah bahwa kalian tidak hanya mewakili TNI namun juga sebagai duta bangsa Indonesia,” kata Panglima TNI.
Panglima TNI mengaku misi evakuasi seperti ini bukan yang pertama kali dilaksanakan oleh TNI. Pada tahun 2021, TNI melaksanakan misi yang sama di Afghanistan dan Ukraina pada Maret 2022 lalu.
"Saya minta jadikan pengalaman kedua misi tersebut sebagai bekal dan evaluasi agar misi yang kalian laksanakan di Sudan dapat berjalan dengan aman dan lancar," ungkapnya.
Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono juga memberikan penekanan kepada Satgas Evakuasi WNI untuk fokus terhadap misi, mematuhi semua prosedur yang berlaku, mengidentifikasi semua resiko yang akan muncul dan melaksanakan langkah-langkah mitigasi yang kongkrit.
Kemudian agar melaksanakan koordinasi dan komunikasi dengan Kementerian Luar Negeri, Atase Pertahanan dan jajaran KBRI yang ada di Sudan, untuk mendapatkan informasi terkini, waspada dan alert sehingga dapat melaksanakan tugas dengan baik. (Fer/Z-7)