Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
AMERIKA Serikat (AS) mengatakan kedua pihak yang bertikai di Sudan setuju melakukan gencatan senjata selama 72 jam. Sementara negara-negara Barat, Arab, dan Asia berlomba mengeluarkan warganya dari kawasan itu.
Menteri Luar Negeri AS, Anthony Blinken mengatakan kesepakatan itu setelah negosiasi intensif selama dua hari. Gencatan senjata itu akan dimulai Selasa (25/4) waktu setempat. Gencatan senjata sebelumnya gagal setelah kedua belah pihak tidak mematuhinya.
Diketahui, pertempuran meletus antara angkatan bersenjata Sudan dan kelompok paramiliter Pasukan Pendukung Cepat (RSF) pada 15 April dan menewaskan sedikitnya 427 orang.
Baca juga: Warga Asing Dievakuasi Dari Sudan Menyusul Perang yang Kian Memanas
"Selama periode ini, Amerika Serikat mendesak SAF [Angkatan Bersenjata Sudan] dan RSF untuk segera dan sepenuhnya menegakkan gencatan senjata. Untuk mendukung penghentian pertempuran yang tahan lama, Amerika Serikat akan berkoordinasi dengan mitra regional dan internasional, serta para pemangku kepentingan sipil Sudan," kata Blinken dalam sebuah pernyataan.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan kekerasan di negara yang diapit Laut Merah, Tanduk Afrika, dan wilayah Sahel ini berisiko menimbulkan bencana besar bagi seluruh wilayah dan sekitarnya.
Baca juga: 30 Warga Spanyol Dievakuasi dari Sudan
Dia mendesak 15 anggota Dewan Keamanan PBB untuk menggunakan pengaruh mereka untuk mengembalikan Sudan ke jalur transisi demokratis, setelah kudeta militer tahun 2021 yang menyusul jatuhnya penguasa lama Omar al-Bashir dalam pemberontakan rakyat.
"Kita semua harus melakukan segala sesuatu dengan kekuatan kita untuk menarik Sudan kembali dari tepi jurang... Kami mendukung mereka pada saat yang mengerikan ini," kata Guterres, dia menambahkan telah mengizinkan relokasi sementara beberapa personel dan keluarga PBB.
Dewan Keamanan telah merencanakan pertemuan mengenai Sudan pada Selasa (25/4).
Dalam beberapa hari terakhir, sejumalah warga Sudan dan negara-negara tetangga telah mengungsi. Setidaknya dua konvoi yang terlibat dalam evakuasi mendapat serangan pada akhir pekan lalu. Para diplomat menjadi sasaran serangan, dan setidaknya lima pekerja bantuan tewas.
Pada akhir pekan pertempuran cukup mereka, celah itu digunakan AS dan Inggris mengeluarkan staf kedutaan mereka. Langkah kedua negara itu membuat berbagai negara mengevakuasi warga negara mereka, mulai dari negara-negara Arab Teluk hingga Rusia, Jepang, dan Korea Selatan. (aljazeera/Z-3)
negara tertua di dunia yang sudah ada sejak ribuan tahun lalu, bahkan 6000 sebelum masehi dan hingga kini masih bertahan
Kiper Ali Abu Eshrein jadi penyelamat jala gawang Sudan di menit akhir ketika berhasil menggagalkan tendangan penalti Pele,
Menurut informasi warga sekitar, para pencari suaka sudah bermukim di daerah Kebon Sirih selama seminggu. Sebelumnya mereka bermukim di daerah Kalideres, Jakarta Barat.
INDONESIA terus mengevakuasi warga negaranya dari Sudan yang dilanda konflik perang saudara. Untuk kelancaran evakuasi, Transjakarta berpartisipasi mendukung pemerintah dalam upaya
Para demonstran, kebanyakan perempuan muda, meneriakkan: "Hidup perjuangan perempuan Sudan" dan "Mundur, itu saja", salah satu slogan utama yang menyerukan agar Presiden Omar al-Bashir mundur.
Amerika Serikat, Inggris, dan Norwegia untuk pertama kalinya memberikan dukungan kepada para pemrotes. Tiga negara itu menyerukan rencana transisi politik yang kredibel di Sudan.
BPBD mengaku kesulitan melakukan evakuasi karena sulitnya akses alat berat ke lokasi longsor.
Kapolresta Bandung Kombes Kusworo Wibowo mengatakan petugas masih mengevakuasi masinis yang terjepit dalam tubuh kereta.
Muhadjir Effendy mengungkapan dua orang meninggal dunia, satu dalam proses evakuasi dan 22 korban luka akibat tabrakan kereta api KA Turangga-commuter line Baraya.
Basarnas masih berupaya melakukan evakuasi gerbong kereta KA Turangga Turangga relasi Surabaya Gubeng Bandung dan Commuter Line Bandung Raya.
Petugas berhasil mengevakuasi lokomotif KA Turangangga dan lokomotif commuter line Bandung Raya (Baraya) tengah malam dan langsung memperbaiki rel untuk bisa kembali dilalui.
HUJAN deras yang terjadi sejak Kamis, (11/1) siang membuat sejumlah kawasan di Kabupaten Bandung Jawa Barat (Jabar), kembali terendam banjir.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved