Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
AMERIKA Serikat (AS) mengatakan kedua pihak yang bertikai di Sudan setuju melakukan gencatan senjata selama 72 jam. Sementara negara-negara Barat, Arab, dan Asia berlomba mengeluarkan warganya dari kawasan itu.
Menteri Luar Negeri AS, Anthony Blinken mengatakan kesepakatan itu setelah negosiasi intensif selama dua hari. Gencatan senjata itu akan dimulai Selasa (25/4) waktu setempat. Gencatan senjata sebelumnya gagal setelah kedua belah pihak tidak mematuhinya.
Diketahui, pertempuran meletus antara angkatan bersenjata Sudan dan kelompok paramiliter Pasukan Pendukung Cepat (RSF) pada 15 April dan menewaskan sedikitnya 427 orang.
Baca juga: Warga Asing Dievakuasi Dari Sudan Menyusul Perang yang Kian Memanas
"Selama periode ini, Amerika Serikat mendesak SAF [Angkatan Bersenjata Sudan] dan RSF untuk segera dan sepenuhnya menegakkan gencatan senjata. Untuk mendukung penghentian pertempuran yang tahan lama, Amerika Serikat akan berkoordinasi dengan mitra regional dan internasional, serta para pemangku kepentingan sipil Sudan," kata Blinken dalam sebuah pernyataan.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan kekerasan di negara yang diapit Laut Merah, Tanduk Afrika, dan wilayah Sahel ini berisiko menimbulkan bencana besar bagi seluruh wilayah dan sekitarnya.
Baca juga: 30 Warga Spanyol Dievakuasi dari Sudan
Dia mendesak 15 anggota Dewan Keamanan PBB untuk menggunakan pengaruh mereka untuk mengembalikan Sudan ke jalur transisi demokratis, setelah kudeta militer tahun 2021 yang menyusul jatuhnya penguasa lama Omar al-Bashir dalam pemberontakan rakyat.
"Kita semua harus melakukan segala sesuatu dengan kekuatan kita untuk menarik Sudan kembali dari tepi jurang... Kami mendukung mereka pada saat yang mengerikan ini," kata Guterres, dia menambahkan telah mengizinkan relokasi sementara beberapa personel dan keluarga PBB.
Dewan Keamanan telah merencanakan pertemuan mengenai Sudan pada Selasa (25/4).
Dalam beberapa hari terakhir, sejumalah warga Sudan dan negara-negara tetangga telah mengungsi. Setidaknya dua konvoi yang terlibat dalam evakuasi mendapat serangan pada akhir pekan lalu. Para diplomat menjadi sasaran serangan, dan setidaknya lima pekerja bantuan tewas.
Pada akhir pekan pertempuran cukup mereka, celah itu digunakan AS dan Inggris mengeluarkan staf kedutaan mereka. Langkah kedua negara itu membuat berbagai negara mengevakuasi warga negara mereka, mulai dari negara-negara Arab Teluk hingga Rusia, Jepang, dan Korea Selatan. (aljazeera/Z-3)
PERSERIKATAN Bangsa-Bangsa (PBB) terpaksa memangkas secara signifikan rencana bantuan kemanusiaan global untuk 2025. Soalnya, pasokan dana mengalami penurunan.
KEMENTERIAN Kesehatan Sudan menyatakan lebih dari 2.700 orang dalam sepekan telah terjangkit kolera di negara itu.
Lebih dari 400 orang dilaporkan tewas akibat serangan Pasukan Dukungan Cepat (RSF) di wilayah El-Fasher, Darfur, menurut PBB yang mengutip sumber-sumber kredibel.
Di wilayah pesisir timur Sudan yang aman, penduduk menyambut bulan Ramadan dengan berjuang keras untuk berburu dan membeli kebutuhan pokok.
44 warga sipil tewas dan 28 lainnya terluka akibat serangan oleh faksi Gerakan Pembebasan Rakyat Sudan-Utara (SPLM-N).
Di Sudan, perang antara paramiliter Rapid Support Forces (RSF) dan tentara Sudan telah berlangsung sejak April 2023. Kedua pihak saling menuduh melakukan kejahatan perang.
Banjir besar di Potiskum, Nigeria, merusak ratusan rumah dan memaksa ratusan warga mengungsi.
Gelombang panas mencapai 44°C melanda Eropa Selatan, memicu kebakaran hutan dan memaksa ribuan orang tinggalkan rumah.
Lebih dari seribu orang dievakuasi di Spanyol akibat kebakaran hutan yang terus meluas.
Puluhan orang diduga tejebak usai banjir bandang di Uttarkashi, India.
Pemerintah Tiongkok mengevakuasi lebih dari 82 ribu warga Beijing yang terancam hujan deras dan banjir.
Anak-anak yang mengalami kondisi medis berat ini akan dipindahkan ke luar Gaza.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved