Headline
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.
Menteri Luar Negeri Tiongkok, Qin Gang, menyalahkan Amerika Serikat (AS) atas meningkatnya ketegangan antara Washington dan Beijing. Mereka menegaskan jika AS tidak mengubah arahnya, maka akan terjadi konflik tinggi dan konfrontasi.
Qin Gang menilai, AS telah melakukan penindasan dan pengekangan terhadap Tiongkok daripada persaingan yang adil atau berdasarkan aturan.
"Persepsi dan pandangan Amerika Serikat terhadap Tiongkok sangat keliru," kata Qin Gang kepada para wartawan dalam sebuah konferensi pers di Beijing di sela-sela pertemuan parlemen tahunan, seperti dilansir dari AFP, Selasa, (7/3).
Baca juga: Tiongkok Tambah Anggaran Militer Rp3.437 Triliun
Dikatakan Qin Gang, Amerika Serikat menganggap Tiongkok sebagai saingan utamanya dan tantangan geopolitik yang paling besar.
"Amerika Serikat berbicara banyak tentang mengikuti aturan, tetapi bayangkan dua atlet yang bersaing dalam perlombaan Olimpiade,” tegasnya.
Seperyi diketahui, Amerika Serikat mengatakan bahwa mereka membangun pagar pembatas untuk hubungan dengan Tiongkok dan tidak mencari konflik. Namun, dalam praktiknya pihak Amerika Serikat mengatakan Tiongkok tidak seharusnya merespons dengan kata-kata atau tindakan ketika difitnah atau diserang.
Baca juga: Amerika Serikat Akan Terbitkan RUU Larangan TikTok Pekan Ini
"Jika Amerika Serikat tidak menginjak rem, dan terus melaju di jalur yang salah, tidak ada pagar pembatas yang dapat mencegah tergelincirnya, yang akan menjadi konflik dan konfrontasi, dan siapa yang akan menanggung akibat buruknya," ujar Qin Gang.
Hubungan antara kedua negara adidaya ini telah tegang selama bertahun-tahun karena sejumlah isu termasuk Taiwan, perdagangan dan Ukraina. Namun memburuk setelah kontroversi yang melibatkan balon udara yang menurut AS merupakan alat mata-mata Tiongkok dan ditembak jatuh bulan lalu.
"Jika Amerika Serikat berambisi untuk menjadikan dirinya besar kembali, mereka juga harus memiliki pemikiran yang luas untuk pengembangan negara-negara lain. Pengekangan dan penindasan tidak akan membuat Amerika menjadi besar. Itu tidak akan menghentikan peremajaan Tiongkok,” kata Qin Gang.
(AFP/Z-9)
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengancam menerapkan tarif tambahan sebesar 10% terhadap negara-negara yang mendukung kebijakan aliansi BRICS.
Kepala Ekonom Trimegah Sekuritas Indonesia Fakhrul Fulvian menegaskan bahwa pemerintah Indonesia harus memperkuat posisi tawar dagang di hadapan Amerika Serikat secara strategis.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Senin, 7 Juli 2025, dibuka menguat ke level 6865.
ISRAEL telah menerima tanggapan resmi dari Hamas terkait usulan gencatan senjata baru di Jalur Gaza.
Dubes RI untuk AS diharapkan mampu menjalankan tugas dengan baik dan memanfaatkan momentum untuk mengawal hubungan baik antara Indonesia dan AS.
California tengah dilanda kebakaran hutan terbesar yang pernah dihadapi negara bagian tersebut sejak awal 2025.
Langkah awal meredakan konflik Iran–Israel melalui Confidence-Building Measures (CBM) untuk mengurangi ketegangan dan membangun kepercayaan bersama.
DIASPORA Indonesia yang tersebar di mancanegara ikut menyoroti wacana Indonesia emas 2045 di tengah tantangan geopolitik yang sedang berkobar di belahan dunia.
KETEGANGAN geopolitik di Timur Tengah, khususnya konflik antara Israel dan Iran serta potensi penutupan Selat Hormuz, menjadi perhatian serius pemerintah Indonesia.
SITUASI geopolitik yang memanas antara Iran dan Israel dinilai masih akan mempengaruhi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pekan ini.
Ketidakpastian dunia saat ini disebut bakal bersifat permanen dan mengubah tatanan global.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved