Korea Utara (Korut) telah menguji coba menembakkan empat rudal jelajah strategis ke laut pada Kamis (23/2). Latihan ini menunjukkan kesiapan konflik pasukan Pyongyang dalam penggunaan senjata nuklir.
Uji coba ini menjadi yang terbaru dari serangkaian provokatif yang telah meningkatkan ketegangan di semenanjung Korea dan meningkatkan kekhawatiran bahwa Pyongyang akan melakukan uji coba nuklir pertamanya sejak 2017.
Empat rudal Hwasal-2 ditembakkan dari daerah Kota Kim Chaek di provinsi Hamgyong Utara menuju Laut Timur, juga dikenal sebagai Laut Jepang, kata Kantor Berita Pusat Korea. Rudal itu menempuh jarak dua ribu kilometer sebelum mencapai target.
"Komisi Militer Pusat Partai Buruh Korut menyatakan sangat puas atas hasil latihan peluncuran tersebut. Latihan itu dengan jelas menunjukkan sekali lagi postur perang pasukan tempur nuklir DPRK yang memperkuat dalam segala hal kemampuan serangan balik nuklirnya yang mematikan terhadap pasukan musuh," tambah kantor berita Korut, KCNA.
KCNA menggunakan akronim untuk nama resmi Korut, Republik Rakyat Demokratik Korea atau DPRK. Peluncuran itu dilakukan setelah Korut menembakkan tiga rudal terlarang dalam sepekan terakhir, termasuk uji coba rudal balistik antarbenua (ICBM) yang menurut Pyongyang menunjukkan kapasitasnya untuk serangan balik nuklir yang fatal terhadap pasukan musuh.
ICBM yang diluncurkan pekan lalu mendarat di zona ekonomi eksklusif Jepang dan merupakan peluncuran pertama Pyongyang dalam tujuh minggu. Uji coba provokatif dilakukan di sekitar latihan militer bersama yang diadakan oleh Korea Selatan, Jepang, dan Amerika Serikat di Laut Jepang.
Awal pekan ini, saudara perempuan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, Kim Yo Jong, menggambarkan Pasifik sebagai zona yang masuk jarak tembak. Pada hari yang sama, Pyongyang menolak kecaman dari PBB atas peluncuran rudal balistiknya baru-baru ini.
Kim Yo Jong mengatakan kecaman itu tidak adil dan tidak seimbang karena mengabaikan hak Korut untuk membela diri. Hubungan antara kedua Korea berada di salah satu titik terendah dalam beberapa dekade. Korut menyatakan dirinya tahun lalu sebagai kekuatan nuklir yang tidak dapat diubah dan Kim Jong Un menyerukan peningkatan eksponensial dalam produksi senjata, termasuk senjata nuklir taktis.
Korut yang tertutup dari dunia luar juga melakukan uji tembak puluhan rudal pada 2022, membuat postur keamanan di Asia Timur berada di ujung tanduk. (AFP/OL-12)