Headline
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
DUTA Besar Republik Ukraina untuk Indonesia, Vasyl Hamianin, menjelang peringatan setahun agresi Rusia meminta masyarakat Indonesia untuk berpihakan kepada nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan universal.
"Kami tidak membutuhkan orang Indonesia berpihak pada Ukraina. Berpihak pada kemanusiaan dan keadilan universal saja, Anda akan tahu bagaimana bersikap ketika misalnya rumah Anda dirampok," tutur Doktor Ilmu Sejarah itu dalam keterangan tertulis, Jumat (10/2).
Pada 24 Februari 2022, Rusia menyerbu Ukraina yang menandai eskalasi besar perang Rusia-Ukraina yang dimulai pada 2014. Invasi ini memaksa sepertiga penduduk Ukraina untuk berpindah dan menyebabkan 7 juta orang Ukraina meninggalkan negaranya yang memicu krisis pengungsi Eropa yang paling cepat tumbuh sejak Perang Dunia II.
Sebelumnya pada 2014, Rusia menyerbu dan menganeksasi Krimea. Separatis yang didukung oleh Rusia menyita sebagian wilayah Donbas di Ukraina tenggara terdiri atas oblast Luhansk dan Donetsk sehingga memicu perang regional.
Sebelum invasi 2022, sejak 2021, Rusia yang dipimpin Vladimir Putin memulai penumpukan militer skala besar pada batas Rusia-Ukraina sebelum melancarkan operasi militer khusus yang ditujukan untuk melakukan demiliterisasi dan denazifikasi. Menurut Vasyl Hamianin, konflik yang ditimbulkan Rusia itu jelas mengakibatkan krisis yang sangat serius secara global terutama krisis kepercayaan terhadap upaya diplomasi antarnegara. "Karena bagaimana bisa kita percaya diplomasi atau PBB ketika salah satu anggota penuh Dewan Keamanan, negara nuklir terbesar menginvasi negara independen dan merdeka yakni Ukraina?" tuturnya.
Menurut dia, bangsa Ukraina sejak setahun terakhir tidak saja berjuang demi kemerdekaan wilayah Ukraina. Bangsa Ukraina berjuang demi demokrasi, keadilan, dan kemanusiaan global. Alasan kuat tersebut karena banyak negara yang terlibat. "Kondisi ini membuat ada tudingan bahwa Ukraina sekadar boneka dari negara Barat dan bahwa kini Rusia yang melakukan invasi kini berperang melawan NATO yang secara massif disebarkan melalui mesin propaganda Moskow," tuturnya.
Vasyl Hamianin sangat memahami suara-suara sumbang tersebut karena Rusia putus asa akibat kalah dalam perang. Namun faktanya, hingga kini tidak ada satu pun tentara dari negara NATO yang berperang di Ukraina saat ini. "Apakah Ukraina adalah boneka? Maka kita harus kembali pada peristiwa 24 Februari 2022. Rusia mengklaim akan mampu menguasai Kyiv dalam tiga hari atau seminggu. Presiden dan pemerintah kita ditawari untuk mengungsi ke Eropa. Dan Presiden kita menjawab: Kita punya senjata, kita akan melawan! Apakah ini perilaku boneka?" tanyanya.
Dengan fakta yang sudah diketahui banyak masyarakat Indonesia, bangsa Ukraina tidak menuntut banyak dukungan dari bangsa Indonesia. Cukup simpati kepada warga sipil dan tentara yang menjadi korban invasi Rusia. "Saya yakin orang Indonesia tidak akan menerima dibohongi, tetapi bisa disesatkan oleh propaganda Rusia. Jika Anda melihat Ukraina, cobalah bercermin ke Indonesia bagaimana jika ada invasi ke negara Anda. Anda tentu akan melawan!" tegasnya. (OL-14)
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump mungkin memiliki sudut pandangnya sendiri tentang situasi di Ukraina. Akan tetapi bagi Rusia ini soal kepentingan nasional dan masa depan negara.
DINAS Keamanan Ukraina mengeklaim pihaknya berhasil melaksanakan operasi bawah laut yang merusak Jembatan Kerch yang menghubungkan daratan Rusia dengan Semenanjung Krimea.
UKRAINA dan Rusia telah mencapai kesepakatan besar di Istanbul, Senin (2/6), untuk melakukan pertukaran tahanan dan jenazah terbesar sejak perang dimulai pada Februari 2022.
RUSIA dan Ukraina berhasil menyelesaikan pertukaran sebanyak 1.000 tahanan pada Minggu (25/5) waktu setempat. Ini menjadi pertukaran tawanan terbesar sejak konflik antara keduanya.
SERANGAN drone Ukraina berskala besar kembali menembus ke wilayah Rusia. Ini memaksa otoritas Moskow untuk melumpuhkan aktivitas penerbangan dan internet seluler.
RUSIA mengambil langkah pertahanan dengan mematikan internet seluler di tengah gempuran serangan udara tanpa henti dari Ukraina.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved