Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
RUSIA memasuki resesi, sembilan bulan setelah melancarkan invasi ke Ukraina, setelah sanksi ekonomi dari negara-negara Barat mulai terasa imbasnya. Hal itu terungkap dalam data resmi, yang dirilis Rabu (16/11).
GDP Rusia menyusut 4% di kuarter ketiga berdasarkan perkiraan awal yang dirilis Badan Statistik Nasional, Rosstat.
Karena penyusutan itu terjadi secara beruntun di dua kuartal, Rusia kini secara resmi mengalami resesi berdasarkan definisi teknis.
Baca juga : Harga Minyak Naik Dipicu Pemotongan OPEC+ dan Pelemahan Dolar AS
Namun, penyusutan kali ini lebih rendah dibandingkan yang terjadi pada Juli dan September kala output ekonomi Rusia menurun 4,5%.
Kontraksi ekonomi itu dipicu oleh penurunan 22,6% perdagangan grosir dan 9,1% perdagangan retail.
Sementara itu, konstruksi naik 6,7% dan pertanian naik 6,2%.
Baca juga : Rusia Batasi Suplai Gas ke Negara Pendukung Ukraina, Eropa Terancam Resesi
Ekonomi Rusia memang tengah menghadapi serangkaian masalah. Sanksi dari negara-negara Barat menyebabkan mereka mengalami kendala ekspor dan impor, termasuk sejumlah komponen penting manufaktur dan spare part.
Perusahaan juga kekurangan pekerja akibat mobilisasi yang menyedot jutaan pekerja pria dari tenaga kerja Rusia.
Saat ini, ekonomi Rusia semakin tergantung pada ekspor energi, yang mencakup sekitar 40% pemasukan pemerintah.
Menurut laporan Boris Titov, komisioner Rusia untuk entepreneur, sekitar sepertiga dari 5.800 perusahaan Rusia mengalami penurunan penjualan selama satu bulan terakhir.
Mobilisasi 300 ribu warga untuk bergabung dengan militer, September lalu, juga mempengaruhi sepertiga dari perusahaan di negara itu. (AFP/OL-1)
KEPALA Pusat Makroekonomi dan Keuangan Indef M. Rizal Taufiqurrahman menilai pemerintah gagal mengoptimalkan ruang fiskal di tengah perlambatan ekonomi dan meningkatkan risiko resesi.
Indonesia dihantui resesi karena pertumbuhan ekonomi yang mengkhawatirkan. Pada triwulan pertama 2025, pertumbuhan ekonomi nasional hanya 4,87%, terendah sejak triwulan ketiga 2021.
Pengamat meminta pemerintah untuk segera mengambil langkah antisipatif untuk mencegah resesi, mengingat perkembangan secara triwulanan (q to q) juga tercatat minus 0,98%.
Resesi, Resesi ekonomi: Pelajari penyebab, dampak, dan cara menghadapinya. Panduan lengkap untuk memahami dinamika ekonomi yang penting.
KEBIJAKAN tarif resiprokal yang dikeluarkan Amerika Serikat untuk sejumlah negara, termasuk Indonesia, mendorong gejolak perekonomian.
Pasar saham AS mengalami penurunan tajam pada Senin, dengan Dow Jones jatuh lebih dari 850 poin di tengah kekhawatiran resesi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved