Headline

Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.

Fokus

Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.

Banjir Bandang Sapu Kota Eugowra di Australia

Cahya Mulyana
16/11/2022 14:07
Banjir Bandang Sapu Kota Eugowra di Australia
Banjir di Eugowra.(The Guardian)

Banjir bandang menghancurkan sejumlah bangunan di Kota Eugowra, sekitar 350 kilometer (220 mil) barat Sydney pada Senin (14/11). Wilayah itu yang berada di pantai timur Australia ini telah berulang kali disapu oleh hujan deras dalam dua tahun terakhir, didorong oleh siklus La Nina yang berurutan.

Juru bicara Layanan Darurat Negara Bagian New South Wales, Steve Hall mengatakan kondisi mengerikan saat tim evakuasi memasuki ke kota berpenduduk sekitar 800 orang itu. "Semua yang mereka sayangi telah tersapu oleh air. Semua harta benda mereka tertutup air dan lumpur, mereka harus kembali dan memulai dari awal, mengatasi semua proses kesedihan, kehilangan, dan kemarahan," paparnya.

Penduduk yang terdampar meringkuk di atap saat banjir memuncak pada Senin malam, sebelum mereka dievakuasi ke tempat aman dengan helikopter penyelamat. Anggota parlemen setempat, Andrew Gee mengatakan Eugowra hancur dengan mobil-mobil yang tersapu banjir dan beberapa bangunan hanya menyisakan fondasi.

"Warga berbicara tentang tsunami yang datang pada mereka," katanya kepada ABC.

Bendungan Wyangala meluap pada setelah hujan lebat dan menumpahkan sekitar 230.000 megaliter ke daerah tangkapan air di dekat Eugowra. Penduduk Kota Forbes, sekitar 40 kilometer (25 mil) barat Eugowra juga dievakuasi.

Sekitar 14 orang harus diselamatkan setelah Motel Plainsman di Forbes tenggelam. Ini adalah kedua kalinya pengunjung Forbes dievakuasi akibat banjir dalam dua minggu terakhir.

Badai besar awal tahun ini menyebabkan bencana banjir yang meluas di pantai timur Australia, yang menewaskan lebih dari 20 orang. Puluhan ribu penduduk Sydney diperintahkan untuk mengungsi pada bulan Juli ketika banjir kembali membanjiri pinggiran kota.

Para ilmuwan percaya bahwa perubahan iklim dapat membuat periode banjir menjadi lebih ekstrem karena udara yang lebih hangat menyimpan lebih banyak kelembapan. (AFP/OL-12)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Retno Hemawati
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik