Headline

Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.

Fokus

Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.

Baru Kuasai Twitter, Elon Musk Pecat Beberapa Pejabat Eksekutif

Insi Nantika Jelita
28/10/2022 09:37
Baru Kuasai Twitter, Elon Musk Pecat Beberapa Pejabat Eksekutif
Elon Musk(AFP/FREDERIC J. BROWN)

ORANG terkaya dunia, Elon Musk, telah menyelesaikan pengambilalihan raksasa jejaring sosial Twitter senilai US$44 miliar. Tak menunggu lama, ia pun dikabarkan memecat beberapa pejabat eksekutif Twitter, termasuk Chief Executive Officer (CEO) Parag Agrawal.

Beberapa media ternama di Amerika Serikat (AS) melaporkan pada Kamis malam (27/10), Elon juga memecat Ned Segal selaku kepala keuangan Twitter dan Vijaya Gadde yang merupakan kepala kebijakan hukum, kepercayaan dan keamanan Twitter.

Agrawal dan Segal yang bekerja di markas Twitter San Francisco, AS, dilaporkan dikawal keluar dari kantor usai pengambilalihan saham oleh Elon Musk.

Pada Rabu (26/10), Elon Musk mengunjungi kantor pusat perusahaan di San Francisco, membawa wastafel dan mengubah bio Twitter-nya menjadi Chief Twit. Dengan pengambilalihan perusahaan itu, perhatian sekarang akan beralih ke rencananya untuk memainkan peran besar dalam lanskap politik di AS dan media karena pengikutnya yang banyak.

Elon telah mengisyaratkan akan membatalkan penutupan akun Mantan Presiden AS Donald Trump, yang mencerminkan sebagai absolut kebebasan berbicara. Vijaya Gadde yang dikabarkan dipecat oleh Elon merupakan sosok yang membuat keputusan untuk menangguhkan akun Donald Trump secara permanen.

Baca juga: Pembelian Twitter oleh Elon Musk Undang Penyelidikan Federal

Ada juga laporan bulan ini, Elon berencana untuk memecat hampir tiga perempat dari 7.500 staf Twitter, untuk memotong biaya di perusahaan yang harus membayar paket utang US$13 miliar. Uang tersebut akan membantu dirinya membayar kesepakatan dengan Twitter.

Musk menandatangani kesepakatan untuk membeli Twitter pada 25 April, tetapi kemudian terlibat perselisihan dengan perusahaan terkait jumlah akun spam di platformnya, yang membuatnya mengumumkan pada bulan Juli, akan meninggalkan transaksi tersebut.

Twitter kemudian menggugat Elon Musk di pengadilan Delaware, tempat perusahaan itu didirikan, untuk menuntut agar dia menutup kesepakatan. Menyusul perubahan pikiran yang mengejutkan dari Musk saat tanggal pengadilan mendekat, seorang hakim Delaware kemudian memberi kedua belah pihak waktu hingga 28 Oktober untuk menutup kesepakatan. (The Guardian/OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik