Headline
Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.
Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
WARGA Iran turun ke jalan untuk malam kesepuluh, Minggu (25/9), mengabaikan ancaman hukuman dari pemerintah, memprotes kematian seorang perempuan Kurdi, Mahsa Amini, setelah ditahan polisi moral.
Sedikitnya 41 orang telah tewas sejak aksi demonstrasi bergulir, mayoritas demonstran, berdasarkan laporan pemerintah, meski kelompok HAM menyebut angka sebenarnya lebih besar lagi.
Kelompok Iran Human Rights (IHR), Minggu (25/9) malam, melaporkan jumlah korban tewas setidaknya sebanyak 57. Namun, mereka menggarisbawahi pemadaman internet oleh pemerintah Iran membuat mereka kesulitan mengonfirmasi jumlah tersebut saat aksi demonstasi telah meluas ke berbagai kota di "Negeri Para Mullah' itu.
Baca juga: Presiden Iran Bersumpah Tindakan Tegas pada Gelombang Protes Perempuan
Sementara itu, melanjutkan ancaman dari Presiden Iran Ebrahim Raisi, Kepala Kehakiman Iran Gholamhossein Mohseni Ejei, Minggu (25/9), menegaskan akan bertindak tegas tanpa kecuali terhadap para demonstan yang disebutnya sebagai 'pemicu kerusuhan'.
Ratusan demonstran, aktivis reformasi, dan wartawan telah ditahan dalam aksi demonstrasi, yang bisaanya digelar pada malam hari sejak kabar mengenai meninggalnya Amini terungkap pada 16 September lalu.
Amini, yang memiliki nama Kurdi Jhina, ditahan tiga hari sebelum meninggal karena disebut melanggar aturan yang mengharuskan mengenakan hijab ketat, jeans sobek-sobek, dan pakaian berwarna cerah.
Sejumlah gambar yang dirilis oleh IHR memperlihatkan aksi demonstrasi pada malam hari di Teheran.
Aksi yang sama juga terjadi di sejumlah lokasi lain, seperti di Tabriz dan Shiraz, dengan demonstran perempuan melepas hijab mereka.
Aksi demonstrasi terbesar di Iran dalam tempo tiga tahun dihadapi oleh polisi dengan menembakkan peluru tajam saat demonstran membalas dengan lemparan batu, membakar mobil polisi serta gedung pemerintah.
Sejumlah demonstran perempuan membakar hijab mereka dan memotong rambut mereka sembari meneriakkan yel-yel zan, zendegi, azadi yang berarti perempuan, kehidupan, dan kebebasan. (AFP/OL-1)
Unjuk rasa tersebut merupakan reaksi terhadap operasi penangkapan besar-besaran yang dilakukan Lembaga Imigrasi dan Bea Cukai (ICE) terhadap para migran tidak berdokumen.
Wakil Gubernur California, Eleni Kounalakis, berencana mengajukan gugatan hukum atas keputusan Presiden Donald Trump yang mengerahkan Garda Nasional.
Penegak hukum di Los Angeles bersiap menghadapi malam yang penuh ketegangan usai demonstrasi terkait penggerebekan imigrasi.
Wali Kota LA, Karen Bass, mengatakan tidak ada kebutuhan menurunkan pasukan federal dan kehadiran Garda Nasional menciptakan kekacauan yang disengaja.
LAPD menyatakan unjuk rasa di luar Pusat Penahanan Metropolitan sebagai perkumpulan ilegal dan mengizinkan penggunaan peluru tak mematikan.
Penyidik mengatakan Mohammed Sabry Soliman merencanakan pelemparan bom molotov ke demonstran pawai untuk sandera Israel, selama satu tahun.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved