Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
PEMBICARAAN nuklir antara Iran dan Amerika Serikat (AS) di Doha, Qatar, kembali menjumpai jalan buntu. Upaya untuk kembali menyepakati perjanjian nuklir 2015 gagal total.
"Diskusi tidak langsung di Doha telah selesai. Meskipun kami sangat berterima kasih kepada Uni Eropa (UE) atas upayanya, kami kecewa bahwa Iran, sekali lagi, gagal menanggapi secara positif inisiatif UE dan oleh karena itu tidak ada kemajuan yang dibuat," kata Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS.
Koordinator UE Enrique Mora sebelumnya mengatakan pihak-pihak yang terlibat dalam dua hari pembicaraan yang intens di Doha belum menghasilkan kemajuan yang diinginkan UE. "Kami akan terus bekerja dengan urgensi yang lebih besar untuk membawa kembali ke jalur kesepakatan kunci untuk nonproliferasi dan stabilitas regional," katanya di Twitter.
Komentar itu muncul setelah Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanani mengatakan bahwa pembicaraan hanya akan berlangsung dua hari. Para pihak telah, "Bertukar pandangan dan proposal tentang masalah yang tersisa," katanya.
Seorang sumber UE mengatakan kepada AFP bahwa diskusi, yang dilakukan dua minggu sebelum Presiden AS Joe Biden melakukan kunjungan resmi pertamanya ke kawasan itu, seharusnya berlangsung beberapa hari.
Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir Abdollahian mengatakan Iran sangat serius untuk menyelesaikan kesepakatan di Doha, tetapi tidak akan melewati garis merah. "Jika pihak Amerika memiliki niat serius dan realistis, kesepakatan sangat tersedia pada tahap ini dan dalam putaran negosiasi ini," katanya seperti dikutip oleh kantor berita negara IRNA.
IRNA sebelumnya menggambarkan garis merah sebagai pencabutan semua sanksi yang terkait dengan perjanjian nuklir, menciptakan mekanisme untuk memverifikasi bahwa mereka telah dicabut, dan memastikan AS tidak menarik diri dari kesepakatan yang telah dibuat.
Washington telah, "Menjelaskan kesiapan kami untuk segera menyimpulkan dan mengimplementasikan kesepakatan untuk saling mengembalikan kepatuhan penuh," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS setelah pembicaraan tidak langsung berakhir. "Namun di Doha, seperti sebelumnya, Iran mengangkat masalah yang sama sekali tidak terkait dengan JCPOA (kesepakatan nuklir Iran) dan tampaknya tidak siap untuk membuat keputusan mendasar ingin menghidupkan kembali kesepakatan atau menguburnya," katanya.
Perbedaan pendapat antara Teheran dan Washington terutama mencakup tuntutan Iran agar Korps Pengawal Revolusi Islamnya dihapus dari daftar teror AS.
Kesepakatan nuklir 2015 yang mencabut sanksi sebagai imbalan atas Iran yang membatasi program nuklirnya ditinggalkan secara sepihak pada 2018 oleh mantan Presiden AS Donald Trump. Trump menerapkan kembali sanksi keras kepada Iran.
Baca juga: AS dan Iran Mulai Bahas Kesepakatan Nuklir di Qatar
Para pejabat Iran sebelumnya mengatakan mereka mengharapkan kemajuan di Qatar tetapi memperingatkan Amerika untuk meninggalkan metode Trump dalam negosiasi. "Kami berharap, insyaallah, kami dapat mencapai kesepakatan positif dan dapat diterima jika Amerika meninggalkan metode Trump," kata Juru Bicara Pemerintah Iran Ali Bahadori Jahromi.
Dia menggambarkan metode itu sebagai, "Ketidakpatuhan terhadap hukum internasional dan perjanjian masa lalu serta mengabaikan hak-hak hukum rakyat Iran," pungkasnya. (France24/OL-14)
Iravani menekankan bahwa konflik terbaru dengan Israel bukan masalah regional dan bukan sekadar serangan terhadap satu negara.
Pertahanan udara Amerika Serikat (AS) membantu Israel menghalau rudal-rudal yang ditembakkan militer Iran.
Pertamina berencana melakukan pergeseran (shifting) sumber impor minyak mentah (crude) dari beberapa negara ke Amerika Serikat.
Serangan Israel menargetkan program nuklir Iran serta sejumlah fasilitas militer lainnya.
AMERIKA Serikat mengevakuasi staf diplomatik dari kedutaan besarnya di Baghdad, Irak. Seorang pejabat Departemen Luar Negeri AS mengonfirmasi itu kepada Anadolu, Rabu (11/6).
Pemerintah Indonesia terus melakukan pendampingan melalui perwakilan RI di Amerika Serikat dengan bantuan konsuler.
INDIA dan Pakistan kembali terlibat dalam saling tuduh, kali ini terkait pengelolaan senjata nuklir. Ketegangan ini terjadi hanya beberapa hari setelah gencatan senjata
Militer India mengatakan serangan itu hanya menargetkan teroris dan kamp pelatihan teroris dua kelompok militan, namun Pakistan membantah hal itu.
Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif mengutuk serangan India, yang terjadi pada Rabu (7/5) dini hari waktu setempat, dan berjanji bahwa Pakistan akan merespons dengan tegas.
Superkomputer tercepat di dunia, "El Capitan", resmi diluncurkan di Lawrence Livermore National Laboratory (LLNL), California, dengan biaya pembangunan US$600 juta.
Putaran baru konsultasi antara Iran dan Eropa terkait kesepakatan nuklir akan berlangsung pada 13 Januari.
Selama pertemuan dengan mahasiswa di Minsk, Lukashenko membahas keadaan di mana senjata nuklir dapat digunakan untuk melindungi Belarusia dan Rusia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved