Headline
Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.
Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.
TIONGKOK menjelma menjadi salah satu kekuatan global di dunia di era Presiden Xi Jinping. Secara diplomatik, Tiongkok menjalin hubungan baik dengan negara-negara di dunia. Namun, di negara penerima, kehadirian Tiongkok terkadang masih menjadi pro-kontra, bahkan di kalangan elite, perbendaan pandangan juga terasa.
Hal itu menjadi salah satu bahasan dalam bunga rampai pemikiran mengenai Tiongkok bertajuk China in the Global South: Impact and Perceptions, yang diterbitkan oleh Springer pada Mei 2022, dengan editor Theodor Tudoroiu dan Anna Kuteleva.
“Tiongkok merupakan sebuah kekuatan normatif. Tiongkok selalu berusaha untuk menentukan apa yang dianggap normal dalam hubungan dengan negara-negara lain,” kata Tudoroiu, ahli dari University of West Indies, Trinidad and Tobago, dalam webinar “Book Talk: China’s Rise in the Global South and Indonesia yang digelar Forum Sinologi Indonesia (FSI).
Menurut Tudoroiu, upaya Tiongkok untuk menentukan norma makin terlihat sejak Presiden Xi Jinping berkuasa. Dalam pandangannya, sejak itu, Tiongkook makin terlihat memproyeksikan kekuatan normatif di atas, khususnya dalam hubungan dengan negara-negara yang tidak sekuat dia.
Tujuan dari proyeksi kekutan normatif tersebut adalah agar para elit di negara-negara tersebut mengubah pandangan yang mereka yakini dan mendefinisikan ulang kepentingan nasional mereka sehingga menguntungkan bagi Tiongkok.
"Dengan demikian, kebijakan-kebijakan di negara negara tersebut menjadi sejalan dengan kepentingan Tiongkook di tingkat lokal, regional, dan bahkan global. Salah satu cara yang Tiongkok gunakan untuk mencapai tujuan itu adalah dengan menyediakan pinjaman finansial untuk membangun projek projek infrastruktur yang prestisius di negara-negara penerima,” kata Tudoroiu.
Bila upaya itu berhasil, maka Tiongkok akan menjadi kekuatan yang dominan dalam negara-negara tersebut. Meski demikian, Tudoroiu berargumen bahwa keberhasilan Tiongkok memproyeksikan kekuatan normatif tersebut masih tergantung pada dinamika yang berkembang di negara-negara penerima.
Baca juga : Laporan PBB: Mengakhiri Pendudukan Israel Kunci Hentikan Kekerasan
Ketua FSI yang juga pengamat Tiongkok Universitas Pelita Harapan JOhanes Herlijanto mengatakan, kelompok elit di Indonesia masih memiliki pandangan yang berbeda-beda terhadap hadirnya Tiongkok sebagai kekuatan global.
Sebagian kelompok elite di pemerintahan Presiden Joko Widodo memang memiliki pandangan positif terhadap Tiongkok, namun antipati terhadap meningkatnya kehadiran Tiongkok di Indonesia masih cukup dominan, khususnya di kalangan elit yang berada di luar pemerintah.
“Meski sebagian kelompok elit yang berada di pemerintahan Presiden Jokowi memiliki pandangan positif terhadap Tiongkok, kekhawatiran, bahkan antiapati terhadap meningkatnya kehadiran Tiongkok di Indonesia masih cukup dominan, khususnya di kalangan elit yang berada di luar pemerintah,” katanya.
Guru Besar purnabakti Universitas Indonesia A Dahana, yang juga salah seorang pendiri Forum Sinologi Indonesia, menyambut dengan hangat diterbitkannya buku berjudul China in the Global South: Impact and Perceptions ini.
Dalam pandangannya, buku yang berisi studi kasus pada 9 negara dari kawasan-kawasan yang berbeda ini memberi informasi yang kaya mengenai dampak dari kehadiran Cina pada negara-negara yang berbeda beda itu.
Dalam pandangan A. Dahana, dampak kehadiran Tiongkok ini menjadi penting karena para pemerhati Indonesia seharusnya tidak hanya memperhatikan apa yang terjadi dalam hubungan antara Tiongkok dan Indonesia saja, tetapi juga perlu untuk mempelajari apa yang terjadi di negara-negara lain terkait dengan fenomena kebangkitan Tiongkok. (RO/OL-7)
Presiden Amerika Serikat Donald Trump menandatangani perintah eksekutif pada Senin (11/8) yang memperpanjang penghentian tarif lebih tinggi terhadap Tiongkok hingga 10 November 2025.
AMERIKA Serikat (AS) dan Tiongkok sepakat menunda kenaikan tarif impor selama 90 hari, hanya beberapa jam sebelum masa gencatan senjata perdagangan kedua negara berakhir pada Selasa (12/8).
Duta Besar Tiongkok untuk Indonesia, Wang Lutong, memberikan apresiasi tinggi kepada PT Lami Packaging Indonesia (LamiPak Indonesia) yang berhasil meningkatkan kapasitas produksinya.
Nvidia dan AMD dikabarkan sepakat membayar pemerintah Amerika Serikat sebesar 15% dari penjualan semikonduktor mereka di Tiongkok.
PERAHU naga berhasil meraih tiga medali emas untuk Indonesia dalam ajang The World Games Chengdu 2025. Adapun yang terbaik yakni nomor 10-seater 500 meter, Minggu (10/8) waktu setempat
Chikungunya jarang berakibat fatal dan virus yang dibawa oleh nyamuk ini tidak menyebar melalui udara.
Posisi Indonesia sangat strategis bagi Tiongkok sebagai penyeimbang khususnya di kawasan Asia Tenggara.
FESTIVAL Olahraga Masyarakat Nasional (FORNAS) VIII Tahun 2025 di Nusa Tenggara Barat sebagai jembatan diplomasi budaya antara Indonesia dan Turki.
Kebijakan tarif sebesar 32% yang diterapkan secara resiprokal oleh pemerintah AS tentu akan berdampak terhadap daya saing produk Indonesia, khususnya komoditas ekspor unggulan.
Menurut Gugun, Indonesia dan Saudi Arabia menekankan pentingnya memperluas kemitraan ekonomi dan perdagangan.
SEJUMLAH posisi Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk berbagai negara mitra strategis masih kosong hingga saat ini. Hal ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan pakar hubungan internasional.
Bedah buku Mengarungi Jejak Merajut Asa 75 Tahun Indonesia-Tiongkok membahas tentang hubungan Indonesia-Tiongkok.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved