Headline
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
SEJUMLAH perempuan warga Indonesia yang tinggal di Ukraina menjadi saksi banyak kabar bohong yang bertahun-tahun disebarkan oleh pemerintah Rusia dan dipercaya media dan masyarakat di Indonesia.
Pepi Aprianti Utami, WNI yang tinggal di Kyiv, menyatakan sejak 2014 dirinya mendengar pemberitaan media Rusia tentang kejahatan kemanusiaan yang dilakukan pemerintah Ukraina. "Saya melihat dan menonton berita Rusia itu seperti bukan hidup di dunia yang sama. Mereka memberitahukan segala hal 180 derajat yang tidak sama dengan kejadian di Ukraina," tuturnya dalam siaran langsung Kopi Timur yang digelar Rakyat Merdeka Online (RMOL), belum lama ini.
Jadi, lanjutnya, pemerintah Rusia menyebarkan propaganda, sehingga dirinya sangat meragukan informasi yang mereka siarkan. Soalnya, apapun yang dilaporkan media Rusia selalu terbalik dengan fakta yang sebenarnya.
Hal senada dinyatakan Rini Ambarwati, WNI yang tinggal di Lviv, menyatakan dirinya merasa sakit hati karena sebagai warga yang tinggal di Ukraina dia menjadi saksi penderitaan masyarakat akibat invasi Rusia. "Sejujurnya sakit hati karena sebagai warga yang tinggal di sini, saya yang merasakan dan yang menderita. Nah ketika melihat pemberitaan di media (Rusia) aku sakit hati karena dia sempat berpikir Rusia sebaik yang diberitakan oleh media-media di Indonesia," ungkapnya.
Dia ingin rekan-rekan di Indonesia berpikir secara logika tentang invasi Rusia terhadap Ukraina. Jangan selalu menyinggung agama seperti menyamakan Ukraina dengan Palestina. Ini Ukraina, lanjutnya, yang dijajah sama Rusia.
Dalam kesempatan yang sama, Maysaroh alias Maya, WNI yang tinggal di Odessa, melihat pemberitaan di Indonesia tentang penjajahan Rusia terhadap Ukraina cenderung menonjolkan sisi Rusia. "Mereka (media Indonesia) gemar menggunakan diksi ura-ura. Mereka tidak tahu apa itu ura-ura. Mereka harusnya tahu, kalau ura-ura bagi masyarakat yang tinggal di sini merupakan ancaman yang mencekam. Nyawa kami terancam," tegasnya.
Baca juga: PBB Dorong Pembentukan Kelompok untuk Bahas Masalah Kemanusiaan di Ukraina
Senada dengan Maya, Prihatini alias Titin, WNI yang tinggal di Mykolaiv menyatakan kesedihannya setiap kali media di Indonesia justru mengglorifikasi jargon ura-ura yang mengancam jiwa warga Ukraina. "Perasaan saya sedih banget sejak hari pertama lihat 'ura-ura' kok begini. Aku coba menjelaskan, tetapi netizen Indonesia justru membully aku. Mereka yang tinggal di Indonesia sebenarnya tidak tahu dan tidak mau tahu jargon 'ura-ura' tersebut," tuturnya. (RO/OL-14)
PRESIDEN Rusia Vladimir Putin menyatakan kesiapan untuk melanjutkan putaran ketiga pembicaraan damai dengan Ukraina. Kemungkinan pertemuan digelar di Istanbul, Turki.Â
PRESIDEN Rusia Vladimir Putin membuka peluang bertemu dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump di tengah upaya Moskow melanjutkan proses negosiasi damai dengan Ukraina.
Presiden Rusia Vladimir Putin menegaskan peningkatan belanja pertahanan oleh NATO bukanlah ancaman bagi negaranya.
KOMISI Eropa memperpanjang sanksi terhadap Rusia sebagai respons atas aneksasi ilegal wilayah Krimea dan kota Sevastopol hingga 23 Juni 2026.
Ukraina dan Rusia menyelesaikan tahap akhir dari kesepakatan pertukaran jenazah prajurit yang gugur dalam perang.
Wacana soal pemotongan bantuan militer dapat melemahkan semangat warga Ukraina yang tengah berjuang di garis depan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved