Headline
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
SEJUMLAH perempuan warga Indonesia yang tinggal di Ukraina menjadi saksi banyak kabar bohong yang bertahun-tahun disebarkan oleh pemerintah Rusia dan dipercaya media dan masyarakat di Indonesia.
Pepi Aprianti Utami, WNI yang tinggal di Kyiv, menyatakan sejak 2014 dirinya mendengar pemberitaan media Rusia tentang kejahatan kemanusiaan yang dilakukan pemerintah Ukraina. "Saya melihat dan menonton berita Rusia itu seperti bukan hidup di dunia yang sama. Mereka memberitahukan segala hal 180 derajat yang tidak sama dengan kejadian di Ukraina," tuturnya dalam siaran langsung Kopi Timur yang digelar Rakyat Merdeka Online (RMOL), belum lama ini.
Jadi, lanjutnya, pemerintah Rusia menyebarkan propaganda, sehingga dirinya sangat meragukan informasi yang mereka siarkan. Soalnya, apapun yang dilaporkan media Rusia selalu terbalik dengan fakta yang sebenarnya.
Hal senada dinyatakan Rini Ambarwati, WNI yang tinggal di Lviv, menyatakan dirinya merasa sakit hati karena sebagai warga yang tinggal di Ukraina dia menjadi saksi penderitaan masyarakat akibat invasi Rusia. "Sejujurnya sakit hati karena sebagai warga yang tinggal di sini, saya yang merasakan dan yang menderita. Nah ketika melihat pemberitaan di media (Rusia) aku sakit hati karena dia sempat berpikir Rusia sebaik yang diberitakan oleh media-media di Indonesia," ungkapnya.
Dia ingin rekan-rekan di Indonesia berpikir secara logika tentang invasi Rusia terhadap Ukraina. Jangan selalu menyinggung agama seperti menyamakan Ukraina dengan Palestina. Ini Ukraina, lanjutnya, yang dijajah sama Rusia.
Dalam kesempatan yang sama, Maysaroh alias Maya, WNI yang tinggal di Odessa, melihat pemberitaan di Indonesia tentang penjajahan Rusia terhadap Ukraina cenderung menonjolkan sisi Rusia. "Mereka (media Indonesia) gemar menggunakan diksi ura-ura. Mereka tidak tahu apa itu ura-ura. Mereka harusnya tahu, kalau ura-ura bagi masyarakat yang tinggal di sini merupakan ancaman yang mencekam. Nyawa kami terancam," tegasnya.
Baca juga: PBB Dorong Pembentukan Kelompok untuk Bahas Masalah Kemanusiaan di Ukraina
Senada dengan Maya, Prihatini alias Titin, WNI yang tinggal di Mykolaiv menyatakan kesedihannya setiap kali media di Indonesia justru mengglorifikasi jargon ura-ura yang mengancam jiwa warga Ukraina. "Perasaan saya sedih banget sejak hari pertama lihat 'ura-ura' kok begini. Aku coba menjelaskan, tetapi netizen Indonesia justru membully aku. Mereka yang tinggal di Indonesia sebenarnya tidak tahu dan tidak mau tahu jargon 'ura-ura' tersebut," tuturnya. (RO/OL-14)
Pengumuman reposisi kapal selam nuklir AS muncul di tengah meningkatnya serangan Rusia terhadap Ukraina, bahkan ketika Trump mengancam akan memberikan sanksi yang lebih keras.
Jerman telah menjadi pemasok bantuan persenjataan terbesar kedua bagi Ukraina setelah Amerika Serikat.
Juru bicara utama Kremlin menegaskan ada atau tidaknya ancaman Trump, perang Rusia melawan Ukraina akan terus berlanjut.
Uni Eropa menyampaikan bahwa dana dalam program Fasilitas Ukraina akan dikurangi dari €4,5 miliar.
SEJUMLAH negara anggota Uni Eropa tengah mengajukan permohonan pinjaman puluhan miliar euro ke Uni guna membeli senjata bagi Ukraina.
Serangan udara Rusia di Ukraina menewaskan sedikitnya 25 orang. Presiden AS Donald Trump beri Rusia tenggat hingga 8 Agustus setujui gencatan senjata.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved