Headline

Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Dubes Ukraina Tuding Rusia Bohong tentang Senjata Biologi

Mediaindonesia.com
20/3/2022 21:06
Dubes Ukraina Tuding Rusia Bohong tentang Senjata Biologi
Vasyl Hamianin.(DOK Kedutaan Besar Ukraina untuk RI.)

DUTA Besar Ukraina untuk Indonesia, Dr. Vasyl Hamianin, menegaskan pernyataan Rusia tentang temuan laboratorium senjata biologi yang dibiayai pemerintah Amerika Serikat merupakan kebohongan.

"Pertama, Rusia sering terbukti berbohong di depan umum. Ini kebohongan lain yang mereka sebarkan ke publik. Kedua, Rusia sebagai negara yang terbukti memiliki senjata biologis dan nuklir," katanya melalui keterangan resmi kedutaan besar itu, Minggu (20/3).

Rusia, lanjutnya, membuat tuduhan terhadap Ukraina yang tidak memiliki keduanya dengan tujuan mengalihkan masalah yang sebenarnya seperti pelanggaran hak asasi manusia dan mencoba menggunakan kebohongan ini sebagai pembenaran untuk invasi. Tanggapan Dubes Ukraina senada dengan temuan cek fakta lembaga berita publik asal Inggris, BBC, yang merilis fakta-fakta secara independen pada 13 Maret bahwa diketahui pemrintah Amerika Serikat memang mendirikan Program Pengurangan Ancaman Biologi pada 1990-an menyusul kejatuhan Uni Soviet guna mengurangi risiko senjata biologi yang ditinggalkan di berbagai negara termasuk Ukraina.

Melalui program itu, beberapa laboratorium tertentu menerima pendanaan dari AS untuk melakukan modernisasi dan perlengkapan. Namun, fasilitas tersebut dikelola oleh Ukraina. Departemen Pertahanan AS bermitra dengan Kementerian Kesehatan Ukraina sejak 2005 untuk meningkatkan kualitas laboratorium-laboratorium kesehatan umum Ukraina. Tidak ada bukti bahwa mereka memproduksi senjata biologi. Pada Januari 2022, pemerintah AS mengatakan program itu justru berupaya mengurangi ancaman proliferasi senjata biologi. 

Baca juga: Rusia Bawa Isu Nazisme tetapi Tokoh Neo-Nazi Menjadi Aset

Tuduhan tak berdasar Rusia mengenai laboratorium biologi sokongan AS yang beroperasi di negara-negara tetangga rupanya pernah disampaikan pada 2018. Tuduhan dialamatkan pada laboratorium sokongan AS di Georgia. BBC mengunjungi laboratorium tersebut dan berbincang dengan sejumlah individu yang terlibat dalam riset tersebut. Hasilnya, BBC tidak menemukan bukti-bukti yang menyokong klaim Rusia terhadap wilayah yang juga pernah diinvasi Rusia pada 2008.

Kepada BBC, pihak WHO mengaku berkolaborasi dengan laboratorium-laboratorium kesehatan publik Ukraina selama bertahun-tahun untuk meningkatkan keamanan dan keselamatan biologi serta mencegah pelepasan patogen-patogen secara disengaja maupun tidak disengaja. Pemberitaan BBC yang berimbang dan independen tentang aksi invasi Rusia membuatnya lebih dipercaya warga Rusia. Hal ini menyebabkan pemerintahan Presiden Vladimir Putin murka dan memberlakukan blokir. Kebijakan membatasi akses tersebut dilakukan di bawah pengawas media Rusia (Roskomnadzor). Ini juga diterapkan terhadap Voice of America, Radio Free Europe/Radio Liberty, Deutsche Welle, serta beberapa media lain. (OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya