Selasa 01 Maret 2022, 18:07 WIB

Perang Rusia-Ukraina dalam Kacamata Pejabat Indonesia 

Tri Subarkah | Internasional
Perang Rusia-Ukraina dalam Kacamata Pejabat Indonesia 

AFP/Sonny Tumbelaka
Ekspatriat dan Warga di Bali melakukan demonstrasi mendukung penghentian perang Rusia-Ukraina di depan konsulat Jenderal Ukraina di Denpasar

 

PERANG antara Ukraina dan Rusia mendapat sorotan dunia, tak terkecuali dari beberapa pejabat di Indonesia. Setidaknya, Presiden Joko Widodo, Ketua MPR Bambang Soesatyo, dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo turut mengomentari perang antara dua negara Eropa Timur tersebut. 

Dalam membuka Rapat Pimpinan (Rapim) TNI-Polri 2022 di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Presiden menyebut perang Ukraina-Rusia turut menambah ketidakpastian global. Dahulu, kata Jokowi, ketidakpastian itu hanya disebabkan disrupsi teknologi akibat revolusi industri 4.0 dan pandemi covid-19. 

"Tambah lagi dengan perang di Ukraina, sehingga ketidakpastian global yang merembet ketidakpastian negara-negara di mana pun di dunia ini menjadi semakin meningkat," kata Presiden, Selasa (1/3). 

Setidaknya, Jokowi menyoroti kelangkaan kontainer dan energi sebagai masalah yang tidak pernah diperhitungkan akibat meningkatnya eskalasi tersebut. Harga kontainer yang naik, lanjutnya, berimplikasi pada meningkatnya harga barang. 

Perang juga disebut-sebut Kepala Negara turut menaikkan harga minyak. Padahal sebelum terjadinya perang, harga minyak juga sudah naik. "Sekarang harga per barel sudah di atas 100 (US$), yang sebelumnya hanya 50-60 (US$)," katanya. 

"Semua negara yang namanya harga BBM naik semuanya, LPG naik semuanya. Hati-hati dengan ini," sambung Jokowi. 

Baca juga : 99 WNI di Ukraina Berhasil Dievakuasi

Dalam kesempatan yang sama, Bambang berharap agar Ukraina dan Rusia segera menemukan titik temu untuk menghentikan penggunaan kekerasan. Ia berharap kedua negara bisa menggunakan saluran diplomatik guna menciptakan stabilitas dan perdamaian. 

Menurut Bambang, perang Rusia dan Ukraina harus dijadikan pembelajaran mengenai bagaimana eskalasi konflik bisa secara cepat meningkat menjadi perang terbuka. 

"Kita harus mencermati mengapa upaya-upaya diplomasi gagal mencegah perang. Kita harus melakukan kajian strategis," katanya. 

Di hadapan perwira tinggi TNI-Polri, ia juga meminta agar dilakukan pendalaman ihwal dilema keamanan antara Amerika Serikat, NATO, Ukraina, dan Rusia yang berujung pada ketegangan diplomatik. 

Bambang pun mendorong pengkajian perubahan taktik dan teknologi tempur yang digunakan untuk memastikan kekuatan Indonesia tetap relevan dengan dinamika teknologi persenjataan terkini. 

"Untuk Indonesia, perang Ukraina akan memberikan pengaruh politik dan ekonomi yang mau tidak mau mengharuskan kita untuk mengkalkulasi ulang strategi kebijakan serta program pemulihan ekonomi dan reformasi struktural," jelas Bambang. 

Sementara itu, Kapolri meminta agar dampak global yang ditimbulkan dari konflik Rusia-Ukraina tidak diremehkan. Oleh karena itu, pihaknya meminta dilakukan langkah antisipasi menghadapi dampak global yang berpotensi meluas. 

Sigit menyebut beberapa negara besar di dunia sudah mengambil sikap terhadap serangan Rusia ke Ukraina. Mereka yang tidak setuju dengan tindakan Rusia telah memberikan sanksi ekonomi. 

"Kemudian mengirimkan pasukan, termasuk jerman, kemudian juga mengirimkan bantuan-bantuan kemanusiaan," kata Sigit. 

Di sisi lain, ada juga negara yang tidak setuju dengan pemberian sanksi kepada Rusia, misalnya Tiongkok. 

"Kita harus ikuti perkembangannya, dan kemudian melakukan langkah-langkah antisipasi terhadap stiuasi perkembangan yang ada," pungkas Sigit. (OL-7)

Baca Juga

DIBYANGSHU SARKAR / AFP

Indonesia Harus Ambil Pelajaran dari Kecelakaan Tiga Kereta di India

👤Cahya Mulyana 🕔Minggu 04 Juni 2023, 18:16 WIB
DUNIA transportasi dikejutkan dengan kecelakaan yang melibatkan tiga rangkaian kereta di distrik Balasore, Odisha, India, Jumat...
ANTARA/ Wahyu Putro A

Soroti Konflik Myanmar, Prabowo: TNI Setia Bersama Rakyat

👤Yakub Pryatama Wijayaatmaja 🕔Minggu 04 Juni 2023, 12:36 WIB
"Untuk Myanmar, sangat jelas ASEAN tidak menerima tindakan otoriter dan kegiatan serta tindakan mematikan rezim militer Myanmar...
AFP/Gavriil GRIGOROV / SPUTNIK

Putin Larang Barat Saksikan Pencapaian Ekonomi Rusia

👤Cahya Mulyana 🕔Minggu 04 Juni 2023, 12:29 WIB
Rusia menggelar SPIEF sejak 1997 dan banyak tokoh terkemuka dunia menganggap forum tersebut sebagai jawaban Rusia atas Forum Ekonomi Dunia...

E-Paper Media Indonesia

Baca E-Paper

Berita Terkini

Selengkapnya

BenihBaik.com

Selengkapnya

MG News

Selengkapnya

Berita Populer

Selengkapnya

Berita Weekend

Selengkapnya