Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Tiongkok Kecam Sanksi terhadap Rusia Sebut AS Tak Bermoral

Atikah Ishmah Winahyu
24/2/2022 10:45
Tiongkok Kecam Sanksi terhadap Rusia Sebut AS Tak Bermoral
Presiden Ruisa (kiri) dan Presiden Tiongkok Xi Jinping(AFP)

TIONGKOK menyatakan penentangan terhadap sanksi yang dijatuhkan kepada Rusia dan mengkritik Amerika Serikat karena mengobarkan krisis Ukraina. Menurut Tiongkok, dukungan AS untuk ekspansi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) telah membuat Presiden Rusia Vladimir Putin hanya memiliki sedikit pilihan.

“Beijing tidak melihat sanksi sebagai cara terbaik untuk memecahkan masalah,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Hua Chunying pada konferensi pers reguler di Beijing, Rabu (23/2).

Dia juga mengkritik AS dan (NATO) karena menempatkan senjata ofensif di dekat Rusia, menanyakan apakah mereka pernah memikirkan konsekuensi dari memojokkan kekuatan besar.

Hua menyebut AS sebagai penyebab situasi di Ukraina saat ini, dengan mengatakan AS telah menuangkan minyak ke rumah yang terbakar sambil menuding orang lain yang mencoba memadamkan api.

"Tindakan ini tidak bertanggung jawab dan tidak bermoral," katanya tentang langkah AS.

Krisis di Ukraina telah memaksa Tiongkok melakukan tindakan penyeimbangan yang rumit karena berusaha untuk mendukung Rusia melawan AS sambil juga menggambarkan dirinya sebagai kekuatan global yang bertanggung jawab.

Presiden Joe Biden telah menjatuhkan sanksi pada Moskow atas tindakannya terhadap wilayah Ukraina yang disengketakan.

Sekutu AS lainnya juga telah memukul Rusia dengan tindakan ekonomi yang menghukum.

Tiongkok sering mencerca sanksi AS, yang telah ditempatkan di Beijing atas masalah-masalah seperti dugaan pelanggaran hak asasi manusia di wilayah barat jauh Xinjiang dan memenjarakan aktivis demokrasi di Hong Kong.

Hua juga membandingkan tindakan AS dengan tindakan Tiongkok, yang menurutnya lebih konstruktif.

"Tidak seperti AS yang telah mengirim senjata, meningkatkan ketegangan dan meningkatkan kemungkinan perang, Tiongkok telah meminta semua pihak untuk menghormati dan menghargai masalah keamanan satu sama lain yang sah," kata Hua, yang melakukan pengarahan harian Kementerian Luar Negeri untuk pertama kali sejak September.

"Kami telah melakukan upaya untuk menyelesaikan masalah ini melalui negosiasi dan konsultasi untuk melindungi perdamaian dan stabilitas regional," tambahnya.

Hua juga meremehkan perbandingan antara krisis di Ukraina dan Taiwan, yang diklaim Tiongkok sebagai bagian dari wilayahnya.

"Taiwan bukan Ukraina karena Taiwan tidak pernah menjadi negara berdaulat dan merdeka," katanya.

"Wilayah itu telah menjadi bagian tak terpisahkan dari Tiongkok,” tandasnya. (Straitstimes/OL-13)

Baca Juga: Ukraina Umumkan Keadaan Darurat, Separatis Minta Bantuan Rusia



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya