Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
TIONGKOK menyatakan penentangan terhadap sanksi yang dijatuhkan kepada Rusia dan mengkritik Amerika Serikat karena mengobarkan krisis Ukraina. Menurut Tiongkok, dukungan AS untuk ekspansi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) telah membuat Presiden Rusia Vladimir Putin hanya memiliki sedikit pilihan.
“Beijing tidak melihat sanksi sebagai cara terbaik untuk memecahkan masalah,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Hua Chunying pada konferensi pers reguler di Beijing, Rabu (23/2).
Dia juga mengkritik AS dan (NATO) karena menempatkan senjata ofensif di dekat Rusia, menanyakan apakah mereka pernah memikirkan konsekuensi dari memojokkan kekuatan besar.
Hua menyebut AS sebagai penyebab situasi di Ukraina saat ini, dengan mengatakan AS telah menuangkan minyak ke rumah yang terbakar sambil menuding orang lain yang mencoba memadamkan api.
"Tindakan ini tidak bertanggung jawab dan tidak bermoral," katanya tentang langkah AS.
Krisis di Ukraina telah memaksa Tiongkok melakukan tindakan penyeimbangan yang rumit karena berusaha untuk mendukung Rusia melawan AS sambil juga menggambarkan dirinya sebagai kekuatan global yang bertanggung jawab.
Presiden Joe Biden telah menjatuhkan sanksi pada Moskow atas tindakannya terhadap wilayah Ukraina yang disengketakan.
Sekutu AS lainnya juga telah memukul Rusia dengan tindakan ekonomi yang menghukum.
Tiongkok sering mencerca sanksi AS, yang telah ditempatkan di Beijing atas masalah-masalah seperti dugaan pelanggaran hak asasi manusia di wilayah barat jauh Xinjiang dan memenjarakan aktivis demokrasi di Hong Kong.
Hua juga membandingkan tindakan AS dengan tindakan Tiongkok, yang menurutnya lebih konstruktif.
"Tidak seperti AS yang telah mengirim senjata, meningkatkan ketegangan dan meningkatkan kemungkinan perang, Tiongkok telah meminta semua pihak untuk menghormati dan menghargai masalah keamanan satu sama lain yang sah," kata Hua, yang melakukan pengarahan harian Kementerian Luar Negeri untuk pertama kali sejak September.
"Kami telah melakukan upaya untuk menyelesaikan masalah ini melalui negosiasi dan konsultasi untuk melindungi perdamaian dan stabilitas regional," tambahnya.
Hua juga meremehkan perbandingan antara krisis di Ukraina dan Taiwan, yang diklaim Tiongkok sebagai bagian dari wilayahnya.
"Taiwan bukan Ukraina karena Taiwan tidak pernah menjadi negara berdaulat dan merdeka," katanya.
"Wilayah itu telah menjadi bagian tak terpisahkan dari Tiongkok,” tandasnya. (Straitstimes/OL-13)
Baca Juga: Ukraina Umumkan Keadaan Darurat, Separatis Minta Bantuan Rusia
negara terbesar di dunia, nomor satu luasnya lebih dari 18 juta km persegi atau setara 11% dari luas daratan bumi
Aku menyeberangi batas pantai di antara kebajikan dan kejahatan.
Izinkan aku berangkat untuk kembali di suatu pekat. Menyembah, menyapu air mata rindu.
Pemikiran Remy dalam dunia kebudayaan sangat penting. Ia adalah tokoh hebat,
Pengamat Timur Tengah, Faisal Assegaf, berbagi pengalaman dramatisnya selama 100 jam ditahan oleh pasukan Kurdi di Suriah pada April 2025.
Konsumen fashion di AS menggugat Hermes karena dianggap enggan menjual tas Birkin tanpa pembelian produk mewah lainnya.
Sebuah petisi kepada Administrasi Makanan dan Obat-obatan AS menyerukan larangan bahan kimia metilen klorida dalam proses dekafinasi kopi karena kekhawatiran terhadap kanker.
Kontroversi aturan berpakaian di pesawat menjadi sorotan di Amerika setelah seorang penumpang menyewa pengacara karena dianggap tidak mematuhi kebijakan pakaian di Delta Air lines.
Sejak diperkenalkannya vaksin HPV di Amerika Serikat pada 2006, terjadi penurunan signifikan infeksi HPV dan pra-kanker serviks pada remaja dan perempuan dewasa muda.
BNI kembali menunjukkan komitmennya dalam mendorong UMKM kopi Indonesia menuju pasar dunia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved