Headline

Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.

Fokus

Sejumlah negara berhasil capai kesepakatan baru

AS Setujui Penjualan Peralatan untuk Sistem Pertahanan Rudal Taiwan

Atikah Ishmah Winahyu
08/2/2022 09:45
AS Setujui Penjualan Peralatan untuk Sistem Pertahanan Rudal Taiwan
Ilustrasi(ANTARA FOTO/Teguh Prihatna)

AMERIKA Serikat telah menyetujui kemungkinan penjualan peralatan dan layanan senilai US$100 juta atau sekitar Rp1,43 triliun ke Taiwan untuk mendukung, memelihara, dan meningkatkan sistem pertahanan rudal Patriot yang digunakan oleh pulau itu.

Sebuah pernyataan dari Badan Kerjasama Keamanan Pertahanan AS (DSCA) mengatakan pihaknya telah menyampaikan sertifikasi yang diperlukan yang memberi tahu Kongres setelah persetujuan Departemen Luar Negeri untuk penjualan tersebut, yang diminta oleh kedutaan de facto Taiwan di Washington.

“Upgrade ke Sistem Pertahanan Udara Patriot akan membantu meningkatkan keamanan penerima dan membantu menjaga stabilitas politik, keseimbangan militer, ekonomi dan kemajuan di kawasan,” kata DSCA dalam sebuah pernyataan pada Selasa (8/2).

"Penjualan yang diusulkan ini melayani kepentingan nasional, ekonomi, dan keamanan AS dengan mendukung upaya berkelanjutan penerima untuk memodernisasi angkatan bersenjatanya dan untuk mempertahankan kemampuan pertahanan yang kredibel," lanjut badan tersebut.

Kontraktor utamanya adalah Raytheon Technologies dan Lockheed Martin, katanya.

Kementerian Luar Negeri Taiwan mengatakan sangat menyambut baik keputusan itu.

Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan keputusan untuk mendapatkan rudal Patriot yang lebih baru dibuat selama pertemuan 2019 dengan pejabat AS di pemerintahan Trump.

Kementerian mengatakan kesepakatan itu diharapkan berlaku dalam waktu satu bulan.

Taiwan telah mengeluhkan misi berulang angkatan udara Tiongkok di zona identifikasi pertahanan udaranya, bagian dari apa yang dilihat Washington sebagai upaya Beijing untuk menekan Taipei agar menerima kedaulatannya.

Tiongkok memandang Taiwan sebagai provinsi pemberontak yang harus dipersatukan kembali dengan kekerasan, jika perlu.

Amerika Serikat, seperti kebanyakan negara, tidak memiliki hubungan resmi dengan Taiwan, tetapi Washington adalah pendukung terbesarnya dan terikat oleh hukum untuk menyediakan sarana untuk membela diri.

Para pejabat AS telah mendorong Taiwan untuk memodernisasi militernya sehingga dapat menjadi "landak", sulit untuk diserang oleh Tiongkok, dan penjualan senjata semacam itu selalu membuat marah Tiongkok.

Duta Besar Tiongkok untuk Amerika Serikat mengatakan bulan lalu bahwa kedua negara adidaya itu bisa berakhir dalam konflik militer jika Washington mendorong kemerdekaan Taiwan. (Straitstimes/OL-12)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Retno Hemawati
Berita Lainnya