Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
PADA tahun lalu kita menyaksikan banjir dahsyat di Asia dan Eropa, kebakaran hutan melanda AS dan Australia, serta laporan tentang badai, topan, dan suhu yang memecahkan rekor ada di mana-mana. Semakin tinggi kenaikan suhu semakin buruk situasinya dan akibatnya setiap negara akan menderita. Oleh karena itu, negara-negara perlu bekerja sama untuk memenuhi janji yang dibuat di Glasgow.
Itu disampaikan Presiden COP26, Alok Sharma, dalam keterangan pers yang diterima, Sabtu (29/1). Dalam pidato besarnya yang pertama sejak COP26, Sharma merefleksikan komitmen yang dijamin di COP26 dan Pakta Iklim Glasgow yang disepakati oleh hampir 200 negara pada KTT tahun lalu, termasuk Indonesia. Dia menetapkan agendanya untuk mengubah ambisi menjadi tindakan nyata di sisa waktu Kepresidenan Inggris tahun ini. Ketika KTT berakhir, dunia harus mempertahankan urgensi dan energi untuk menghormati janji yang dibuat, saat kita mendekati COP27 di Sharm-El Sheikh pada November.
Alok Sharma mengatakan ada kepentingan pribadi bagi kita semua untuk bekerja sama dalam perubahan iklim terkait tiga kebenaran. Pertama bahwa planet ini adalah satu-satunya rumah kita dan kita berisiko menghancurkannya. Ilmunya jelas, aktivitas manusia bertanggung jawab atas perubahan iklim kita. Kedua, kelambanan atau tindakan yang tertunda pada iklim akan menciptakan risiko dan biaya sangat besar. Populasi di seluruh dunia menuntut para pemimpin untuk merespons sekarang. Ketiga, di samping dividen lingkungan yang tak ternilai, ada dividen ekonomi yang bisa diperoleh dari mengatasi perubahan iklim sebagai fakta yang diakui oleh bisnis dan keuangan global.
Untuk membuktikan itu, dia menunjuk pada bermacam perubahan yang sudah terjadi. Produksi tenaga surya dan angin naik tujuh kali lipat hanya dalam satu dekade. Jaringan pipa tenaga batu bara telah berkurang lebih dari 75% sejak 2015. Badan Energi Internasional memperkirakan bahwa sekitar 30 juta pekerja baru dibutuhkan pada 2030 untuk memenuhi peningkatan permintaan dalam ekonomi bersih.
Pabrikan mobil besar seperti General Motors, Volvo, dan JLR telah berkomitmen bahwa semua penjualan mobil baru mereka menjadi nol emisi pada 2035 atau lebih awal. Lembaga keuangan dengan aset lebih dari US$130 triliun di neraca mereka telah berkomitmen untuk mencapai target nol bersih yang ketat melalui Glasgow Financial Alliance for Net Zero. Lebih dari 60% perusahaan FTSE100 Inggris telah melakukan hal yang sama melalui kampanye Race to Zero.
Sharma mengatakan bahwa ini semua karena ada prinsip bersih itu kompetitif. Dia mengutip CEO perusahaan multinasional besar yang mengatakan kepadanya baru-baru ini, "Beberapa tahun yang lalu perusahaan dianggap sebagai terasing jika menetapkan rencana untuk mencapai nol bersih, sekarang mereka yang menjadi terpinggirkan jika tidak."
Dia menguraikan prioritas Inggris untuk mewujudkan Pakta Iklim Glasgow selama tahun Kepresidenan COP26:
1. Memastikan janji pengurangan emisi ditepati untuk menjaga 1,5 derajat tetap berlaku. Setiap negara menghormati komitmen dalam Pakta Iklim Glasgow untuk memperkuat target perubahan iklim mereka agar selaras dengan tujuan suhu Paris yang diperlukan pada 2022 serta memenuhi komitmen nol bersih mereka dan target pengurangan emisi 2030, terutama melalui kebijakan untuk mengakhiri tenaga batu bara, mengakhiri dan membalikkan deforestasi global, dan transisi ke kendaraan bersih.
2. Mewujudkan bantuan bagi negara-negara yang rentan terhadap iklim dengan memastikan komitmen terhadap adaptasi, kerugian, dan kerusakan dihormati. Bekerja dengan donor untuk membuat kemajuan menuju penggandaan pendanaan adaptasi pada 2025 serta mengembangkan proposal dan pendanaan yang jelas untuk Santiago Network oleh COP27 (menghubungkan negara berkembang yang rentan dengan penyedia untuk meminimalkan kerugian dan kerusakan akibat perubahan iklim).
3. Memastikan keuangan mengalir. Inggris melalui Kepresidenan COP26 akan membantu memastikan negara, lembaga keuangan internasional, dan lembaga keuangan swasta memenuhi komitmen yang telah mereka buat untuk memenuhi tujuan US$100 miliar. Tujuannya meningkatkan kemitraan publik-swasta untuk mendukung aksi iklim, membangun contoh dari Kemitraan Transisi Energi yang Adil Afrika Selatan. Ada dukungan untuk para pihak membuat kemajuan pada tujuan pendanaan iklim pasca-2025.
4. Bekerja sama dan terus berperan sebagai Presidensi yang inklusif. Mendorong tindakan lebih lanjut di sektor-sektor penting dan mengubah janji menjadi rencana penyampaian yang jelas melalui forum dan dewan internasional yang sudah mapan. Inggris melalui Kepresidenan COP26 akan bekerja bahu-membahu dengan Presiden COP27 Mesir, Presiden COP28 UAE, mitra internasional, bisnis, pemuda dan masyarakat sipil, untuk memberikan prioritas bersama dan menjaga isu iklim tetap menjadi agenda utama internasional.
Baca juga: Es Greenland Mencair Ekstrem Perbesar Risiko Banjir Global
Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste Owen Jenkins mengatakan di tahun Kepresidenan COP26 pihaknya akan terus mempromosikan aksi perubahan iklim di seluruh dunia, termasuk dengan Indonesia. "Indonesia sebagai Presiden G20 memiliki peran penting dalam mendorong negara-negara untuk mewujudkan yang mereka janjikan di Glasgow. Dalam pidatonya, Presiden COP mengatakan bahwa G20 adalah prioritas pribadinya karena negara-negara anggota G20 bertanggung jawab atas 80% emisi global," urainya.
Seharusnya tidak sulit untuk membujuk negara-negara untuk bertindak. Risiko kelambanan tindakan lebih jelas dari sebelumnya. Perubahan iklim mengancam kerawanan pangan dan air, peningkatan cuaca ekstrem, hilangnya nyawa, mata pencaharian, dan infrastruktur. Setiap negara akan terkena dampaknya dan tidak ada yang terhindar dari masalah ini.
Ada peluang ekonomi untuk bertindak atas perubahan iklim semakin nyata. Berbagai negara dan lembaga keuangan di seluruh dunia memanfaatkan peluang tersebut. India memiliki bus hidrogen, Brasil berinovasi dalam pertaniannya untuk mengurangi emisi dan meningkatkan produktivitas, masyarakat perdesaan di Kenya sekarang memiliki listrik untuk pertama kalinya, berkat tenaga solar. "Indonesia memiliki potensi besar dan peluang untuk bergerak lebih jauh dan lebih cepat. Kami ingin bekerja dengan Indonesia untuk mendukung dan mengakui ambisinya," tandas Owen. (OL-14)
KOMUNITAS Bidara di Mbay, Kabupaten Nagekeo, Flores, NTT, melakukan kegiatan sosialisasi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim bagi para pemuda, pelajar, nelayan, petani, mahasiswa.
Pencairan gletser akibat perubahan iklim terbukti dapat memicu letusan gunung berapi yang lebih sering dan eksplosif di seluruh dunia.
Kemah pengkaderan ini juga mengangkat persoalan-persoalan lingkungan, seperti perubahan iklim yang mengakibatkan bencana alam.
"Nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus menjadi vektor utama. Keberadaan dan penyebarannya yang meluas menjadikan arbovirus sebagai ancaman serius,”
Fenomena salju langka menyelimuti Gurun Atacama, wilayah terkering di dunia, menghentikan sementara aktivitas observatorium ALMA.
Dalam serangkaian lokakarya yang digelar selama lima hari tersebut, para musisi membahas akar penyebab krisis iklim, peran seni dan budaya dalam mendorong perubahan nyata.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved