Jumat 05 November 2021, 14:09 WIB

Militer Sudan Perintahkan Pembebasan Empat Menteri Sipil

Atikah Ishmah Winahyu | Internasional
Militer Sudan Perintahkan Pembebasan Empat Menteri Sipil

AFP.
Mahasen Muhammad, 53, ibu dari pengunjuk rasa Sudan yang terbunuh Gamal Shazly, memegang potretnya.

 

PANGLIMA militer Sudan Jenderal Abdel Fattah al-Burhan memerintahkan pembebasan empat menteri sipil yang ditahan sejak ia memimpin kudeta militer bulan lalu. Ini dilakukan saat tekanan internasional untuk memulihkan transisi demokrasi meningkat.

Langkah Burhan itu dilakukan saat tentara mengatakan pembentukan pemerintahan baru sudah dekat. Burhan yang merupakan pemimpin de facto Sudan sejak penggulingan presiden otokratis Omar al-Bashir pada 2019, pekan lalu membubarkan pemerintah, menahan para pemimpin sipil, termasuk Perdana Menteri Abdalla Hamdok, dan menyatakan keadaan darurat.

"Kami sedang mempertimbangkan semua inisiatif internal dan eksternal untuk melayani kepentingan nasional," kata penasihat media Burhan, Taher Abouhaga. "Pembentukan pemerintah sudah dekat,” tambahnya.

Beberapa jam kemudian, TV Sudan mengatakan Burhan telah memerintahkan pembebasan empat pejabat yakni Hashem Hassabalrasoul, Ali Geddo, Hamza Baloul, dan Youssef Adam. Hassabalrasoul ialah menteri telekomunikasi, Geddo mengepalai kementerian perdagangan, Baloul ialah menteri informasi, dan Adam memegang portofolio pemuda dan olahraga.

Tidak segera jelas kapan para menteri akan dibebaskan. Keputusan itu diambil tak lama setelah panggilan telepon antara Burhan dan kepala PBB Antonio Guterres yang secara pribadi meminta panglima militer untuk memulihkan transisi demokrasi. "Guterres mendorong semua upaya untuk menyelesaikan krisis politik di Sudan dan segera memulihkan tatanan konstitusional dan proses transisi Sudan," kata pernyataan PBB.

Kemudian pada Kamis, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken juga berbicara dengan Burhan. Ia menyerukan pemulihan segera pemerintah yang dipimpin sipil dan pembebasan semua tokoh politik yang ditahan sejak kudeta, juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price mengatakan dalam suatu pernyataan.

Blinken juga berbicara dengan Hamdok. "Ia mengulangi dukungan kuat Amerika Serikat untuk rakyat Sudan yang mencari demokrasi," menurut pernyataan terpisah dari Price.

Pada Rabu, Burhan bertemu dengan utusan Uni Afrika untuk Tanduk Afrika, Olusegun Obasanjo dan mengatakan bahwa pemerintah teknokrat akan segera ditunjuk, kata kantor berita negara SUNA. Uni Afrika menangguhkan Sudan setelah kudeta.

Para diplomat Barat telah menyerukan pemulihan Hamdok. Kekuatan Arab seperti Arab Saudi dan Uni Emirat Arab mendesak agar transisi yang dipimpin warga sipil dipulihkan.

Tut Gatluak, penasihat presiden Sudan Selatan dan kepala delegasi mediasi, mengatakan perintah untuk membebaskan para menteri datang setelah pertemuan terpisah dengan Burhan dan Hamdok, yang masih dalam tahanan rumah. "Kami sepakat bahwa para tahanan akan dibebaskan secara berkelompok," kata Gatluak di Khartoum. 

"Kami menyerukan agar semua tahanan dibebaskan,” tambahnya. Tokoh-tokoh kunci tetap ditahan, termasuk anggota dewan berdaulat Mohamed al-Fekki, penasihat Hamdok Yasser Arman, dan menteri urusan kabinet Khalid Omar Youssef.

Sudan sejak Agustus 2019, Sudan diperintah oleh dewan sipil-militer bersama sebagai bagian dari transisi yang sekarang tergelincir ke pemerintahan sipil penuh. Perpecahan yang semakin dalam dan ketegangan yang telah lama membara antara militer dan warga sipil telah merusak transisi tersebut.

Gatluak mengatakan negosiasi sedang berlangsung untuk membentuk pemerintahan. "Burhan tidak masalah dengan Hamdok kembali ke posisinya sebagai perdana menteri, tetapi dia tidak ingin situasi kembali seperti sebelum 25 Oktober, hari kudeta," kata Gatlauk. "Hamdok tetap menjadi calon pertama untuk kepala kabinet, tapi itu kalau dia setuju," tambahnya.

Namun Hamdok, seorang ekonom berpendidikan Inggris yang bekerja untuk PBB dan organisasi Afrika, ingin situasi kembali seperti sebelum 25 Oktober, ujarnya. Burhan, seorang jenderal veteran yang bertugas di bawah pemerintahan Bashir selama tiga dekade, berkeras pengambilalihan tentara itu bukan kudeta tetapi langkah untuk memperbaiki jalannya transisi.

Baca juga: Pro Anti-Kudeta di Sudan Barikade Jalanan

Perebutan kekuasaan oleh tentara memicu protes massal selama berhari-hari di kota-kota di seluruh Sudan. Sedikitnya belasan orang tewas ketika pasukan keamanan bersenjata berat melepaskan tembakan, menurut petugas medis. (France24/OL-14)

Baca Juga

AFP/Adem ALTAN

Gambari Poster Erdogan dengan Kumis, Remaja Turki Dipenjara

👤Basuki Eka Purnama 🕔Rabu 07 Juni 2023, 05:26 WIB
Remaja asal Kota Mersin itu dituding merusak poster kampanye Erdogan di dekat rumahnya menggunakan pena dengan menempatkan kumis Hitler di...
AFP/HENRY NICHOLLS

Pemberian Visa AS untuk Pangeran Harry Digugat

👤Basuki Eka Purnama 🕔Rabu 07 Juni 2023, 05:16 WIB
Heritage Foundation menggarisbawahi bahwa Pangeran Harry telah secara terbuka mengakui menggunakan narkoba baik di AS maupun di luar...
AFP/AHMAD GHARABLI

PBB Kutuk Pembunuhan Balita Palestina oleh Militer Israel

👤Basuki Eka Purnama 🕔Rabu 07 Juni 2023, 04:24 WIB
Mohammad Tamimi, yang berusia dua tahun, meninggal setelah terluka parah pada 1 Juni 2023 ketika pasukan Israel menembaki sebuah mobil di...

E-Paper Media Indonesia

Baca E-Paper

Berita Terkini

Selengkapnya

BenihBaik.com

Selengkapnya

MG News

Selengkapnya

Berita Populer

Selengkapnya

Berita Weekend

Selengkapnya