Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
YORDANIA, Senin (4/10), mengecam laporan Pandora Papers yang menyebut Raja Abdullah II menciptakan jaringan perusahaan di luar negeri untuk membangun kerajaan properti senilai US$100 juta.
Raja Abdullah II tidak menyinggung secara langsung Pandora Papers dalam pidato resminya namun mengecam apa yang disebutnya upaya menyerang Yordania.
Penyelidikan oleh Konsorsium Wartawan Investigasi, yang melibatkan sekitar 600 wartawan dari berbagai media di dunia, dilakukan terhadap sekitar 11,9 juta dokumen yang dibocorkan dari 14 perusahaan finansial.
Baca juga: PM Pakistan Janji Selidiki Warganya yang Ada di Pandora Papers
Meski tidak menyebut Raja Abdullah II melakukan tindakan kriminal, laporan Pandora Papers menyebut raja Yordania itu membentuk jaringan perusahaan di luar negeri untuk membeli sejumlah rumah mewah mulai dari di Malibu, California, Washington, hingga London.
Dalam sebuah pernyataan resmi, Dewan Bangsawan Yordania mengatakan laporan itu tidak akurat dan melebih-lebihkan fakta.
Dewan itu menegaskan Raja Abdullah II secara pribadi membeli properti-properti tersebut.
Dewan itu juga mengecam Pandora Papers karena secara gamblang mengungkapkan lokasi-lokasi properti milik raja dan menyebut hal itu sebagai pelanggaran keamanan yang luar biasa dan bisa mengancam keselamatan raja dan keluarganya.
"Upaya untuk mempermalukan Yordania telah terjadi selama beberapa waktu terakhir dan masih saja ada mereka yang berusaha menyabotase keluarga kerajaan," ujar Raja Abdullah II.
"Tidak ada yang saya sembunyikan," lanjutnya.
Dewan Bangsawan Yordania kemudian mengatakan bahwa bukan rahasia lagi bahwa Raja Abdullah II memiliki sejumlah apartemen dan rumah di Amerika Serikat (AS) dan Inggris.
"Yang Mulia menggunakan properti-properti itu saat melakukan kunjungan resmi dan menjamu tamu negara. Raja dan keluarganya juga kerap menginap kala melakukan kunjungan untuk kepentingan pribadi," tegas Dewan Bangsawan Yordania.
Dewan itu melanjutkan lokasi properti itu tidak diungkapkan dengan alasan keamanan dan privasi bukan dalam upaya menyembunyikan keberadaan mereka.
"Karenanya, aksi mengungkapkan lokasi properti itu di media massa merupakan pelanggaran kemananan dan mengancam keselamatan Yang Mulia dan keluarganya," tegas Dewan Bangsawan Yordania. (AFP/OL-1)
Kunjungan Raja Abdullah II ke Gedung Putih merupakan kunjungan pertama pemimpin Arab sejak Biden dilantik, enam bulan lalu.
Raja Yordania Abdullah II mengatakan angkatan udara negaranya mengirimkan pasokan medis ke rumah sakit lapangan di Jalur Gaza yang terkepung
Presiden Joko widodo mendukung kepemimpan Raja Yordania dalam mewujudkan perdamaian Palestina.
Raja Yordania menekankan serangan Israel di Jalur Gaza dapat memperluas konflik di kawasan itu. Sehingga diperlukan gencatan senjata di Gaza.
RAJA Yordania Abdullah II menyatakan bahwa negaranya menolak upaya apa pun untuk memisahkan Tepi Barat dari Jalur Gaza di Palestina.
Sekitar 35 pemimpin dan mantan pemimpin negara ada dalam rangkaian data yang dianalisa Konsorsium Jurnalis Investigasi (ICIJ).
"Kami menyambut munculnya Pandora Papers yang mengungkapkan kekayaan kelompok elite yang diraih karena aksi mengemplang pajak dan korupsi dan kemudian mencucinya di wilayah tax haven."
Kejaksaan Cile, pada 8 Oktober, membuka penyelidikan tehadap proses penjualan perusahaan tambang Dominga pada 2010, di masa jabatan pertama Pinera.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved