Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Terkait Warga Negaranya di Afghanistan, Inggris Berbicara dengan Taliban

Nur Aivanni
01/9/2021 14:09
Terkait Warga Negaranya di Afghanistan, Inggris Berbicara dengan Taliban
Pejabat senior Inggris Simon Gass diutus untuk melakukan pembicaraan dengan tokoh Taliban.(FOTO/Wikipedia)

INGGRIS telah membuka pembicaraan dengan Taliban mengenai "perjalanan yang aman" bagi warga negara dan sekutunya yang masih berada di  Afghanistan setelah kelompok Islam garis keras mengambil alih negara itu bulan lalu.

Pemerintah Inggris mengonfirmasi kepada AFP bahwa mereka telah mengirim pejabat seniornya, Simon Gass, untuk bertemu dengan perwakilan Taliban di Doha.

Sebagian besar pemimpin senior kelompok itu tinggal di pengasingan di Doha, ibu kota Qatar sampai penggulingan pemerintah Afghanistan yang didukung Barat setelah 20 tahun perang.

Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson mendapat kecaman setelah banyak warga Afghanistan yang membantu NATO - dan memenuhi syarat untuk pindah ke Inggris - diyakini telah terdampar di Afghanistan.

Juru bicara pemerintah Inggris mengatakan kepada AFP, pada Rabu (1/9), Gass bertemu dengan perwakilan senior Taliban untuk menggarisbawahi pentingnya perjalanan yang aman dari Afghanistan bagi warga negara Inggris dan orang-orang Afghanistan yang telah bekerja dengan mereka.

Itu adalah diplomasi pertama yang diungkapkan secara terbuka antara London dan Taliban sejak Inggris bergabung dengan Amerika Serikat (AS) dalam evakuasi udara besar-besaran, lebih dari 100.000 orang ke luar dari negara tersebut setelah penyerahan militer Afghanistan.

Taliban telah berjanji untuk mengizinkan warga Afghanistan datang dan pergi dalam menghadapi seruan dari masyarakat internasional untuk menghormati komitmen itu pada hari-hari setelah penarikan AS pada Selasa kemarin.

Lebih dari 8.000 warga Afghanistan yang membantu pasukan NATO berhasil keluar dari Afghanistan.

Tetapi kritik dilontarkan kepada pemerintah karena tidak mengevakuasi ratusan lainnya yang terjebak di negara yang dilanda perang itu ketika Taliban mengambil alih. (AFP/Nur/OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya