Headline

Reformasi di sisi penerimaan negara tetap dilakukan

Fokus

Operasi yang tertunda karena kendala biaya membuat kerusakan katup jantung Windy semakin parah

Australia Berupaya Fasilitasi Warganya yang Ingin Pulang

Lidya Tannia Bangguna
29/7/2021 17:23
Australia Berupaya Fasilitasi Warganya yang Ingin Pulang
Pesawat maskapai Qantas berjejar di Bandara Internasional Melbourne, Australia.(Saeed KHAN / AFP )

Pemerintah Australia bekerja sama dengan Qantas mengatur penerbangan bagi 800 ekspatriat yang masih tertinggal di Indonesia dan ingin pulang.

Penerbangan ini akan memungkinkan warga Australia yang rentan untuk kembali ke rumah, di mana warga Australia tersebut saat ini memiliki pilihan penerbangan komersial langsung yang terbatas karena pembatasan sementara pada kedatangan ke Australia sebagai akibat dari pandemi atau gangguan sementara  untuk opsi transit untuk kembali ke Australia.  

Selama pandemi, penerbangan yang difasilitasi ini telah berangkat dari berbagai lokasi.  

Menurut keterangan dari Kedutaan Besar Australia pada Kamis (29/7),  pihaknya mencari semua opsi yang tersedia untuk membantu warga Australia di Indonesia untuk kembali.

Dilansir dari The Sydney Morning Herald, Rebecca Meckelburg, seorang akademisi Australia di Salatiga, Provinsi Jawa Tengah, yang sedang dirawat karena tuberkulosis, telah memesan tiket untuk dirinya dan keluarganya untuk kembali pada April 2020.

Namun, setelah penerbangannya itu dibatalkan, dia tidak dapat mengamankan lagi karena jumlah terbatas dan harga yang mahal di atas biaya karantina di Australia. Dia mengatakan pengobatannya untuk tuberkulosis tidak berhasil dan dia membutuhkan tes diagnostik lebih lanjut yang tidak tersedia di Jawa Tengah, dan juga ingin pulang karena alasan lain.

“Kami adalah keluarga berkewarganegaraan dua, Indonesia dan Australia, stres karena tidak bisa pergi ke Australia dan memiliki orang tua yang lebih tua. Orang yang membutuhkan banyak dukungan kesehatan dan mental dan kami tidak dapat memberikan itu, itu memilukan," ujarnya.

Sedangkan di Bali, Shannon Boulton mengatakan dia sampa berbagi kamar dengan orang lain di Pantai Kuta di Bali setelah bisnisnya, ambruk akibat pandemi dan dia memiliki kursi dalam penerbangan ke Sydney bulan ini dibatalkan.

“Saya depresi, saya cemas, saya ingin pulang. Saya harus menjual semuanya dan kehabisan uang dan ibu saya tidak sehat saat ini sehingga dia membutuhkan saya di rumah,” katanya.

Dia sekarang memiliki penerbangan yang dipesan untuk 19 Oktober yang dia harap tidak akan batal lagi.

Karena varian Delta telah menguasai Indonesia, 16.790 orang asing telah terbang keluar dari bandara internasional Jakarta antara 1 Juli dan 23 Juli termasuk 243 warga Australia, menurut kepala kantor imigrasi bandara Sam Fernando.

Hanya 8.856 orang dari luar negeri yang mendarat di Jakarta pada periode itu termasuk 211 orang Australia, meskipun kedatangan dibatasi oleh pembatasan perjalanan masuk. (OL-12)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Retno Hemawati
Berita Lainnya