Headline

Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.

Fokus

Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.

Beijing Tuduh NATO Membesarkan Teori Ancaman Tiongkok

Nur Aivanni
15/6/2021 15:46
Beijing Tuduh NATO Membesarkan Teori Ancaman Tiongkok
Ilustrasi Tiongkok(AFP)

BEIJING menuduh NATO membesar-besarkan ancaman dari Tiongkok dan menciptakan konfrontasi, setelah janji dari sekutu Barat untuk bekerja sama mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh kebijakannya.

Pada Senin, para pemimpin NATO mengatakan akan bergabung melawan tantangan sistemik yang ditimbulkan oleh kebijakan Tiongkok, ketika Presiden AS Joe Biden memperbarui hubungan Transatlantik Washington pada KTT pertamanya dengan sekutu.

Dalam sebuah pernyataan, para pemimpin mengatakan tindakan Tiongkok yang semakin tegas dalam membangun persenjataan nuklir dan kemampuan antariksa dan perang siber mengancam tatanan internasional.

Menanggapi hal tersebut, sebuah pernyataan dari Misi Tiongkok untuk Uni Eropa menyerukan NATO untuk melihat perkembangan Tiongkok secara rasional, berhenti membesar-besarkan berbagai bentuk 'teori ancaman Tiongkok' dan tidak menggunakan kepentingan yang sah dan hak hukum Tiongkok sebagai alasan untuk memanipulasi politik kelompok, sementara secara artifisial menciptakan konfrontasi.

Baca juga: Biden Galang Dukungan NATO untuk Lawan Tiongkok

Pernyataan tersebut menambahkan bahwa tuduhan NATO adalah fitnah terhadap perkembangan damai Tiongkok.

"Salah menilai situasi internasional dan perannya sendiri, dan itu adalah kelanjutan dari mentalitas Perang Dingin dan psikologi politik kelompok itu yang sedang bekerja," katanya.

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan sekutu akan berusaha untuk bekerja sama dengan Tiongkok pada isu-isu global, seperti perubahan iklim - tetapi mengecam sikap Beijing yang semakin tegas pada isu-isu lain.

Itu disampaikan sehari setelah kedutaan besar Tiongkok di Inggris membalas G-7 karena manipulasi politik, setelah kelompok itu mengkritik catatan hak asasi manusia Tiongkok di Xinjiang dan Hong Kong. (Straits Times/OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik