Headline
Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.
Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.
LEBIH dari 100 mantan perdana menteri, presiden, dan menteri luar negeri termasuk di antara 230 tokoh terkemuka yang menyerukan para pemimpin negara-negara G7 untuk membayar dua pertiga dari $66 miliar (£46,6 miliar) yang diperlukan untuk memvaksinasi negara-negara berpenghasilan rendah terhadap covid-19.
Sebuah surat yang dilihat oleh Guardian menjelang KTT G7 yang akan diselenggarakan oleh Boris Johnson di Cornwall memperingatkan bahwa para pemimpin Inggris, AS, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, dan Kanada harus menjadikan tahun 2021 sebagai titik balik dalam kerja sama global.
Kurang dari 2% orang di Afrika sub-Sahara telah divaksinasi covid-19, sementara Inggris sekarang telah mengimunisasi 70% populasinya dengan setidaknya satu dosis.
Baca Juga: CDC Desak Remaja untuk Divaksin Covid-19
Permohonan itu muncul ketika Johnson menghadapi pemberontakan dari puluhan anggota parlemennya atas pemotongan anggaran bantuan luar negeri, yang telah menghantam negara-negara miskin dan proyek penelitian virus korona.
Pada Minggu (6/6), Johnson mengatakan dia akan meminta rekan-rekannya di KTT G7 untuk menghadapi tantangan terbesar di era pascaperang dengan memvaksinasi dunia pada akhir tahun depan, tetapi tidak memberikan secara spesifik tentang pendanaan atau pembagian dosis.
Di antara penandatangan surat tersebut adalah Gordon Brown dan Tony Blair, dengan kedua mantan perdana menteri itu mengesampingkan perbedaan masa lalu untuk bergabung dalam upaya menekan G7.
Tokoh terkemuka yang telah menandatangani surat itu termasuk mantan Sekretaris Jenderal PBB Ban-Ki Moon, mantan Presiden Irlandia Mary Robinson dan 15 mantan pemimpin Afrika termasuk Presiden Olusegun Obasanjo dari Nigeria, John Mahama dari Ghana dan FW de Klerk dari Afrika Selatan.
Penandatangan lainnya termasuk mantan menteri pembangunan luar negeri Inggris Lynda Chalker, pendiri Virgin Richard Branson, kepala Wellcome Trust, Jeremy Farrar, Pemenang Nobel bidang ekonomi Bengt Holmström dan ekonom Lord O'Neill.
Mereka berpendapat bahwa investasi tersebut terjangkau dan penting untuk menghentikan penyebaran varian baru virus korona yang dapat merusak vaksin saat ini. "Tahun 2020 menjadi saksi kegagalan kerja sama global, tetapi 2021 dapat mengantarkan era baru. Tidak ada seorang pun di mana pun yang aman dari covid-19 sampai semua orang aman di mana-mana," kata mereka.
"Dukungan dari G7 dan G20 yang membuat vaksin mudah diakses oleh negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah bukanlah tindakan amal, melainkan dalam kepentingan strategis setiap negara, dan seperti yang dijelaskan oleh IMF [Dana Moneter Internasional] adalah 'investasi publik terbaik dalam sejarah'," tutur mereka.
Diperkirakan $66 miliar selama dua tahun diperlukan untuk upaya vaksin global. Para mantan pemimpin mengatakan G7 harus membayar dua pertiga dari biaya itu, sesuai dengan ukuran ekonomi mereka. (The Guardian/Nur/OL-10)
Sejalan dengan penjelasan Kementerian Kesehatan yang menyebutkan vaksinasi booster covid-19 tetap direkomendasikan.
Pemakaian masker, khususnya di tengah kerumunan mungkin dapat dijadikan kebiasaan yang diajarkan kepada anak-anak.
Perusahaan ini fokus menggunakan teknologi vaksin berdasarkan mRNA pada Desember 2020, vaksin COVID-19 produksi mendapatkan izin penggunaan darurat di amerika serikat.
MEDIAINDONESIA.COM 20 Mei 2025 menurunkan berita berjudul ‘Covid-19 Merebak di Singapura dan Hong Kong, Masyarakat Diminta Waspada’.
Seiring dengan merebaknya kasus mpox, muncul banyak spekulasi yang menghubungkannya dengan vaksin covid-19.
Vaksin penguat atau booster Covid-19 masih diperlukan karena virus dapat bertahan selama 50-100 tahun dalam tubuh hewan.
KONFLIK Iran-Israel dapat berdampak sangat negatif terhadap Suriah jika terus meningkat.
PERSERIKATAN Bangsa-Bangsa (PBB) menyerukan semua pihak untuk menahan diri dari tindakan dan retorika yang bisa memperburuk ketegangan antara Israel dan Iran.
Seluruh negara di dunia diminta untuk mengambil langkah nyata guna menekan Israel.
PERSERIKATAN Bangsa-Bangsa (PBB) terpaksa memangkas secara signifikan rencana bantuan kemanusiaan global untuk 2025. Soalnya, pasokan dana mengalami penurunan.
KEPALA Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Volker Turk mengecam keras tindakan militer Israel di Jalur Gaza yang terus dilanda kekerasan.
YAYASAN Kemanusiaan Gaza (GHF) yang mendapat dukungan dari Amerika Serikat mengumumkan bahwa mereka tidak akan menyalurkan bantuan pada Rabu (4/6).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved