Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

PBB Peringatkan Militer Myanmar tidak Serang Demonstran

Nur Aivanni
16/2/2021 18:39
PBB Peringatkan Militer Myanmar tidak Serang Demonstran
Gelombang protes masyarakat terhadap kudeta militer di Myanmar.(AFP)

UTUSAN khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah memperingatkan tentara Myanmar tentang konsekuensi untuk setiap tindakan represif terhadap pengunjuk rasa. Gelombang protes publik semakin meluas di tengah kudeta militer.

Meski kendaraan lapis baja dan sejumlah pasukan telah dikerahkan ke beberapa kota besar, pengunjuk rasa terus melakukan demonstrasi. Mereka mengecam pengambilalihan kekuasaan pada 1 Februari lalu. Serta, menuntut pembebasan pemimpin yang ditahan Aung San Suu Kyi dan pejabat lainnya.

Aksi protes pada Senin waktu setempat lebih berskala kecil, dibandingkan ratusan ribu orang yang hadir dalam demonstrasi sebelumnya. Pada Selasa ini, kerumunan orang terpantau di dua lokasi wilayah Yangon.

Baca juga: Gelombang Protes Anti-Kudeta Bergema di Myanmar

Pertama, gerakan protes ada di dekat universitas. Aksi protes lainnya terjadi di dekat Bank Sentral. Pengunjuk rasa ingin menekan staf agar bergabung dalam gerakan pembangkangan sipil.

Militer telah memutus koneksi internet pada dua malam berturut-turut. Koneksi internet mulai pulih pada Selasa pagi waktu setempat.

Utusan Khusus PBB Christine Schraner Burgener berbicara kepada wakil kepala junta, dalam komunikasi yang langka antara tentara Myanmar dan dunia luar.

"Burgener telah menegaskan bahwa hak berkumpul secara damai harus dihormati sepenuhnya. Para demonstran tidak boleh mengalami tindakan kekerasan," tutur Juru Bicara PBB Farhan Haq.

Baca juga: Trump Lengser, Rencana Akusisi TikTok di AS Ditunda

"Dia menyampaikan kepada militer Myanmar bahwa dunia sedang mengawasi dengan saksama. Segala bentuk tanggapan keras kemungkinan besar memiliki konsekuensi yang parah," imbuhnya.

Dalam catatan pertemuan itu, tentara Myanmar mengatakan Wakil Panglima Soe Win telah membahas rencana dan informasi pemerintah tentang situasi sebenarnya di Myanmar.

Sebuah kelompok aktivis, Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik, mencatat 426 penangkapan sejak kudeta militer. Mereka khawatir militer terus memutus koneksi internet untuk menangkap lebih orang.(France24/OL-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya