Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Tiga Raksasa Farmasi AS Kembangkan Vaksin Varian Baru

Insi Nantika Jelita
14/2/2021 23:00
Tiga Raksasa Farmasi AS Kembangkan Vaksin Varian Baru
Ilustrasi(AFP)

PERUSAHAAN farmasi raksasa asal Amerika Serikat, Pfizer Inc, Moderna dan Johnson & Johnson dikabarkan akan mengembangkan vaksin covid-19 untuk varian baru pada musim gugur mendatang atau sekitar September hingga Desember.

Varian virus korona berbahaya yang teridentifikasi di Afrika, Eropa, dan Amerika Selatan yang meluas, mendorong para ilmuwan di Inggris dan negara lain mengembangkan beberapa versi patogen dalam satu suntikan.

 

Peneliti utama pada uji coba dari Oxford Andrew Pollard mengungkapkan, salah satu masalah yang dihadapi perusahaan farmasi dalam mengembangkan vaksin ini ialah, mereka masih tidak mengetahui virus mana yang akan paling menyebar luas pada bulan-bulan mendatang.

 

"Virus ini kemungkinan akan terus berkembang di bawah tekanan dari kekebalan manusia sehingga dapat berubah seiring waktu," ungkap Andrew dilansir Bloomberg, Minggu (14/2).

Spesialis vaksin dari Universitas Washington, AS, Michael Kinch menuturkan, para peneliti sedang mempertimbangkan sejumlah cara untuk mengatasi tantangan tersebut.

Strategi lain yang bakal ditempuh ialah memasukkan berbagai antigen, molekul dalam vaksin yang memicu respons kekebalan.

Kinch menambahkan, jika diperlukan, perusahaan farmasi harus dapat dengan cepat mendesain ulang inokulasi mereka berdasarkan protein lonjakan khas yang digunakan virus korona untuk menyerang sel manusia.

Varian covid-19 baru, termasuk B.1.1.7 yang muncul di Inggris selatan, telah mematahkan optimisme soal suntikan vaksin mRNA yang dikatakan efektif dari Pfizer Inc dan Moderna Inc pada akhir tahun lalu.

Varian tersebut kemungkinan dikaitkan dengan risiko rawat inap dan kematian yang lebih besar daripada versi sebelumnya, menurut sebuah laporan yang diterbitkan oleh pemerintah AS.

Dilaporkan bahwa ada kemungkinan B.1.1.7 meredam respons antivirus inang dan bergerak lebih dalam ke paru-paru lebih cepat, kata Julian Hiscox, spesialis virus korona dari Universitas Liverpool, Inggris. (Bloomberg/OL-8)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Polycarpus
Berita Lainnya