Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
FACEBOOK memberlakukan pembatasan terhadap penguasa militer Myanmar untuk mencegah mereka menyebarkan informasi yang salah. Situs jejaring sosial tersebut mengatakan pada Jumat (12/2) bahwa tindakan itu akan mengurangi distribusi semua konten dan profil yang dijalankan oleh militer Myanmar.
Perusahaan menuturkan bahwa para jenderal terus menyebarkan informasi yang salah setelah mereka merebut kekuasaan dan menahan para pemimpin sipil dalam kudeta.
“Tindakan itu bukan larangan. Tetapi ditujukan untuk mengurangi jumlah orang yang melihat konten dan akan diterapkan ke halaman resmi yang dijalankan oleh tentara dan satu oleh juru bicara militer,” kata Facebook dalam sebuah pernyataan.
“Mereka juga akan mencakup halaman tambahan yang dikontrol militer yang berulang kali melanggar kebijakan informasi yang salah. Halaman tersebut tidak akan lagi muncul di feed berita sebagai rekomendasi,” tambahnya.
Raksasa media sosial itu juga mengatakan telah menangguhkan kemampuan lembaga pemerintah Myanmar untuk mengirim permintaan penghapusan konten ke Facebook melalui saluran normal yang digunakan oleh pihak berwenang di seluruh dunia.
“Secara bersamaan, kami melindungi konten, termasuk pidato politik, yang memungkinkan rakyat Myanmar untuk mengekspresikan diri dan menunjukkan kepada dunia apa yang terjadi di dalam negara mereka,” kata Direktur Kebijakan Publik Facebook Rafael Frankel.
Ratusan ribu orang telah melakukan protes di seluruh Myanmar sejak tentara menggulingkan pemerintah sipil yang dipimpin oleh Aung San Suu Kyi dan menahan sebagian besar pemimpin tertinggi pada 1 Februari.
Pada Jumat terdapat ratusan pawai terpisah di Yangon ketika orang-orang menandai hari libur umum Union Day sebagai pertunjukan pembangkangan terbesar sejak pengambilalihan militer.
Saksi mata mengatakan ada ratusan pawai terpisah, masing-masing dengan sekitar 2.000 peserta, dan semua berkumpul di titik fokus seperti Hledan, pagoda Sule, dan kedutaan Rusia dan Tiongkok. Satu pawai terdiri dari penggemar tim sepak bola Inggris yang bergabung bersama untuk melampiaskan amarah mereka.
Seorang mahasiswa pengunjuk rasa di luar kedutaan Rusia berkata, “Kami tidak ingin bergabung dengan demonstrasi utama di pagoda Sule karena kami khawatir militer akan pergi ke sana. Militer tidak akan melakukan apa pun di luar kedutaan karena akan merusak citra mereka sehingga kami merasa lebih aman di sini.”
“Kami benci kudeta militer. Jika militer melakukan sesuatu yang bodoh, lebih banyak orang akan keluar,” tegasnya.
Ada juga aksi unjuk rasa di banyak kota dan wilayah lain termasuk protes perahu di tempat wisata Danau Inle di negara bagian Shan, dan pawai melalui kuil kuno Bagan yang terkenal.
Kerumunan besar diperkirakan akan semakin padat pada hari Sabtu karena merupakan hari ulang tahun Aung San, pahlawan kemerdekaan negara dan ayah dari pemimpin yang ditahan, Aung San Suu Kyi
Hari ini juga ditandai dengan junta yang memerintahkan pembebasan lebih dari 23.000 tahanan. Amnesti massal untuk mengosongkan sistem penjara negara yang penuh sesak adalah hal biasa pada tanggal-tanggal penting setempat.
Namun Ye Wai Phyo Aung, salah satu pendiri organisasi hak asasi manusia Athan, mengatakan bahwa meskipun banyak narapidana telah menjadi sasaran perlakuan tidak adil dalam sistem peradilan pidana, dia mengkhawatirkan tujuan di balik pengampunan massal.
“Jika tujuan militer adalah menciptakan kekacauan di masyarakat, itu brutal,” katanya.
“Militer harus membebaskan semua pemimpin protes, pengunjuk rasa, aktivis dan politisi yang ditangkap. Jika militer benar-benar ingin menyenangkan rakyat, satu-satunya cara adalah dengan menjatuhkan semua kekuatan politik dan kembali ke barak,” tambahnya.
Pemberitahuan terpisah mengatakan 55 tahanan asing lainnya juga akan dibebaskan.
Kedua perintah tersebut ditandatangani oleh ketua junta, Jenderal Min Aung Hlaing. Tidak ada rincian lebih lanjut tentang tahanan yang dibebaskan dalam pengumuman tersebut.
Sementara itu, pasukan keamanan melakukan serangkaian penangkapan lainnya dalam semalam, dengan mereka yang ditahan termasuk setidaknya satu dokter yang ikut serta dalam kampanye pembangkangan sipil yang meningkat. Anggota komisi pemilihan, pegawai negeri sipil yang memprotes kudeta, politisi dan aktivis juga ditahan.
Hein Min Aung, seorang astrolog terkemuka, dilaporkan ditangkap karena unggahan Facebooknya yang menunjukkan pisau melingkari lilin.
“Itu adalah ritual untuk melenyapkan kekuatan yang mendukung diktator,” tulisnya.
Di antara mereka yang ditahan malam sebelumnya adalah salah satu ajudan Aung San Suu Kyi, Kyaw Tint Swe, wakil ketua majelis rendah parlemen, Tun Tun Hein, dan kepala menteri negara bagian Rakhine, Nyi Pu. Para pemimpin protes di wilayah Mandalay dan demonstran di negara bagian Rakhine juga ditahan, menurut media lokal. (The Guardian/OL-13)
Baca Juga: Pimpinan Militer Myanmar Sebut Kudeta tidak Bisa Dihindari
Mulanya dia membagikan link dari produk-produk yang memiliki harga murah di Lazada ke pengikutnya di Facebook.
Hasil triwulanan untuk Facebook, dengan penjualan, pendapatan iklan, pengguna harian dan harga saham.
Merasa tidak pernah mengklik tombol "Like" pada fanpage Anies Baswedan di Facebook, banyak warganet protes.
Subdit 3 Resmob Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya menangkap seorang pria berinisial AHH alias H, 28, di kediamannya di daerah Tigaraksa, Kabupaten Tangerang.
Tubagus memastikan kasus yang menjerat Ravio masih dalam penyelidikan. Pihaknya belum menaikan kasus tersebut ke tahap penyidikan.
Marullah telah melaporkan akun itu ke kepolisian terkait pencatutan namanya.
Gedung Putih menyatakan bahwa menangani masalah kudeta di Myanmar adalah prioritas bagi Amerika Serikat dan peninjauan terhadap sanksi untuk negara tersebut.
Seorang pejabat senior dari NLD mengatakan dirinya telah mengetahui Aung San Suu Kyi berada di bawah tahanan rumah di ibu kota Naypyidaw
Indonesia dan Malaysia berharap persoalan politik yang terjadi di Myanmar bisa diselesaikan sesuai dengan hukum yang berlaku.
Twitter mengutuk langkah Myanmar yang memblokir akses ke platformnya, sebagai bagian dari tindakan keras yang meluas di media sosial beberapa hari setelah kudeta.
Akses internet telah dipulihkan di Myanmar pada Minggu (7/2), lapor Netblocks, ketika blokade web nasional gagal mengekang kemarahan publik dan protes terhadap kudeta militer.
Kudeta militer tersebut telah memicu kecaman dari dunia internasional, meskipun Tiongkok menolak untuk mengkritik para jenderal tersebut.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved